Semen tidak lagi mengalami kelangkaan di pasaran Banjarmasin dan sekitarnya dalam pekan terakhir ini, demikian dilaporkan, Sabtu.

Jenis bahan bangunan tersebut pada Juli lalu sempat mengalami kelangkaan, dan kalaupun ada harganya melambung, sehingga masyarakat yang membutuhkan jadi kelimpungan.

Sebagai contoh semen merk Gresik dari Jawa Timur (Jatim) dan Tonasa dari Sulawesi Selatan (Sulsel), di pasaran Banjarmasin dan sekitarnya bulan lalu sempat kosong.

Tapi kedua jenis semen eks Jatim dan Sulsel tersebut, kini banyak tersedia di pasaran Banjarmasin dan sekitarnya, seperti di Banjarbaru.

Begitu pula jenis semen merk lain, seperti Tiga Roda dan Indocement, kini persediaan di pasaran tidak masalah lagi.

Namun harga barang dagangan yang biasa digunakan untuk bangunan beton tersebut bersama bahan lainnya, belakangan ini mengalami kenaikan.

Seperti semen Gresik dari sebelumnya Rp67.000/zak (isi 50 Kg) menjadi Rp70.000, Tiga Roda semula Rp63.000/zak (isi 50 Kg) kini menjadi Rp66.000/zak.

Bahan bangunan lain yang mengalami kenaikan, antara lain kramik warna putih, ukuran 30 Cm X 30 Cm semula Rp45.000/meterpersegi/kotak dan jenis kramik lainnya naik rata-rata sekitar lima persen.

Menurut Abdulah, seorang pedagangan bahan bangunan di Banjarmasin, kelangkaan semen pada Juli lalu, karena hanya keterlambatan pengiriman, bukan dari faktor produksi.

"Sebab dari informasi yang kami terima, produksi semen, baik di Jatim maupun Sulsel, termasuk pabrik semen yang ada di Tarjun Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan, tidak ada masalah," ujarnya.

Mengenai kenaikan harga, dia menerangkan, hal tersebut selain terkait masalah ongkus angkut, juga menurut informasi ada kaitan dengan biaya produksi.

"Tapi kita berharap, walau harga agak naik, persediaan bahan bangunan tersebut tetap terjaga dan selalu ada di pasaran, sehingga para pengguna tidak kelimpungan," demikian Abdullah. /C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012