Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Bunda PAUD Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Dr Hj Rahma Khairita MM dan Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Inklusi (FKPI) Ummi Saroh saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Permenkes No 66 tahun 2014 tentang pemantauan, pertumbuhan, perkembangan dan gangguan tumbuh kembang anak.


Dengan tema "Deteksi dan Intervensi Dini" dengan narasumber Sri Handajani S Sos MM dari Widyaswara Muda di PPPPTK TK PLB Bandung dihadiri Bunda PAUD Kecamatan dan Kelurahan serta Kepala sekolah PAUD se Kota Banjarbaru, Kamis (18/1).

Panitia Pelaksana Ummi Saroh menyampaikan bahwa setiap sekolah harus menyelenggarakan pendidikan inklusi, ada atau tidak ada ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di sekolah PAUD, diharapkan 168 Sekolah PAUD yang ada di Kota Banjarbaru kedepannya akan mendapatkan SK menjadi sekolah inklusi, kedepan juga diharapkan pendidikan inklusi di PAUD akan lebih baik lagi.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Dr Hj Rahma Khairita MM dalam arahannya menyampaikan bahwa sudah ada 54 PAUD yang sudah sebagai sekolah inklusi. Kegiatan sosialisasi ini teselenggara atas peran dari Forum Komunikasi Pendidikan Inklusi (FKPI).

Kegiatan ini sangatlah penting untuk dilaksanakan, kerena ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan pemberian pelayanan kepada siapa saja termasuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di sekolah PAUD.

Hj Rahma Khairita MM juga menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru akan menerapkan kantin sehat di seluruh satuan-satuan pendidikan di Kota Banjarbaru, ini agar anak-anak kita tidak jajan diluar sekolah. Sehingga anak-anak kita dapat memakan makanan yang sehat.

Bunda PAUD Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani menyampaikan bahwa sosialisasi ini diselenggarakan sebagai upaya mendukung dan menindaklanjuti Banjarbaru menjadi Kota inklusi yang telah dicanangkan pada 10 Agustus 2017 lalu, serta untuk penguatan sistem pelayanan pendidikan inklusif, sehingga diperlukan berbagai referensi untuk melengkapi wawasan dan pemahaman yang terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini melalui peningkatan kualitas manajemen PAUD.

Untuk itu, diperlukan kemandirian para guru dan anak didik dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sehat fisik, mental, dan sosial anak. Sosialisasi ini cukup penting untuk menambah referensi dan wawasan bagi guru paud dalam mengelola kesehatan dan tumbuh kembang anak adalam segi fisik, mental, dan sosialnya.

Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak merupakan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar atau primer, kelompok profesi, tenaga pendidik, petugas lapangan keluarga berencana, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak, organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak.

Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan terhadap bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak dilakukan untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan formal, serta diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi, kognitif, mental, dan psikososial anak.

Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak ini nantinya diselenggarakan secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi yang memadai, deteksi dini, dan intervensi dini, serta berkelanjutan oleh tenaga kesehatan dan petugas lintas sektor.

Agar diperoleh kondisi kesehatan yang maksimal pada anak didik paud dan taman kanak-kanak maka pembinaan kesehatan bagi mereka menjadi hal yang penting di samping pemenuhan kebutuhan akan gizi yang seimbang dan pelayanan kesehatan sesuai yang dibutuhkan termasuk stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembangnya.

Sosialisasi ini diharapkan nantinya juga mampu meningkatkan pengetahuan para anak didik akan hal-hal yang terkait dengan kesehatan dengan penekanan pada upaya promotif dan preventif, sehingga mereka dapat hidup optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Ada beberapa tujuan yang ini dicapai dari sosialisasi pada hari ini, diantaranya untuk menyiapkan calon generasi muda yang sehat jasmani, mental spiritual dan sosial, untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak didik, untuk memelihara kesehatan fisik, mental spiritual dan sosial anak didik, untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan pembinaan kesehatan anak didik oleh guru dan tenaga kesehatan, serta untuk meningkatkan kesehatan lingkungan sekolah.

Hj Ririen juga menyambut baik niat dari Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru yang akan mengadakan kantin sehat di Sekolah sehingga anak-anak tidak jajan sembarangan. menurut Hj Ririen banyak makanan yang dijual mengandung bahan yang berbahaya bagi anak-anak.

Bahkan sekarang jajanan makanan untuk anak sudah ada yang dicampur dengan bahan narkoba. Makasebagai orang tua dan guru harus waspada terhadap jajanan yang di jual disekitar sekolah dan lingkungan./f

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018