Alumni sekolah bidan di Kalimantan Selatan kini membludak setelah pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sejak beberapa tahun terakhir mendorong dibukanya jurusan kebidanan untuk fakultas kesehatan.


Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Rosihan Adhani di Banjarmasin, Jumat mengatakan, sejak lima tahun terakhir di Kalimantan Selatan banyak berdiri sekolah kebidanan.

Kini sekolah-sekolah tersebut mulai meluluskan mahasiswa kebidanan yang siap ditempatkan di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.

Banyaknya sekolah kebidanan di Kalsel tersebut didorong adanya kekurangan bidan di daerah ini untuk ditempatkan di seluruh desa di daerah kaya sumber daya alam ini.

Selain itu juga untuk mendukung program pemerintah provinsi dalam meningkatkan IPM Kalsel yang kini berada di posisi 26 nasional.

Pemprov Kalsel berusaha meningkatkan derajat kesehatan warga dengan meningkatkan harapan hidup warga Kalsel menjadi di atas 65 tahun juga menekan angka kematian ibu dan bayi.

Salah satu upaya menaikkan tingkat kesehatan warga tersebut adalah dengan program penempatan bidan di seluruh desa pada 13 kabupaten dan kota di Kalsel.

Sayangnya, program tersebut tidak bisa berjalan sebagaimana yang diinginkan, karena pada saat itu Kalsel kekurangan bidan tidak kurang dari 600 orang.

"Memenuhi kebutuhan bidan tersebut, akhirnya pemerintah provinsi setempat mendorong dibukanya program kebidanan di daerah ini baik negeri maupun swasta," kata Rosihan.

Saat ini dari 1.919 desa di Kalsel tersisa 218 yang belum ada bidan desanya.

Dengan demikian, kata dia, pada 2012 ini akan kembali diangkat sekitar 300 bidan untuk ditempatkan di desa yang belum ada bidan desanya dan untuk mengganti bidan yang masa tugasnya telah berakhir.

Dengan pengangkatan tersebut, kata dia, diharapkan seluruh desa baik yang desa terpencil maupun kelurahan telah memiliki bidan desa, sehingga penanganan kesehatan termasuk kelahiran bisa ditangani dengan lebih baik.

Salah satu dampak dari kurangnya bidan desa, menyebabkan angka kematian bayi di Kalsel masih di atas standar nasional.

"Memang angka kematian bayi di Kalsel setiap tahunnya berkurang, tapi masih di bawah standar nasional yaitu 35/1.000 kelahiran," katanya./B/B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012