Marabahan, (Antaranews Kalsel)-Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution mengatakan, sejak tahun 1990 sampai sekarang  produksi pertanian dunia, khususnya pangan sebesar 1,5 persen pertahun atau separo dari produksi pertanian 30 tahun yang lalu. 
     
“Pada tahun 1960 sampai 1990 dunia dapat meningkatkan produksi pertanian, khususnya pangan dengan tingkat pertumbuhan tiga persen setahun,”ujar Menko Perekonomian Indonesia Darmin Nasution, di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis.
     
Menurut dia, dunia juga melihat lahan pertanian makin menyusut karena berbagai hal, antara lain terjadinya urbanisasi, industrirealisasi, bahkan terjadinya perubahan iklim dan sebagainya.
     
Di Indonesia, sebut dia, mengalami susutnya lahan pertanian terutama di Pulau Jawa, dimana cukup banyak lahan pertanian dikonversi menjadi pemukiman maupun kebutuhan infrastruktur industri dan sebagainya.
     
Dijelaskannya, Indonesia sebetulnya memiliki semua hal untuk menjadi  lumbung pangan dunia walaupun situasai dan faktanya belum seperti itu, mengingat  lahan cukup luas, air melimpah dan  tidak banyak negara di dunia ini air melimpah.
     
Selain itu, jelas dia, setiap tahun cahaya matahari bersinar dengan baik, manusianya banyak oleh karena itu warisan diperoleh dari masa lalu di sektor pertanian, baik produk perkebunan, hortikultra dan pangan, sekarang ini menghadapi masa-masa cukup menentukan karena peremajaan dari berbagai produk perkebunan sudah terlambat.
     
Untuk menghadapi masa kedepan akan lebih sulit dan lebih berat, terang dia, maka untuk mengatasinya perlu langkah-langkah strategis dan langkah-langkah didasari manajemen maupun teknologi yang betul.
     
Lebih lanjut dia mengemukakan, dengan adanya infrastuktur yang baik, maka dapat menunjang pendistribusian hasil-hasil pertanian lebih cepat.
     
“Saya melihat apa yang dibangun di Desa Jejangkit Muara ini menarik dan menantang. Menariknya, adanya pembangunan sawah secara strategis tidak menambah produksi pangan kita tetapi bisa menjadi pasangan dengan pulau-pulau lain,”tandasnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018