Kabupaten Barito Kuala berupaya mengembangkan sistem pertanian Sawit Dupa (satu kali mewiwit dua kali panen) untuk meningkatkan kesejahteraan petani daerah tersebut.
        
Bupati Barito Kuala Hasanudin Murad di Banjarmasin, Senin mengatakan, Batola merupakan wilayah yang memiliki potensi pertanian cukup besar dan menjadi salah satu dari tiga daerah pengembangan sistem Sawit Dupa.
        
Sawit Dupa adalah sistem usahatani padi dengan indeks pertanaman (IP) 180 persen yaitu penanaman pada varietas unggul pada saat pelaksanaan ampak/lacak pada varietas lokal.
        
Potensi untuk Sawit Dupa di Batola 110.101 hektare dan yang sudah ditanami 93.050 hektare dan sisanya 17.051 hektare belum tanam.
       
Selain Batola masih ada dua kabupaten di Kalsel yang menerapkan sistem sama yakni Kabupaten Banjar seluas 46.628 hektare dan telah ditanam 42.226 serta Tanah Laut seluas 31.245 hektare dan yang sudah ditanam 19.635 hektare.
        
Sementara itu, kata dia, produksi padi Barito Kuala selama 2010 turun sekitar 7.000 ton akibat cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang tahun dan sebagian akibat alihfungsi lahan.
        
Pada 2009 produksi padi Batola sebanyak 317 ribu ton dan pada 2010 hanya 310 ribu ton, sehingga terjadi penurunan sekitar 10 ribu ton.
        
Penurunan produksi padi tersebut terjadi karena sebagian lahan pertanian yang merupakan lahan rawa terendam banjir cukup lama sehingga petani tidak bisa menanam.
        
Kondisi tersebut, kata dia, cukup mengkhawatirkan karena bila tidak segera ditangani dengan baik beberapa kecamatan akan terancam rawan pangan.
        
Beberapa kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Jejangkit, Mandastana dan beberapa kecamatan yang lahan pertaniannya berada di lahan rawa.
        
Selain terendam banjir, kata bupati, beberapa lokasi pertanian kini juga tergerus oleh alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman atau perumahan dan perkebunan.
        
"Alih fungsi lahan tersebut antara lain di wilayah Alalak dan perbatasan wilayah dengan Kalimantan Tengah," katanya.
        
Ke depan, kata dia, pihaknya menyiapkan peraturan daerah untuk menahan laju alih fungsi lahan tersebut selain juga melakukan revitalisasi lahan pertanian.
        
Kabupaten Batola merupakan salah satu daerah penyangga pangan Kalsel karena memiliki lahan pertanian paling luas dengan potensi cukup besar.*B*

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010