Kerajinan yang berbahan baku tanaman purun yang dikerjakan secara turun temurun ternyata mampu membuka peluang tenaga kerja tidak kurang dari 30 ribu orang lebih yang tersebat pada empat kabupaten di Kalimantan Selatan.

Berdasarkan hasil kajian dan analisis Bank Indonesia yang disampaikan pada forum diskusi tentang lending model kerajinan purun di Bank Indonesia, Selasa, kerajinan secara turun temurun tersebut kini cukup menjanjikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Devisi Ekonomi Moneter KPW BI Wilayah II Kalimantan, Triatmo Doriyanto di Banjarmasin, mengatakan BI telah melakukan penilitian ke empat kabupaten penghasil purun terbesar di daerah ini.

Empat Kabupaten tersebut, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang kini memiliki sebanyak 12.337 unit usaha purun dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 22.399 orang, selanjutnya Kabupaten Tapin sebanyak 1.320 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.601 orang.

Selain itu Kabupaten Tabalong sebanyak 260 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 480 orang, dan terakhir yaitu Kabupaten Barito Kuala yang perajinnya tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan di kabupaten tersebut.

"Banyaknya perajin purun dan potensi pasar yang masih sangat luas, membuat BI ingin menjadikan kerajinan ini sebagai simbol daerah sebagaimana layaknya sasirangan," katanya.

Menurut dia, peluang pemasaran kerajinan anyaman purun di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten masih cukup besar, bahkan di tingkat nasional sekalipun.

"Apalagi tas purun bentuk kotak dan bundar memberikan nuansa inovasi untuk terus bisa dikembangkan di daerah ini," katanya.

Purun adalah tanaman seperti rumput liar yang hanya tumbuh di daerah rawa atau daerah lebak, sehingga potensi tanaman ini cukup besar di Kalsel sehingga layak untuk terus dikembangkan.

Apalagi beberapa daerah seperti Tapin dan Tanahlaut menjadikan purun sebagai salah satu lambang daerah berdampingan dengan padi yang bermakna purun merupakan salah satu sumber penghidupan warga Kalsel atau kabupaten tersebut.

Besarnya potensi kerajinan tersebut untuk terus dikembangkan dan dipasarkan baik di tingkat nasional dan internasional, membuat BI menjadikan kerajinan ini sebagai salah satu usaha yang harus mendapatkan perhatian dari seluruh perbankan.

"Kita akan menjadikan purun ini sebagai klaster usaha mikro kecil dan menengah sebagiamana klaster padi di Batola, karet di Tabalong dan beberapa usaha yang mendorong pertumbuhan ekonomi Kalsel lainnya," katanya.

  Para perajin, bakal mendapatkan kemudahan untuk bisa mengakses modal di perbankan, melalui penjaminan pemerintah maupun lainnya.

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012