Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan tidak khawatir apabila petani keramba dan budidaya kolam rawa didaerahnya berhenti dari sistem budidaya yang digeluti selama ini dan beralih ke sistem budidaya perikanan yang jauh lebih menguntungkan.

Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Muhammad Suriani di Amuntai, Kamis mengatakan, kebanyakan budidaya perikanan yang digeluti petani adalah budidaya keramba dan kolam rawa.

"Jika petani beralih ke Sistem Fishpen yang lebih menguntungkan dari segi biaya produksi dan penjualan tak masalah yang penting produksi perikanan meningkat dan petani lebih sejahtera," ujar Suriani.

Suriani mengatakan, Dinas Pertanian memang tengah mendorong pengembangan budidaya perikanan menggunakan Sistem pagar atau 'Fishpen' karena teknologi budidaya yang lebih mudah diserap petani dengan keuntungan usaha mencapai 100 persen.

Meski produksi perikanan HSU sudah cukup tinggi dari sistem.budidaya yang sudah diterapkan selama ini, namun biaya produksi dan pemasaran masih jadi kendala.

Suriani menerangkan, Sistem.Fishpen ternyaya cocok diterapkan diperairan rawa untuk budidaya Ikan lokal yang harga jualnya saat ini cukup mahal.

Harga Ikan Sepat Siam saja, kata Suriani mencapai Rp40.000 per kilogram, Pepuyu Rp80.000 per kg, Ikan Nila Rp28.000 perkilo bandingkan dengan harga Ikan Patin yang banyak dibudidayakan selama ini hanya Rp17.000 per kg.

"Silahkan petani memanfaatkan lahan tidur kalau perlu bangun pondok ditengah rawa untuk usaha budidaya dengan sistem Fishpen," katanya.

Suriani yakin petani budidaya dan nelayan tangkap akan melirik potensi budidaya ikan lokal dengan sistem Fishpen ini karena nilai investasinya sangat terjangkau dengan biaya produksi murah.

"Petani cukup membeli bambu untuk memagari kolam, dibanding membikin keramba tentu lebih murah Sistem pagar atau Fishpen ini," tutur Suriani.

Melalui budidaya ikan lokal sistem pagar ini bisa ditekan biaya produksi seperti tidak perlu beli benih ikan, pakan ikan lebih efesien karena ada pakan alami diperairan rawa.

"Kematian ikan juga lebih sedikit dengan pembesaran yang lebih cepat," katanya.

Saat ini diakuinya masih banyak petani yang belum tahu keuntungan penggunaan Sistem Fishpen disamping lokasi percontohan juga masih kurang.

Dinas Perikanan masih mensosialisasikan sistem ini kepada petani dan nelayan dalam setiap pertemuan dan melalui tenaga penyuluh.

Lokasi percontohan juga baru dilakukan di Kecamatan Haur Gading yang merupakan Kawasan Minapolitan dan kembali akan diujicobakan untuk kawasan Kecamatan Amuntai Selatan yakni di Desa Tambak dan Banyu Hirang.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018