Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota banjarmasin, mengkhawatirkan kadar garam Sungai Martapura, setelah Instrusi air laut kini sudah masuk jauh ke Sungai Martapura, menyusul terjadinya musim kemarau belakangan ini.
Hasil laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota banjarmasin, pemeriksaan hari ini Kamis kadar garam sudah mencemari Sungai Martapura sebagai lokasi pengambilan air baku perusahaan tersebut, kata Humas PDAM Bandarmasih, M Nur Wakhid kepada pers di Banjarmasin, Kamis.
Menurut hasil pemeriksaan petugas PDAM kadar garam Sungai Martapura di kawasan Sungai Bilu dimana lokasi tersebut terdapat intake PDAM, sudah mencapai 400 miligram per liter yang berarti sudah berada di atas ambang batas yang hanya 250 miligram per liter.
Menurut Nur Wakhid, kendati 400 miligram per liter tetapi air baku itu dicampur dengan dengan air di boster Pramuka, sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk produksi air bersih perusahaanya.
Tetapi jika kondisi kadar garam tersebut terus meningkat maka tak tertutup kemungkinan intake di Sungai Bilu tersebut akan di stop, tambahnya.
Hal lain, katanya akibat gangguan intrusi air laut tersebut maka rencana perbaikan intake Sungai Tabuk 27-28 Agustus akan diurungkan, sebab jika dipaksakan akan terjadi penurunan suplai air bersih di semua wilayah.
Intake Sungai Tabuk masih berada jauh di hulu Sungai Martapura, dan kemungkinan kecil terkena intrusi air laut dan intake itulah yang menjadi andalan air baku perusahaanya yang kapasitasnya mencapai 4500 meterkubik per jam.
Intake Sungai Tabuk ini jarang terkena intrusi air laut lantaran jaraknya yang jauh agak ke hulu, tetapi wilayah ini bisa saja terintrusi pada siklus kemarau lima tahunan, dimana kemarau bisa mencapai enam bulan per tahun.
Masuknya air laut ke Sungai Martapura itu diduga lantaran tekanan air sungai ke hilir melemah saat kemarau, sehingga air laut masuk ke sungai, hal itu akibat kawasan resapan air di kawasan hulu sungai sudah rusak sehingga persediaan air berkurang dari tahun ke tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Hasil laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota banjarmasin, pemeriksaan hari ini Kamis kadar garam sudah mencemari Sungai Martapura sebagai lokasi pengambilan air baku perusahaan tersebut, kata Humas PDAM Bandarmasih, M Nur Wakhid kepada pers di Banjarmasin, Kamis.
Menurut hasil pemeriksaan petugas PDAM kadar garam Sungai Martapura di kawasan Sungai Bilu dimana lokasi tersebut terdapat intake PDAM, sudah mencapai 400 miligram per liter yang berarti sudah berada di atas ambang batas yang hanya 250 miligram per liter.
Menurut Nur Wakhid, kendati 400 miligram per liter tetapi air baku itu dicampur dengan dengan air di boster Pramuka, sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk produksi air bersih perusahaanya.
Tetapi jika kondisi kadar garam tersebut terus meningkat maka tak tertutup kemungkinan intake di Sungai Bilu tersebut akan di stop, tambahnya.
Hal lain, katanya akibat gangguan intrusi air laut tersebut maka rencana perbaikan intake Sungai Tabuk 27-28 Agustus akan diurungkan, sebab jika dipaksakan akan terjadi penurunan suplai air bersih di semua wilayah.
Intake Sungai Tabuk masih berada jauh di hulu Sungai Martapura, dan kemungkinan kecil terkena intrusi air laut dan intake itulah yang menjadi andalan air baku perusahaanya yang kapasitasnya mencapai 4500 meterkubik per jam.
Intake Sungai Tabuk ini jarang terkena intrusi air laut lantaran jaraknya yang jauh agak ke hulu, tetapi wilayah ini bisa saja terintrusi pada siklus kemarau lima tahunan, dimana kemarau bisa mencapai enam bulan per tahun.
Masuknya air laut ke Sungai Martapura itu diduga lantaran tekanan air sungai ke hilir melemah saat kemarau, sehingga air laut masuk ke sungai, hal itu akibat kawasan resapan air di kawasan hulu sungai sudah rusak sehingga persediaan air berkurang dari tahun ke tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018