Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - PT PLN (persero) tengah membangun infrastruktur kelistrikan kabel bawah laut 150 KV yang dapat menghubungkan sistem kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan di Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru.

Direktur bisnis regional Kalimantan PT PLN (persero) Machnizon Masri, mengatakan kabel laut mulai dipasang dari "landing point" Batulicin sampai Pulau Laut sepanjang empat kilometer sircuit (kms).

"Sistem kelistrikan di Pulau Laut terisolasi, kabel laut ini sebagai jembatan supaya dari Kalimantan bisa sampai ke sini," katanya, di Kota Baru, Kalimantan Selatan, Kamis.

Machnizon menjelaskan saat ini kebutuhan listrik di Kotabaru yang hanya sebesar 12 MW sudah tercukupi dari Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kotabaru yang berkapasitas 16,2 MW.

Akan tetapi dengan sistem interkoneksi ini nantinya masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan PLTD, melainkan suplai utama kelistrikan di Kotabaru akan disuplai dari Sistem Barito.

"Sistem kelistrikan di Kalimantan lebih banyak sehingga lebih kuat, ke depan kalau PLTD di sini rusak, tidak harus terjadi pemadaman," katanya.

Proyek ini merupakan program strategis yang sudah direncanakan dan termasuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2016-2025.

Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Kotabaru, tapi juga efiensi biaya operasional pembangkit listrik di Pulau Laut.

"Listrik di Kalimantan lebih murah karena diproduksi PLTU, sedangkan dengan PLTD harga listrik dua sampai tiga kali lipat lebih mahal karena menggunakan bahan bakar minyak solar," ungkapnya.

Untuk merealisasikan interkoneksi ini, PLN juga membangun infratstruktur kelistrikan lainnya seperti menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV dan gardu induk (GI).

Total ada sebanyak 109 menara SUTT yang dibangun, 94 menara di Kotabaru dan 15 menara di Batulicin, dengan total panjang jaringan 37,5 kms. Sedangkan GI dengan kapasitas 30 MVA dibangun di Batulicin dan Kotabaru.

Machnizon mengatakan progres pembangunan menara SUTT sampai dengan saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan dan pembangunan pondasi.

Sedangkan status GI Batulicin saat ini sudah dapat dioperasikan, namun GI Kotabaru masih dalam tahap komisioning dan siap dioperasikan pada akhir November tahun ini.

Pembangunan menara SUTT di Batulicin ditargetkan selesai dan siap untuk beroperasi pada Januari 2019, sedangkan SUTT di Kotabaru ditargetkan September 2019.

"Kebutuhan listrik baik di sektor industri dan rumah tangga setiap tahunnya tentu akan terus meningkat, dengan tersedianya listrik yang andal dan cukup, nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarkat dan pertumbuhan ekonomi di Kotabaru," kata Machnizon.
 

Pewarta: Shohib

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018