"Penjual jasa" penukaran uang recehan mulai bermunculan kembali di Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

Hasil pemantauan, Senin melaporkan, para penjual jasa tersebut terlihat di jalan-jalan raya, pasar, dan lokasi keramaian lainnya.

Munculnya jasa penukaran uang receh untuk keperluan Idul Fitri itu seperti tahun-tahun lalu, sekitar setengah bulan menjelang lebaran tersebut.

Tapi penjual jasa penukaran uang receh tahun ini, jauh-jauh hari sebelum tiba lebaran Idul Fitri 1433 Hijriah, sudah mulai tampak di ibukota provinsi tersebut.

Sebagai contoh di sepanjang Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin atau sekitar kantor Bank Indonesia, sejak awal puasa Ramadhan 1433 H mulai terlihat beberapa warga menjual jasa penukaran uang receh itu.

Penjual jasa penukarang uang receh di "kota seribu sungai" Banjarmasin itu, hingga hari ketiga bulan puasa Ramadhan 1433 H, belum mencapai 10 orang.

Namun sebagaimana biasa, sekitar setengah bulan atau sepekan mendekati lebaran Idul Fitri, penjual jasa penukaran uang receh tersebut menjamur, mencapai puluhan orang.

Rehan (40), seorang penjual jasa penukaran uang receh yang mangkal di Jalan Lambung Mangkurat/depan Gedung DPRD Kalsel dalam percakapan dengan ANTARA, menyatakan, jasa yang dilakoninya itu cukup memberi harapan bagi pendapatan keluarga.

"Selama lima tahun sebagai penjual jasa penukaran uang receh, alhamdulillah hasilnya bisa saja memberikan tiga stel pakaian anak untuk berlebaran," tutur warga Rawasari Banjarmasin, yang kerja sehari-harinya cuma serabutan atau tukang ojek (mengojek).

"Pengalaman tahun lalu omset peredaran uang dari pejualan jasa penukaran uang receh yang kulakukan rata-rata per hari tidak kurang dari Rp10 juta, dengan modal Rp25 juta," lanjut ayah dari tiga anak tersebut.

Ia mengaku, lebih lumayan menjual jasa penukaran uang receh dibandingkan dengan mengojek, apalagi persaingan ojekan belakangan ini makin ramai.

"Orang sekarang dengan modal Rp500 ribu saja bisa beli sepedamotor, untuk mengojek. Karenanya sekarang tukang ojek juga menjamur, sehingga sulit mencari tumpangan, kecuali langganan," katanya.

"Tapi dengan adanya jasa penukaran uang receh, keluarga saya sedikit tertolong. Jasa penukaran uang receh itupun biasa-biasa saja, yaitu sekitar lima persen dari nilai uang yang ditukarkan dan bisa kurang lagi," demikian Rehan. C

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012