Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengaku kerepotan menangani gulma enceng gondok yang tumbuh subur di sungai dan sejumlah daerah rawa di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalsel itu.


"Sungai Kota Banjarmasin, belakangan ini tercemar berat tanaman gulma, terutama encek gondok yang selalu mengotori sungai-sungai di wilayah ini," kata Kepala Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin, Muryanta di Banjarmasin, Selasa.

Hal itu disampaikan Muryanta saat jumpa pers akhir tahun  dengan sejumlah wartawan yang mengetangahkan berbagai program instansinya pada tahun 2011 dan tahun 2012 mendatang.

Menurutnya akibat tercemar enceng gondok maka banyak sungai di Banjarmasin menjadi kotor bahkan banyak yang menyempit dan  mendangkal dan selain menganggu keindahan juga mengganggu arus lalu-lintas sungai daerah setempat.

Di Banjarmasin terdapat 104 jumlah sungai dan hingga kini sekitar 74 sungai masih berfungsi, oleh karena itu perlu dijada dan dipelihara agar sungai tersebut tidak sampai mati seperti sungai sebelumnya.

Guna mengurangi serangan enceng gondok tersebut, Pemkot Banjarmasin menyiwa kapal pembersih gulma dan sampah sungai.

"Kapal pembersih gulma dan sampah tersebut setiap hari bekerja, dan sekitar 60 ton 70 ton enceng gondok dibersihkan dari sungai per harinya," kata Muryanta.

Menurut Muryanta, saat musim penghujan ini jumlah enceng gondok tersebut walau terus dibersihkan tetapi tetap saja banyak dipermukaan air sungai, karena bila satu lokasi di bersihkan maka tak lama datang lagi hamparan enceng gondok yang datang dari berbagai penjuru sungai.

Lain hal disaat kemarau bila satu lokasi dibersihkan maka lokasi itu dalam waktu tertentu  tetap bersih, karena pergerakan air tidak sederas seperti penghujan.

"Kita benar-benar kerepotan olah enceng gondok ini,bayangkan saja satu lokasi yang sudah bersih dari serangan enceng gondok pada keesokan harinya lokasi itu sudah penuh lagi dari tanaman itu, karena terbawa larut oleh arus air yang datang dari hulu sungai,"tuturnya.

Tadinya sampah asal enceng gondok itu ditumpuk begitu saja di tebing sungai,sekarang sampah itu akan di tampung oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kemudian dijadikan kompos.

Berdasarkan keterangan kompos berasal dari tanaman enceng gondok sangat baik untukmenyubur tanaman,hingga bisa menjadi pupuk organik.

Ditanya keberadaan kapal pembersih gulma Ia menyatakan bersyukur, karena ada seorang pengusaha di Kota ini yang  berhasil mengubah sebuah kapal biasa menjadi sebuah pembersih gulma hingga bermanfaat untuk merevitalisasi sungai-sungai kota setempat.

Selain memodifikasi kapal menjadi kapal pemberih gulma pengusaha itu juga berhasil memodifikasi kapal biasa menjadi sebuah kapal pengeruk lupur kapal itupun juga disewa Pemkot Banjarmasin, tutur Muryanta.

Kedua kapal itu sudah diberi nama masing-masing untuk kapal keruk disebut "kapal biuku," sedangkan kapal pembersih gulma dan sampah disebut "kapal sapu-sapu," tambahnya lagi.

Menurut Muryanta, kapal hasil modifikasi tersebut sangat bermanfaat dalam upaya  kota Banjarmasin mengembalikan fungsi-fungsi sungai mengingat sudah banyak sungai yang mati lantaran serangan gulma, sampah  dan sidementasi.

Melalui alat-alat modifikasi itu sungai-sungai kian dilebarkan didalami, sehingga begitu juga terhadap sungai yang mati akan dikeruk hingga kembali menjadi sungai yang hidup./H005/*C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011