Harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit oleh pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, selama 15 hari terakhir mengalami penurunan sebanyak empat kali, diduga karena pengaruh penurunan harga minyak mentah kelapa sawit (CPO) dunia.

“Harga sawit turun lagi. Saat ini harganya turun berkisar Rp20-Rp50 per kilogram i seluruh pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini,” kata Kepala Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Sudianto di Mukomuko, Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan hal itu setelah menerima data terbaru terkait harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari sebanyak 11 pabrik  yang tersebar di sejumlah kecamatan di daerah ini.

Harga pembelian TBS oleh pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini mulai turun tanggal 24 April 2019 yakni berkisar sebesar Rp20- Rp45 per kilogram, lalu tanggal 26 April 2019 turun lagi sebesar Rp30 per kilogram.

Kemudian harga TBS sawit turun lagi pada tanggal 2 Mei 2019 yakni berkisar Rp50-Rp105 per kilogram dan sekarang harga pembelian TBS sawit oleh pabrik kembali turun Rp20- Rp50 per kilogram.

Ia menyebutkan harga pembelian TBS oleh pabrik minyak kelapa sawit PT SSJA di daerah ini turun dari sebesar Rp1.050 menjadi Rp1.000 per kilogram.

Kemudian PT KSM saat ini membeli TBS sawit petani dengan harga sebesar Rp1.020 per kilogram, menurun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp1.050 per kilogram. Sedangkanharga TBS sawit di PT MMIL turun dari sebesar Rp1.130 menjadi Rp1.020 per kilogram.

Kemudian harga TNS sawit di PT AMK turun dari sebesar Rp1.050 menjadi Rp1.020 per kilogram, harga TBS sawit di PT KAS turun dari sebesar Rp1.050 menjadi Rp1.020 per kilogram, harga TBS sawit di PT DDP Desa Lubuk Bento dan Kecamatan Ipuh masing-masing turun dari sebesar Rp1.120 menjadi Rp1.090 per kilogram.

Harga TBS di PT USM turun dari sebesar Rp1.180 menjadi Rp1.130 per kilogra, harga di PT BMK turun dari sebesar Rp1.170 menjadi Rp1.120 per kilogram, dan di PT GSS turun dari sebesar Rp1.160 menjadi Rp1.110 per kilogram.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019