Jakarta (Antaranews Kalsel) - Organisasi Internasional Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mengungkapkan minyak sawit berkelanjutan yang diproduksi dunia mencapai 14,31 juta ton, sebanyak 7,46 juta ton atau sekitar 52 persen berasal dari produksi Indonesia.
"Tentunya, ini menjadi prestasi besar untuk Indonesia. Pasalnya, sebagai produsen terbesar CPO dunia, kini predikat terbesar produsen minyak sawit berkelanjutan, juga melekat kepada Indonesia," ujar Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang dalam suatu diskusi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, minyak sawit berkelanjutan menjadi satu-satunya minyak nabati global yang telah berhasil melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan secara universal, dimana bersumber dari perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit.
"Minyak sawit merupakan satu-satunya minyak nabati berkelanjutan yang ada di dunia, dimana mampu dihasilan oleh perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit," katanya.
Tiur mengakui masih ada tantangan besar bagi dunia termasuk Indonesia, untuk mengonsumsi minyak sawit berkelanjutan yang telah berhasil di produksi secara global.
Menurutnya, RSPO turut memperjuangkan keberadaan minyak sawit asal Indonesia, supaya bisa dikonsumsi pasar global. Dengan menggunakan Logo keberlanjutan RSPO, maka produk minyak sawit telah dikenal sebagai produk berkelanjutan.
"Sertifikat RSPO yang diberikan kepada perkebunan kelapa sawit Indonesia, berlandaskan hasil audit independen yang telah dilakukan lembaga sertifikasi nasional,"katanya.
Baca juga: RSPO yakin konsumen Indonesia beralih sawit berkelanjutan
Menurut Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, keberadaan perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan, sehingga berhasil memproduksi minyak sawit berkelanjutan dan lestari. Pasalnya, banyak perkebunan kelapa sawit nasional yang telah berhasil mendapatkan sertifikat RSPO, ISPO dan ISCC.
"Perkebunan kelapa sawit Indonesia, sudah memiliki kesadaran tinggi dalam melakukan praktek budidaya terbaik dan berkelanjutan," katanya..
Direktur eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga menyatakan, minyak sawit Indonesia telah menjadi primadona minyak nabati dunia, dimana kebutuhan konsumsi dunia termasuk Indonesia, akan terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan pertumbuhan populasi dunia.
"Kita harus meningkatkan RSPO menjadi Roundtable on Sustainable Vegetables Oil, supaya semua minyak nabati bisa ikut serta," katanya.
Pentingnya keberadaan minyak sawit berkelanjutan di Indonesia, menurut Sahat, harus mendapatkan apresiasi dari dunia internasional, supaya pembangunan minyak sawit berkelanjutan, menjadi keniscayaan bagi terwujudnya minyak nabati global yang berkelanjutan.
Baca juga: GPPI: CPO Indonesia terbanyak kantongi sertifikat RSPO
"Tentunya, ini menjadi prestasi besar untuk Indonesia. Pasalnya, sebagai produsen terbesar CPO dunia, kini predikat terbesar produsen minyak sawit berkelanjutan, juga melekat kepada Indonesia," ujar Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang dalam suatu diskusi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, minyak sawit berkelanjutan menjadi satu-satunya minyak nabati global yang telah berhasil melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan secara universal, dimana bersumber dari perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit.
"Minyak sawit merupakan satu-satunya minyak nabati berkelanjutan yang ada di dunia, dimana mampu dihasilan oleh perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit," katanya.
Tiur mengakui masih ada tantangan besar bagi dunia termasuk Indonesia, untuk mengonsumsi minyak sawit berkelanjutan yang telah berhasil di produksi secara global.
Menurutnya, RSPO turut memperjuangkan keberadaan minyak sawit asal Indonesia, supaya bisa dikonsumsi pasar global. Dengan menggunakan Logo keberlanjutan RSPO, maka produk minyak sawit telah dikenal sebagai produk berkelanjutan.
"Sertifikat RSPO yang diberikan kepada perkebunan kelapa sawit Indonesia, berlandaskan hasil audit independen yang telah dilakukan lembaga sertifikasi nasional,"katanya.
Baca juga: RSPO yakin konsumen Indonesia beralih sawit berkelanjutan
Menurut Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, keberadaan perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan, sehingga berhasil memproduksi minyak sawit berkelanjutan dan lestari. Pasalnya, banyak perkebunan kelapa sawit nasional yang telah berhasil mendapatkan sertifikat RSPO, ISPO dan ISCC.
"Perkebunan kelapa sawit Indonesia, sudah memiliki kesadaran tinggi dalam melakukan praktek budidaya terbaik dan berkelanjutan," katanya..
Direktur eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga menyatakan, minyak sawit Indonesia telah menjadi primadona minyak nabati dunia, dimana kebutuhan konsumsi dunia termasuk Indonesia, akan terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan pertumbuhan populasi dunia.
"Kita harus meningkatkan RSPO menjadi Roundtable on Sustainable Vegetables Oil, supaya semua minyak nabati bisa ikut serta," katanya.
Pentingnya keberadaan minyak sawit berkelanjutan di Indonesia, menurut Sahat, harus mendapatkan apresiasi dari dunia internasional, supaya pembangunan minyak sawit berkelanjutan, menjadi keniscayaan bagi terwujudnya minyak nabati global yang berkelanjutan.
Baca juga: GPPI: CPO Indonesia terbanyak kantongi sertifikat RSPO
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018