Paringin, (Antaranews Kalsel) - Puluhan petani ikan keramba di Kecamatan Paringin, ibukota Kabupaten Balangan, merugi hingga ratusan juta rupiah akibat puluhan ribu ikan yang siap dipanen mati mendadak secara massal.

Diterangkan Kepala Desa Dahai, Kecamatan Paringin, Sulaiman, Rabu (9/5) saat ditemui Antara dilokasi kejadian, ikan petani keramba di Desa Dahai sudah siap dipanen pada hari kejadian.

"Mulanya pada Selasa (8/5) sekitar pukul 15.30 Wita, warga melihat ikan air tawar di aliran sungai Desa Dahai mulai kepermukaan dan banyak terlihat mati," terangnya.

Saat dilakukan pengecekan pada ikan dikeramba lanjut Kepala Desa, ternyata ikan warga sudah banyak yang mati, begitu pula dikeramba lainnya. Sementara pada saat itu air terlihat jernih.

Dijelaskan Sulaiman, ada kurang lebih 20 petani ikan Nila dan Ikan Mas keramba di desa tersebut. Masing-masing petani siap memanen 2000 - 6000 ekor pada hari tersebut dengan harga Rp25juta per tonnya.

Sementara itu, petani ikan keramba Ambran dan Misran, terpaksa harus mengubur ikannya karena sudah menimbulkan bau busuk.

"Kita kuburkan didalam tanah, daripada bau busuk dan menimbulkan penyakit. Kita sudah siap panen tadi malam, tapi sebelum dipanen ternyata sekitar hampir magrib ikannya sudah mati semua," ketusnya.

Hal serupa menurut warga sudah pernah terjadi pada tahun lalu, yakni pada bulan April 2017, dan pada saat itu diakibatkan oleh limbah perusahaan, namun tidak semua ikan mati.

"Memang pada hari sebelumnya terjadi hujan, kemudian air sungai mendadak keruh, dan dengan cepat sudah jernih kembali. Tiba-tiba ikan siap panen bahkan ikan sungai turut mati," jelasnya.

Tidak diketahui apakah karena banyaknya kandungan tawas atau hal lainnya, namun menurut warga dan kepala desa, pihaknya telah melaporkan kejadian kepada pihak perusahaan, serta mengambil sample air maupun ikan yang mati.

"Pihak perusahaan sudah datang dan mengambil sample air dan ikan bersama Dinas Perikanan Kabupaten Balangan, selain itu juga kami serahkan sample air yang sempat kami ambil saat kejadian," pungkasnya.
   
 

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018