Komandan Kodim (Dandim) 1006/Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya mengatakan sanitasi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) belum memenuhi standar sehingga sejumlah pelajar keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Bambang menyampaikan hal itu usai meninjau langsung salah satu dapur SPPG di Desa Tungkaran, Kabupaten Banjar, yang diduga menjadi sumber keracunan menu program MBG terhadap siswa.
Baca juga: Keracunan MBG di Banjar karena menu nasi kuning
"Setelah kami tinjau ke dapur SPPG di desa itu terlihat kebersihan ruang pengolahan dan pengemasan makanan masih belum memenuhi standar," ucap Bambang di Martapura, Kabupaten Banjar, Jumat.
Dandim mengatakan sanitasi di dapur SPPG ini harus dibenahi total, karena kebersihan berpengaruh langsung terhadap hasil makanan.
Bukan itu saja, perwira menengah TNI AD ini juga mengatakan tidak cukup bersih saat memasak, tapi juga saat pengemasan dan seluruh proses juga harus memenuhi standar kesehatan.
"Untuk ruang pengemasan makanan perlu dilengkapi sirkulasi udara yang memadai, harus ada blower karena ini sirkulasi udara di ruangan itu tidak lembap," ucapnya.
Letkol Inf Bambang kembali menambah untuk antisipasi agar kejadian keracunan puluhan siswa keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) maka Kodim bersama Pemerintah Kabupaten Banjar dan BPOM menghentikan sementara operasional dapur tersebut.
Baca juga: Puluhan siswa diduga keracunan MBG di Kabupaten Banjar Kalsel
“Kami sepakat untuk sementara operasional di dapur SPPG ini kami hentikan dulu, sambil menunggu hasil laboratorium keluar, baru diambil keputusan dari instansi yang berwenang,” tambahnya.
Bambang memastikan TNI mendukung penuh pemerintah daerah dalam mengawal program MBG ini agar berjalan aman, nyaman dan higienis, serta tepat sasaran, sesuai dengan tujuan Presiden Prabowo Subianto, yakni meningkatkan gizi masyarakat.
Sebelumnya, terdapat 63 siswa yang sempat dirawat dan mendapatkan penanganan medis, sebanyak 22 orang diperbolehkan pulang setelah membaik, lima orang dirujuk dan sisanya masih dirawat.
Disebutkan Bambang, siswa yang dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ruang IGD mengalami sakit perut hingga ada yang muntah-muntah, sebagian dalam kondisi yang lemas sehingga diperlukan perawatan medis.
Bambang juga menegaskan, puluhan siswa yang dilarikan ke rumah sakit itu berasal dari sejumlah sekolah yakni MI, MTs dan SMA IT Assalam di Kelurahan Pesayangan Martapura dan dua sekolah di Desa Tungkaran.
Baca juga: Habib Umar soroti dugaan keracunan MBG di Kabupaten Banjar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025
Bambang menyampaikan hal itu usai meninjau langsung salah satu dapur SPPG di Desa Tungkaran, Kabupaten Banjar, yang diduga menjadi sumber keracunan menu program MBG terhadap siswa.
Baca juga: Keracunan MBG di Banjar karena menu nasi kuning
"Setelah kami tinjau ke dapur SPPG di desa itu terlihat kebersihan ruang pengolahan dan pengemasan makanan masih belum memenuhi standar," ucap Bambang di Martapura, Kabupaten Banjar, Jumat.
Dandim mengatakan sanitasi di dapur SPPG ini harus dibenahi total, karena kebersihan berpengaruh langsung terhadap hasil makanan.
Bukan itu saja, perwira menengah TNI AD ini juga mengatakan tidak cukup bersih saat memasak, tapi juga saat pengemasan dan seluruh proses juga harus memenuhi standar kesehatan.
"Untuk ruang pengemasan makanan perlu dilengkapi sirkulasi udara yang memadai, harus ada blower karena ini sirkulasi udara di ruangan itu tidak lembap," ucapnya.
Letkol Inf Bambang kembali menambah untuk antisipasi agar kejadian keracunan puluhan siswa keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) maka Kodim bersama Pemerintah Kabupaten Banjar dan BPOM menghentikan sementara operasional dapur tersebut.
Baca juga: Puluhan siswa diduga keracunan MBG di Kabupaten Banjar Kalsel
“Kami sepakat untuk sementara operasional di dapur SPPG ini kami hentikan dulu, sambil menunggu hasil laboratorium keluar, baru diambil keputusan dari instansi yang berwenang,” tambahnya.
Bambang memastikan TNI mendukung penuh pemerintah daerah dalam mengawal program MBG ini agar berjalan aman, nyaman dan higienis, serta tepat sasaran, sesuai dengan tujuan Presiden Prabowo Subianto, yakni meningkatkan gizi masyarakat.
Sebelumnya, terdapat 63 siswa yang sempat dirawat dan mendapatkan penanganan medis, sebanyak 22 orang diperbolehkan pulang setelah membaik, lima orang dirujuk dan sisanya masih dirawat.
Disebutkan Bambang, siswa yang dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ruang IGD mengalami sakit perut hingga ada yang muntah-muntah, sebagian dalam kondisi yang lemas sehingga diperlukan perawatan medis.
Bambang juga menegaskan, puluhan siswa yang dilarikan ke rumah sakit itu berasal dari sejumlah sekolah yakni MI, MTs dan SMA IT Assalam di Kelurahan Pesayangan Martapura dan dua sekolah di Desa Tungkaran.
Baca juga: Habib Umar soroti dugaan keracunan MBG di Kabupaten Banjar
Editor : Taufik Ridwan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025