Dengan nama pogram Tempat Olahan Sampah Setempat (TOSS) pengelola TPS di 'Bumi Saraba Kawa' ini diharapkan bisa mengolah sampah menjadi bahan energi.
"Sistem TOSS sendiri untuk mengganti paradigma pengolahan sampah sederhana agar menjadi bahan energi," jelas satu tenaga pelatih Made Indradjaja Brunner.
Menurut Made pengolahan sampah yang sebelumnya hanya mengacu pada kumpul, angkut dan buang melalui TOSS sampah dapat diolah menjadi alternatif bentuk lain yakni briket. Pelatihan sendiri dilaksanakan di TPS 3R Tanjung Selatan Bersinar Mabuun Kecamatan Murung Pudak
Program TOSS ungkap Made dapat mengurangi jumlah sampah terangkut ke TPA karena proses pengolahan sudah dilakukan sebelumnya di TPS.
Lebih lanjut Made menjelaskan sebelumnya di TPS 3R sampah organik diolah menjadi kompos dan pemanfaatan sampah anorganik yang dapat dijual berupa botol plastik dan semacamnya.
Sedangkan pengolahan sampah melalui metode TOSS terbilang sederhana dengan proses pengeringan secara alami atau peuyeumisasi dalam kotak berbahan bambu.
Tiap lapisan sampah dalam kotak disiram dengan cairan bioaktivator kemudian secara terus menerus dilakukan hingga box penuh. Selanjutnya sampah dibiarkan kering dan kemudian dicacah sebelum dipadatkan hingga menjadi bentuk briket atau dalam bentuk lebih kecil serupa pellet.
"Hasil uji briket atau pellet yang dihasilkan memiliki kalor bakar hingga 3000 kkal/kg dan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif," jelas Made.
Salah satunya dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor, sebagai pengganti kayu bakar dalam industri batu bata hingga supplemen batu bara dalam proses produksi energi dari pembangkit listrik tenaga uap.
Para pengelola TPS pun diharapkan lebih terbiasa dalam pengelolaan sampah melalui program TOSS dengan memilah sampah dalam kondisi kering sehingga mudah dalam pengolahan briket.
