Warga Kabupaten Barito Kuala ( Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengeluhkan hama "warik" atau kera liar yang serangannya makin menjadi-jadi belakangan ini.
Pasalnya warga Batola tersebut tidak bisa berkebun dan menanam padi, karena serangan warik, ujar anggota DPRD Kalsel asal daerah pemilihan kabupaten itu, Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH di Banjarmasin, Senin.
"Mereka yang mengeluh tersebut, tepatnya warga Desa Sungai Pantai Kecamatan Rantau Badauh (sekitar 30 kilometer barat Banjarmasin), dan mereka sampaikan saat saya reses beberapa hari lalu" tuturnya menjawab Antara Kalsel.
"Apalagi warik-warik itu tergolong ganas (bisa menyerang orang), tidak sejinak warik di objek wisata Pulau Kembang Batola yang berbeda di tengah Sungai Barito," lanjut Karlie yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel.
Menanggapi keluhan warga Desa Sungai Pantai tersebut, anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel yang juga membidangi pertanian itu akan mengirim surat kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provinsi setempat.
"Kita akan kirim surat kepada BKSDA Kalsel di Banjarbaru terkait masalah hama warik tersebut, bagaimana solusinya," lanjut mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.
"Karena untuk sementara ini tidak ada matapencaharian lain warga 'Bumi Salidah' Batola tersebut, berkebun dan bercocok tanam padi. Oleh sebab itu, perlu solusi terhadap permasalahan hama warik itu," demikian Karlie Hanafi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Pasalnya warga Batola tersebut tidak bisa berkebun dan menanam padi, karena serangan warik, ujar anggota DPRD Kalsel asal daerah pemilihan kabupaten itu, Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH di Banjarmasin, Senin.
"Mereka yang mengeluh tersebut, tepatnya warga Desa Sungai Pantai Kecamatan Rantau Badauh (sekitar 30 kilometer barat Banjarmasin), dan mereka sampaikan saat saya reses beberapa hari lalu" tuturnya menjawab Antara Kalsel.
"Apalagi warik-warik itu tergolong ganas (bisa menyerang orang), tidak sejinak warik di objek wisata Pulau Kembang Batola yang berbeda di tengah Sungai Barito," lanjut Karlie yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel.
Menanggapi keluhan warga Desa Sungai Pantai tersebut, anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel yang juga membidangi pertanian itu akan mengirim surat kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provinsi setempat.
"Kita akan kirim surat kepada BKSDA Kalsel di Banjarbaru terkait masalah hama warik tersebut, bagaimana solusinya," lanjut mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.
"Karena untuk sementara ini tidak ada matapencaharian lain warga 'Bumi Salidah' Batola tersebut, berkebun dan bercocok tanam padi. Oleh sebab itu, perlu solusi terhadap permasalahan hama warik itu," demikian Karlie Hanafi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019