Paringin, (Antaranews Kalsel) - Program penguatan perekonomian melalui pelestarian alam dan makhluk yang ada di dalamnya, dengan melibatkan seluruh masyarakat yang berada di sekitar kawasan, terbukti mampu meningkatkan kualitas lingkungan dan perekonomian masyarakat tanpa memandang kualifikasi pendidikan formal.

Dari pemanfaatkan kawasan hutan dan makhluk yang ada di dalamnya, kini masyarakat Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, telah mampu memaksimalkan kekayaan alam yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagaimana disampaikan dalam ayat suci AlQuran, "dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya." (QS. 15 : 19-20).

Sebuah terobosan yang dilakukan oleh PT Adaro Energy, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat wilayah aktivitas dan sekitarnya, hadirnya budidaya madu yang berasal dari lebah jinak yang tidak menyengat, yakni kelulut. 

Bukan hanya tentang legitnya rasa madu alami, namun masyarakat pembudidaya telah pula merasakan legitnya hasil dari budidaya kelulut.

Hadirnya Istana Madu Kelulut yang merupakan salah satu binaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Adaro di wilayah Ibukota Kabupaten Balangan, yakni di Kecamatan Paringin, tentunya pelajaran, pengalaman sekaligus pendidikan berharga bukan hanya untuk saat ini, namun tetap bisa berkembang dimasa akan datang atau pasca tambang.

Dengan catatan, para petani madu kelulut tetap memperhatikan serta menjaga kualitas keaslian madu tersebut, begitupula ke higienisannya. Akan tetapi, pembinaan dan permodalan tentu bukanlan capaian tertinggi jika berbicara terkait tanggungjawab terhadap masyarakat.

Khasiat Madu Kelulut

Tim Peneliti dari BPK Banjarbaru, Harun dan Mustafa dalam artikelnya yang berjudul "Prospek Budidaya Lebah Propolis Trigona" pada Majalah Bekantan Vol. 3/No. 1/2015.

Dalam artikelnya dikatakan bahwa lebah Trigona sp. mempunyai nama lokal kelulut, lancing atau klenceng. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila madunya sering disebut dengan madu kelulut.

"Jenis madu ini memiliki khasiat yang sudah terbukti, baik dari nilai gizi dan khasiat yang dirasakan para pemakainya," kata Harun dalam artikelnya.

Hal ini disebabkan karena madu kelulut mengandung beberapa jenis vitamin, mineral dan enzim. Selain itu, madu ini memiliki khasiat yang tinggi bagi kesehatan, antara lain: meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah stroke, memperkuat fungsi otak dan jantung serta meningkatkan kecerdasan anak.

Selain madu, lebah ini juga menghasilkan propolis dan bee pollen. Propolis dari lebah ini mudah dipanen dan bisa dipanen kapanpun serta dapat dikonsumsi dan diolah untuk menjadi berbagai produk lainnya. Sedangkan bee pollen masih jarang untuk dikonsumsi.

Lebih lanjut dikatakan bahwa lebah trigona sp sangat mudah dalam pembudidayaannya. Selain itu, lebah ini memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan budidaya lebah lainnya, yaitu: pemeliharaannya tidak rumit, tidak perlu digembalakan, tidak perlu peralatan khusus, tidak perlu takut untuk disengat, kemudahan pengembangan koloni, produktifitas propolis lebih tinggi dibanding Apis mellifera, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tidak mengenal masa paceklik dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Selain itu, dikatakan bahwa prospek budidaya lebah ini sangat bagus. Produksi madu lebah ini rata-rata mencapai 100 ml hingga 250 ml per 3 bulan (tergantung vegetasi). Dan setiap koloni lebah trigona mampu menghasilkan 1,2 sampai 1,8 liter madu per tahun dengan harga jual berkisar mulai Rp65.000,- per botol ukuran 140 ml. Sedangkan harga propolisnya lebih tinggi daripada harga madu.

Kini, siapa dan berapa banyak kebutuhan konsumen dalam skala jangka panjang?

Jelas, pembudidayaan lebah kelulut di Kabupaten Balangan, masih kurang tersosialisasi dengan baik. Minimnya pengetahuan masyarakat, sekaligus minim pula informasi masyarakat tentang calon penerima madu kelulut tersebut.

Beberapa warga sebelumnya telah pula membudidayakan lebah kelulut, akan tetapi kurangnya perhatian bahkan informasi yang benar-benar dibutuhkan setiap pelaku pembudidaya maupun UKM di Kabupaten Balangan, ialah terkait promosi dan siapa serta berapa kebutuhan konsumen.

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada pihak lain, dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka permintaan yang berpengaruh terhadap kuantitas penjualan.

Berbagai hal menarik dan unik bahkan berasal dari budidaya alam seperti anyaman, kuliner khas, promosi wisata hingga madu lebah hutan dan lebah kelulut yang ada di Bumi Sanggam julukan Kabupaten Balangan, tentu sebuah tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Perusahaan yang ada.

Hingga saat ini, Perusahaan dan Pemerintah, khususnya Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM bahkan hingga para Duta Wisata yang tergabung dalam Nanang Galuh Balangan, terlalu puas di lingkup pembinaan dan permodalan serta pajangan di ajang pameran yang di ikuti.

Tentunya promosi kepada dunia luarlah yang ternyata menimbulkan banyaknya inovasi masyarakat terhadap permintaan, serta upaya-upaya meningkatkan ekonomi kerakyatan hingga rekruetment tenaga kerja di industri-industri kecil rumah tangga hingga budidaya madu lebah.

Jika hanya dipasarkan kepada masyarakat lokal dan perorangan, maka permintaan tersebut hanya sekedar mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, tanpa mampu menciptakan keleluasaan kebutuhan lapangan kerja non kualifikasi pendidikan.

Dengan banyaknya permintaan dari daerah bahkan wilayah luar, tentu muncul banyak ide bahkan persaingan kualitas menjadi hal yang wajib dijaga oleh pelaku ekonomi kerakyatan tersebut.

Kita tentu membutuhkan informasi dari dunia luar, apa yang dibutuhkan, baik dari segi fungsi, kualitas hingga kuantitas, dalam hal ini terkhusus madu kelulut.

Kita tentu tahu, kebutuhan madu kelulut beserta propolisnya dibutuhkan bukan hanya di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri yakni untuk kesehatan. Seharusnya, pembangunan jaringan informasi hingga hubungan kerjasama luar negeri bukan lagi hal tabu, namun jalan menuju gerbang emas sesungguhnya.

Apagunanya kita mendatangkan peneliti dari luar negeri jika tidak mendatangkan sebuah permintaan besar akan hasil yang telah dikelola dengan baik dan benar oleh masyarakat pada sebuah program binaan?

Setiap kegiatan Pembinaan oleh Perusahaan, Kegiatan Pemerintah Daerah, baik kedinasan bahkan Wakil Rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, harus pula membawa hasil bagi masyarakat, jangan hanya terkait studi banding dan kunjungan kerja yang akhirnya hanya sekedar kebutuhan publikasi dan sebuah ritme kebiasaan kegiatan tahunan yang sudah ada.

Bangunan kerjasama terkait promosi daerah yang akan memunculkan permintaan secara terus-menerus dengan skala besar, pasti akan bersentuhan langsung dengan masyarakat bawah, secara tidak sengaja akan membantu mereka untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan.

Akan sangat tidak memungkinkan membantu seluruh masyarakat bawah dengan menyiapkan lahan kerja baik di pemerintahan maupun di perusahaan. Akan tetapi, sebuah permintaan produk sesuai sumber daya alam kita dari hasil hubungan kerjasama antar daerah hingga luar negeri, tentu merubah mindset masyarakat, tentang Karet, Pegawai Negeri maupun Karyawan Perusahaan.

Mereka tentu membuka wawasan dan pemikiran serta berinovasi, bukan lagi tentang mencari pekerjaan, akan tetapi berubah menjadi kebutuhan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan tidur yang ada.
 

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018