Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Harian Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Dr Abdul Hasib Salim menyerukan semangat mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Hari Santri tanggal 22 Oktober kami gelorakan dari resolusi jihad mempertahankan NKRI untuk perlawanan terhadap radikalisme dan intoleransi," kata Hasib, pada puncak Peringatan Hari Santri, Ahad.

Acara puncak sendiri digelar dengan sebuah upacara di halaman ponpes dengan diikuti sekitar tujuh ribu santri, para generasi muda Kalimantan yang mondok di ponpes bersejarah di Hulu Sungai Utara tersebut.

Hasib ingin momentum Hari Santri jadi semangat generasi muda meneruskan apa yang dilakukan para pendahulu, yakni para ulama dan kyai untuk mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila.

"Kami juga mendukung dan ikut serta dalam aksi kebangsaan mahasiswa dan perguruan tinggi melawan radikalisme dan intoleransi," tegas Hasib yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Alquran Rakha ini.

Untuk mengikuti aksi kebangsaan di Banjarmasin 28 Oktober mendatang, Ponpes Rakha telah menyiapkan dua bus untuk mengangkut perwakilan mahasiswa dan santri.

"Sebenarnya banyak santri kami yang mau ikut, namun karena kendala jarak dan transportasi, maka hanya perwakilan saja yang ikut dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda," tandasnya.

Selain upacara, kegiatan puncak Hari Santri juga diisi penandatanganan Nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MoU) antara Ponpes Rakha dengan Bank Indonesia dalam rangka mengembangkan ekonomi umat.

Tak hanya itu, Bank Indonesia juga memberikan dukungan sarana dan prasarana belajar santri untuk kemajuan proses pendidikan di Ponpes Rakha.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017