. (Antaranews Kalsel/ist.)
Marabahan, (Antaranews Kalsel) - Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) mengadakan acara Green Ramdhan On The River dan sekaligus syukuran atas didirikannya Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah di Kawasan Pulau Curiak Barito Kuala, Minggu (3/6).

Acara sederhana dan penuh hikmat ini, diisi dengan sosialisasi dan edukasi  tentang restorasi mangrove rambai (Sonneratia caseolaris) yang dihadiri oleh puluhan nelayan sungai Barito yang biasa mencari ikan disekitar wilayah tersebut.

"Green Ramadhan On The River selain syukuran Sahabat Bekan Indonesia juga membina para nelayan untuk lingkungan terutama disekitar sungai Barito," kata Amalia Rezeki Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia.

Menurutnya momentum acara syukuran Stasiun Riset ini, digunakan oleh nelayan sungai setempat membentuk kelompok Nelayan Peduli Lingkungan (NPL).

Niat mulia ini untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove disekitarnya, khususnya hutan rambainya, dimana mereka biasa mencari ikan.

Amalia Rezeki menyatakan dirinya begitu mengapresiasi dengan terbentuknya NPL. Menurutnya, kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga sumber daya perairan sangatlah penting.

Sumber daya perairan yang baik itu, salah satunya ditentukan dengan adanya keterlibatan masyarakat setempat dalam menjaga lingkungannya.

Apalagi kerusakan hutan mangrove, khususnya pohon rambai yang kerap terjadi di sepanjang sungai Barito  dan berdampak pada masyarakat nelayan, karena menurunnya ketersediaan ikan tangkapan mereka.

"Seperti diketahui hutan mangrove adalah tempat tinggal berbagai jenis satwa, termasuk ikan, udang dan kepiting. Akar nafas pohon rambai memberi zat makanan dan menjadi tempat memijah ikan dan iverterbrata yang hidup disekitarnya", jelas Amalia Rezeki yang juga dikenal sebagai dosen pada program studi pendidikan biologi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.

Mengapa pohon rambai, karena pohon rambai ini sangat penting bagi keberadaan bekantan, tegakannya merupakan habitat bekantan yang merupakan maskot provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan pucuk daunnya adalah sumber pakan utama bekantan.

Melestarikan hutan rambai berarti melestarikan bekantan serta kehidupan liar lainnya, termasuk melestarikan ekosistem sungai yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Dijelaskan Amalia, melestarikan pohon rambai dengan menanamnya kembali, akan meyelamatkan kehidupan nelayan yang mencari ikan serta pertanian warga sekitarnya. Rusaknya hutan rambai akan berakibat hilangnya ikan serta terganggunya sistem pertanian pasang surut.

Disisi lain, Zulfa Asma Vikra ketua Kaukus Lingkungan Hidup dan Kehutanan DPRD Kalsel menyambut positif aksi yang dilakukan oleh SBI dan nelayan sungai Barito.

"Luar biasa dan inspiratif, aksi  Green Ramadhan On The River yang dikemas apik dengan acara sosialisasi dan edukasi restorasi mangrove rambai serta pembentukan nelayan peduli lingkungan. Kegiatan inii perlu didukung dan dikembangkan oleh pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah kita. Karena sangat membantu bagi terjaganya lingkungan dipinggiran sungai Barito, dan juga dapat menunjang peningkatan kesejahteraan nelayan setempat", kata Zulva Asma Vikra/f

Pewarta: Asmuni Kadri

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018