New York (ANTARA) - Wall Street sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi selera terhadap saham-saham teknologi, sementara saham Boeing menguat di tengah tanda-tanda permintaan untuk pesawat kargonya.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 12,86 poin atau 0,04 persen, menjadi menetap di 36.087,45 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 0,05 poin atau 0,0011 persen, menjadi berakhir di 4.682,80 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melemah 7,11 poin atau 0,04 persen menjadi 15.853,85 poin.
Empat dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona warna merah, dengan sektor perawatan kesehatan merosot 0,64 persen, memimpin penurunan. Sementara itu sektor utilitas menguat 1,31 persen, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.
Sektor teknologi turun 0,11 persen, menjadi salah satu hambatan terbesar hari ini karena imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak lebih tinggi, dengan imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun menyentuh level tertinggi sejak 27 Oktober.
Baca juga: Fed proyeksikan kenaikan suku bunga untuk 2023
Imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi cenderung membebani pada sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti teknologi, karena mengurangi pendapatan masa depan dari sektor ini.
Saham-saham bank, yang diuntungkan dari kenaikan imbal hasil, menguat karena investor memposisikan diri untuk dampak potensial dari pengurangan pembelian aset besar-besaran oleh Federal Reserve dan menjelang jadwal penjualan obligasi baru 20 tahun pada pekan ini.
“Wall Street benar-benar terpaku pada apa yang terjadi di pasar obligasi. Kami mulai melihat imbal hasil meningkat dan itu, pada akhirnya, akan menandakan bahwa ada lebih banyak kegugupan bahwa Fed bisa sedikit terlambat untuk memberikan kenaikan suku bunga dan akan dipaksa bereaksi jauh lebih cepat, mengingat tekanan inflasi,” kata Analis Pasar Senior OANDA, Ed Moya.
"Anda melihat perdagangan beragam sekarang sebab, sementara banyak pedagang fokus pada apakah tekanan inflasi ini akan membuat obligasi pemerintah atau suku bunga naik, Anda juga melihat manufaktur membaik di Empire State dan lebih banyak optimisme dari luar negeri."
Data pada Senin (15/11/2021) menunjukkan aktivitas manufaktur di New York melonjak menjadi 30,9 pada November, jauh di atas angka sebelumnya 19,8 dan perkiraan 21,2.
Baca juga: indeks Nasdaq melambung 2,32 persen
Fokus minggu ini adalah pada laporan pendapatan dari beberapa pengecer besar termasuk Walmart Inc, Target Corp, Home Depot Inc dan Macy's Inc. Hasil mereka akan melengkapi musim laporan keuangan kuartal ketiga yang optimis, yang membantu mendorong Wall Street ke level tertinggi baru.
Data penjualan ritel untuk Oktober juga akan dirilis pada Selasa waktu setempat, dan diperkirakan akan mengungkapkan tanda-tanda dampak inflasi terhadap belanja konsumen.
Boeing Co, melonjak 5,49 persen, merupakan dorongan utama bagi Dow Jones Industrials, ketika sahamnya ditutup pada level tertinggi tiga bulan setelah maskapai Emirates mengumumkan pesanan untuk dua 777 Freighter dan Saudi Arabian Airlines sedang dalam pembicaraan dengan pembuat pesawat itu untuk pesanan jet berbadan lebar.
Acara Dubai Airshow adalah konferensi kedirgantaraan besar pertama sejak pandemi menghancurkan perjalanan udara penumpang, dengan investor memantau untuk melihat bagaimana industri mengatasi dinamika baru.
Pembuat mobil listrik Tesla Inc turun 1,94 persen setelah CEO Elon Musk terlibat dalam perselisihan dengan Bernie Sanders ketika senator AS menuntut orang kaya membayar "bagian yang adil" dari pajak mereka.
Penurunan Tesla mengikuti penurunan tajam 15,4 persen minggu lalu setelah Musk melepas saham gabungan senilai 6,9 miliar dolar AS di perusahaan tersebut.
Sektor material S&P, turun 0,46 persen, termasuk di antara sektor dengan kinerja terburuk untuk sesi ini di tengah tanda-tanda pelemahan di sektor properti China, pendorong utama permintaan logam global, yang membebani para penambang.
Dollar Tree Inc melonjak 14,28 persen dan merupakan persentase keuntungan teratas di S&P 500 setelah aktivis investor Mantle Ridge LP mengungkapkan kepemilikan 5,7 persen saham di pengecer diskon tersebut.