Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Seluruh elemen masyarakat di Kalimantan Selatan kompak menolak aktivitas pertambangan di kawasan Pegunungan Meratus dan juga Pulau Laut dengan menggelar aksi demo di simpang empat Hotel A Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kamis.


"Ini bentuk perlawanan masyarakat Kalsel atas hegemoni kekuasaan besar yang memaksakan adanya tambang," kata salah satu peserta aksi Didi G Sanusi di Banjarmasin, Kamis. 


Menurut pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini, "Save Meratus" di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan juga termasuk "Save Pulau Laut" di Kabupaten Kotabaru menjadi bagian dari isu besar yang akan diangkat terus sebagai bentuk perlawanan.


"Jadi kawan-kawan jurnalis yang peduli dengan lingkungan akan bersatu padu menolak keras pertambangan hingga izin dari pusat bisa dicabut dan Gubernur Kalsel Paman Birin harus komitmen dengan Program Revolusi Hijau," ucap anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Biro Banjarmasin Cabang Balikpapan itu menegaskan.


Sementara peserta aksi lainnya Imam Bukhori di Banjarmasin,  mengatakan masalah tambang yang bakal menggerus alam Kalimantan Selatan adalah masalah bersama, termasuk bagi pelaku seni seperti dirinya.


"Jadi siapa pun punya kewajiban yang sama untuk menolak keras pertambangan yang berdampak pada kehidupan masyarakat seluruhnya tak hanya bagi warga sekitar tambang namun kehidupan sosial budaya secara keseluruhan," ujar Wakil Ketua Dewan Kesenian Balangan itu.


Penolakan demi penolakan terhadap adanya aktivitas pertambangan di dua kabupaten di Kalsel memang terus bergulir. Aksi demo pun makin masif digelar baik dari kalangan mahasiswa, pecinta lingkungan hingga berbagai elemen masyarakat lainnya kompak satu suara menolak tambang.


Untuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah, pasca terbitnya izin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada perusahaan yang akan melakukan pertambangan di Pegunungan Meratus, masyarakat menentang keras dan meminta pemerintah pusat mencabut izin tersebut.


Sedangkan di Pulau Laut Kabupaten Kotabaru, masyarakat yang terdiri dari sejumlah tokoh dan aktivis pecinta lingkungan hidup di Kalimantan Selatan mengajukan petisi ke pemerintah pusat menolak aktivitas pertambangan di daerah itu.


Para pecinta lingkungan menilai, eksploitasi sumber daya alam di Pulau Laut tidak memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di areal sekitar tambang. Justru sebaliknya, mendatangkan kerusakan lingkungan dan beragam permasalahan sosial yang kerap terjadi.


Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018