Oleh Ulul Maskuriah
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Dirjen Perhubungan Laut Adolf R Tambunan mengatakan pelabuhan di wilayah Kalimantan merupakan pelabuhan yang cukup banyak masalah dibanding daerah lainnya.
Menurut Adolf di Banjarmasin pada sosialisasi tentang pembinaan dan penataan koperasi tenaga kerja bongkar muat, Kamis mengatakan, banyaknya persoalan di pelabuhan Kalimantan antara lain terkait adanya lalu lintas angkutan batu bara.
"Seperti di Kalimantan Selatan cukup banyak persoalan tentang bongkar muat batu bara yang sering dikeluhkan oleh berbagai pihak, baik oleh buruh bongkar muat maupun perusahaan," katanya.
Saat ini, tambah Adolf, perkembangan teknologi bongkar muat cukup pesat, sehingga banyak fasilitas bongkar muat yang kini memanfaatkan teknologi tersebut, termasuk sektor tambang batu bara.
Perkembangan teknologi tersebut, kata dia, banyak membuat para buruh bongkar muat kehilangan pekerjaan di sektor itu, sehingga mereka menuntut untuk tetap dipekerjakan, karena upah disektor batu bara lebih besar dibandingkan dibidang lain.
"Persoalan-persoalan tersebut yang harus diatur dan dicarikan solusi terbaik oleh seluruh pihak," katanya.
Selain itu, kata dia, juga masalah waktu atau lama bongkar muat, yang seharusnya bisa dilakukan beberapa jam, namun karena terjadinya berbagai kendala antara lain dermaga yang tidak memadai, membuat bongkar muat dilakukan lebih lama.
Kondisi tersebut, kata dia, bila tidak segera dicarikan solusinya, juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi daerah.
"Hal-hal tersebut yang akan terus kita evalusi untuk segera dicarikan jalan keluarnya, termasuk Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, kalau memang tidak memungkinkan untuk dikembangkan tidak menutup kemungkian dicarikan lokasi baru," katanya.
Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia Kalimantan Selatan Djumadri mengatakan, perlu adanya spesialisasi pekerja bongkar muat, antara lain untuk peti kemas, batu bara dan sektor lainnya.
"Karena tidak ada spesialisasi tersebut banyak buruh yang enggan bekerja di sektor bongkar muat peti kemas, dan banyak yang memilih kerja di batu bara dengan upah lebih besar, sehingga terjadi ketimpangan," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, tentu sangat mengganggu arus bongkar muat barang, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi Kalsel.
"Dengan adanya spesialisasi, tersebut diharapkan tidak ada lagi rebutan lahan bongkar muat untuk masing-masing bidang atau sektor," katanya.
Pelabuhan Kalimantan Banyak Masalah
Kamis, 21 Maret 2013 21:08 WIB