New York (ANTARA) - Wall Street ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), didukung data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dengan angka penjualan ritel mengisyaratkan kesehatan konsumen yang kuat dan mengurangi kekhawatiran tentang Federal Reserve yang mungkin harus menjadi lebih agresif dalam menghadapi kenaikan inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 54,77 poin atau 0,15 persen, menjadi 36.142,22 poin. Indeks S&P 500 naik 18,10 poin atau 0,39 persen, menjadi 4.700,90 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 120,01 poin atau 0,76 persen, menjadi 15.973,86 poin.
Empat dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor consumer discretionary dan teknologi masing-masing terangkat 1,38 persen dan 1,07 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor real estate tergelincir 0,65 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk
Baca juga: Wall St beragam, S&P 500 dan Nasdaq teruskan penutupan tertinggi
Data menunjukkan penjualan ritel melonjak 1,7 persen pada Oktober, kenaikan terbesar sejak Maret dan di atas perkiraan 1,4 persen, menunjukkan orang Amerika telah memulai belanja liburan lebih awal dalam upaya untuk menghindari kekurangan barang di tengah rantai pasokan yang meregang.
Pengecer Home Depot Inc melonjak 5,73 persen menjadi ditutup pada rekor tertinggi dan memiliki persentase kenaikan satu hari terbesar sejak April 2020 setelah penjualan triwulanannya hampir 2 miliar dolar AS mengalahkan perkiraan dan dengan mudah melampaui perkiraan laba per saham.
"Ini membuat orang-orang lega karena prospek ritel masih cukup cerah," kata Brian Jacobsen, ahli strategi investasi senior di Allspring Global Investments di Menomonee Falls, Wisconsin.
"Prospeknya adalah di mana harga-harga naik tetapi belanja konsumen masih kuat dan sepertinya rantai pasokan tertekan tetapi kami masih bisa mendapatkan barang-barang di rak."
Walmart Inc, pengecer konvensional terbesar di negara itu, menaikkan perkiraan penjualan dan laba tahunannya. Namun, sahamnya menyerahkan kenaikan awal, dan jatuh 2,55 persen, persentase penurunan harian terbesar sejak Mei, karena kemacetan rantai pasokan mengurangi margin dan membebani sektor kebutuhan pokok konsumen.
Pengecer Target Corp, Macy's Inc dan Kohl's Corp akan menyampaikan laporan keuangan mereka minggu ini.
Baca juga: Wall St beragam, saham siklikal tekan S&P 500
Data lain pada hari itu menunjukkan produksi manufaktur AS melonjak ke level tertinggi dua setengah tahun pada Oktober.
Data positif membantu investor melihat komentar masa lalu dari Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard, yang menyerukan sikap lebih hawkish oleh bank sentral dalam menanggapi kenaikan inflasi.
Sebaliknya, Presiden Bank Federal Reserve San Francisco, Mary Daly pada Selasa (16/11) menyerukan kesabaran bank sentral dalam menghadapi inflasi tinggi yang, dia prediksi, kemungkinan akan memudar dengan sendirinya saat pandemi mereda.
Investor juga telah mengamati kemungkinan bahwa Presiden Joe Biden dapat memilih ketua baru Federal Reserve karena masa jabatan Jerome Powell akan berakhir pada Februari 2022, dengan Biden mengatakan pada Selasa (16/11) sore bahwa ia akan membuat keputusan akhir dalam waktu sekitar empat hari.
Saham teknologi juga bergerak lebih tinggi, naik 1,07 persen, sebagian terangkat oleh lonjakan 7,89 persen di pembuat chip Qualcomm Inc, yang naik setelah mengatakan pembuat mobil Jerman BMW akan menggunakan chipnya dalam sistem bantuan pengemudi dan sistem swa-kemudi generasi berikutnya.
Pembuat mobil listrik Tesla Inc membukukan kemajuan pertamanya dalam empat sesi, bahkan ketika CEO Elon Musk menjual 930 juta dolar sahamnya. Saham Tesla telah jatuh lebih dari 15 persen minggu lalu setelah Musk mulai menjual saham.
JPMorgan Chase & Co juga menggugat Tesla sebesar 162,2 juta dolar AS atas pelanggaran kontrak terkait dengan waran saham.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,53 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,02 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.