Tanjung, (Antaranews.Kalsel) - Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tabalong melaksanakan program pemberian beras sejahtera daerah (Rasda) ternyata cukup efektif mengurangi angka kemiskinan di 'Bumi Saraba Kawa' ini.
Terbukti dari tahun ke tahun angka kemiskinan di wilayah ini turun sekitar 0,5 persen. Pada 2017 jumlah warga miskin 15.000 KK atau 6,09 persen turun menjadi 13.422 KK pada 2018.
Program rasda ini mengurangi beban hidup warga miskin sehingga mereka bisa bekerja atau berusaha untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Hingga 2018 tercatat 3.467 kepala keluarga menerima rasda di 12 kecamatan dan total keluarga penerima manfaat dari beras sejahtera baik dari program keluarga harapan ( PKH) maupun beras sejahtera daerah sebanyak 14.462 KK.
Beras sejahtera daerah diberikan pemerintah daerah kepada keluarga miskin yang tidak masuk dalam PKH.
"Komitmen Bupati dalam menyejahterakan warganya melalui rasda memang efektif kurangi angka kemiskinan, ” jelas Kepala Dinas Sosial Tabalong, Yuhani.
Dalam satu bulan satu warga miskin mendapatkan bantuan 10 kilogram beras sejahtera dengan penyaluran langsung melalui desa maupun kelurahan yang disalurkan oleh Bulog hingga Juuni 2018 .
Saat ini distribusi rasda dilakukan oleh perusahaan umum daerah (perumda) Tabalong.
Pemkab Tabalong pun mendapat penghargaan dari Kementerian Sosial sebagai Pelaksana Bantuan Pangan Non Tunai berkinerja terbaik oleh Menteri Sosial 7 Nopember 2018.
Sejak Juli 2018 program Rasda pun memanfaatkan petani lokal untuk penyediaan beras bagi warga miskin.
Hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan petani lokal sekaligus mengefesiensikan uang daerah untuk pembelian beras hingga seratus juta rupiah lebih dalam satu tahunnya.
Yuhani menyampaikan beras yang dibeli dari petani lokal adalah varietas Impari, Cihirang dan IR yang tentunya kualitas beras lebih baik.
Petani sendiri menurut Yuhani sangat diuntungkan karena hasil panenan mereka bisa dibeli oleh pemerintah dengan harga Rp8.000 per kilogramnya lebih tinggi dari harga biasa.
Perumda justru memberikan keuntungan lain bagi pemkab Tabalong karena harga jual beras dari Perumda lebih murah dibandingkan dengan Bulog dan berasnyapun dibeli dari petani Tabalong langsung.
Dari Perumda kita beli beras seharga Rp9.270 sementara dari Bulog Rp9.700 per kilogramnya jelas Yuhani.
Pemerintah daerah pun menghemat pengeluaran dari selisih yang didapat dengan nilai yang cukup besar sekitar Rp178 juta tiap tahunnya.
Dampak lain dari penyaluran Rasda dengan membeli beras dari petani lokal, uang akan berputar di Tabalong.
Selanjutnya 2019 Pemkab Tabalong mengalokasi dana Rp 20 miliar lebih untuk melanjutkan program Rasda dan PKH dengan harapan persoalan kemiskinan bisa lebih dituntaskan lagi.
Atas komitmen kepala daerah dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini Kementerian Sosial memberikan kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada Bupati Tabalong Anang Syakhfiani pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2018 di Provinsi Gorontalo, Kamis (20/12).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Terbukti dari tahun ke tahun angka kemiskinan di wilayah ini turun sekitar 0,5 persen. Pada 2017 jumlah warga miskin 15.000 KK atau 6,09 persen turun menjadi 13.422 KK pada 2018.
Program rasda ini mengurangi beban hidup warga miskin sehingga mereka bisa bekerja atau berusaha untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Hingga 2018 tercatat 3.467 kepala keluarga menerima rasda di 12 kecamatan dan total keluarga penerima manfaat dari beras sejahtera baik dari program keluarga harapan ( PKH) maupun beras sejahtera daerah sebanyak 14.462 KK.
Beras sejahtera daerah diberikan pemerintah daerah kepada keluarga miskin yang tidak masuk dalam PKH.
"Komitmen Bupati dalam menyejahterakan warganya melalui rasda memang efektif kurangi angka kemiskinan, ” jelas Kepala Dinas Sosial Tabalong, Yuhani.
Dalam satu bulan satu warga miskin mendapatkan bantuan 10 kilogram beras sejahtera dengan penyaluran langsung melalui desa maupun kelurahan yang disalurkan oleh Bulog hingga Juuni 2018 .
Saat ini distribusi rasda dilakukan oleh perusahaan umum daerah (perumda) Tabalong.
Pemkab Tabalong pun mendapat penghargaan dari Kementerian Sosial sebagai Pelaksana Bantuan Pangan Non Tunai berkinerja terbaik oleh Menteri Sosial 7 Nopember 2018.
Sejak Juli 2018 program Rasda pun memanfaatkan petani lokal untuk penyediaan beras bagi warga miskin.
Hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan petani lokal sekaligus mengefesiensikan uang daerah untuk pembelian beras hingga seratus juta rupiah lebih dalam satu tahunnya.
Yuhani menyampaikan beras yang dibeli dari petani lokal adalah varietas Impari, Cihirang dan IR yang tentunya kualitas beras lebih baik.
Petani sendiri menurut Yuhani sangat diuntungkan karena hasil panenan mereka bisa dibeli oleh pemerintah dengan harga Rp8.000 per kilogramnya lebih tinggi dari harga biasa.
Perumda justru memberikan keuntungan lain bagi pemkab Tabalong karena harga jual beras dari Perumda lebih murah dibandingkan dengan Bulog dan berasnyapun dibeli dari petani Tabalong langsung.
Dari Perumda kita beli beras seharga Rp9.270 sementara dari Bulog Rp9.700 per kilogramnya jelas Yuhani.
Pemerintah daerah pun menghemat pengeluaran dari selisih yang didapat dengan nilai yang cukup besar sekitar Rp178 juta tiap tahunnya.
Dampak lain dari penyaluran Rasda dengan membeli beras dari petani lokal, uang akan berputar di Tabalong.
Selanjutnya 2019 Pemkab Tabalong mengalokasi dana Rp 20 miliar lebih untuk melanjutkan program Rasda dan PKH dengan harapan persoalan kemiskinan bisa lebih dituntaskan lagi.
Atas komitmen kepala daerah dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini Kementerian Sosial memberikan kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada Bupati Tabalong Anang Syakhfiani pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2018 di Provinsi Gorontalo, Kamis (20/12).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018