Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani yang mewakili masyarakat Banjarbaru untuk ke tiga kalinya menerima Anugerah  Piala Adipura dan menerima Piala Adiwiyata Mandiri untuk SDN 1 Komet Banjarbaru.

Penyerahan Piala Adiwiyata Mandiri dihadiri Ketua DPRD Banjarbaru H AR Iwansyah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Dr Hj Rahmah Khairita dan Tim Adiwiyata Kota Banjarbaru di Plaza Ir Soedjono Manggala Wanabakti, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Jakarta Pusat.

Penganugerahan Piala Adipura diserahkan pada malam harinya di Auditorium Manggala Wanabakti Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Jakarta Pusat.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Rahmah Khairita menjelaskan Adiwiyata Mandiri yang diterima Oleh SDN 1 Komet adalah penghargaan Adiwiyata tertinggi, beliau menjelaskan untuk Adiwiyata ada beberapa level seperti Adiwiyata tingkat kota,tingkat provinsi dan yang tertinggi yaitu tingkat nasional.

Untuk Adiwiyata Nasional tahun 2016 ada 11 sekolah yang mendapatakannya namun mereka harus of dulu dan melakukan pembinaan Adiwiyata untuk sekolah lainnya dan baru tahun berikutnya bisa mengikuti untuk penilaian yang tertinggi.

Rahmah Khairita mengatakan, untuk tahun 2018 Kota Banjarbaru mengikut sertakan 13 sekolah yang akan mengikuti Adiwiyata Mandiri, dan mengharapkan lolos keseluruhan.

Kepala SDN 1 Komet Hj Noraida bersyukur mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri, kedepannya mengharapkan pastinya akan berbenah diri, tidak berpuas diri dengan pencapaian ini dan akan mempertahankan sebaik baiknya pencapaian Adiwiyata Mandiri tahun 2017.

Adipura dilaksanakan sejak tahun 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998. Program adipura kembali di canangkan  pada tgl 5 Juni 2002 bertepatan dgn Hari Lingkungan Hidup di Denpasar Bali. Sejak ikut berpartisipas,i Kota Banjarbaru sudah mendapatkan 7 Piala Adipura yaitu: Piala Adipura  tahun 2009, Piala Adipura  tahun 2010, Piala Adipura  tahun 2011, Piala Adipura  tahun 2012, Piala Adipura  tahun 2015, Piala Adipura  Kirana tahun 2016 dan Piala Adipura  tahun 2017.

Menurut Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani menyampaikan rasa syukur karena Kota Banjarbaru kembali meraih Piala Adipura yang merupakan salah satu lambang supermasi tertinggi untuk kebersihan kota dan bukan hanya Piala Adipura namun juga Piala Adiwiyata Mandiri yang diraih oleh SDN 1 Komet Banjarbaru.

Dan raihan ini atas kerja keras dari semua pihak terutama seluruh masyarakat Kota Banjarbaru atas kepeduliannya terhadap lingkungan. Nadjmi berharap dengan diraihnya Piala Adipura dan Piala Adiwiyata Mandiri ini semakin memacu kita untuk terus menjaga kebersihan di lingkungan kita. Sehingga bersih di Kota Banjarbaru selalu tercipta. Kota yang selalu bersih, indah dan nyaman untuk semua masyarakat. “Banjarbaru Berkarakter, Banjarbaru Melayani, Banjarbaru Bisa Bisa Bisa” Ucap Nadjmi Adhani.

Kebijakan dan implementasi Pembangunan Lingkungan Hidup: dilakukan dengan tujuan membangun lingkungan yang sehat dan dinamis. Sasarannya adalah kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi agar    Banjarbaru menjadi kota Hijau yang Bersih, Sehat, dan ramah lingkungan. Arah kebijakan dibuat untuk penataan infrastruktur dan penataan lingkungan.

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan (Dinas Lingkungan Hidup) terdiri dari penyediaan dan peningkatan operasi serta pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan, peningkatan operasi dan pemeliharaan rutin TPS dan Kontainer, mobilisasi alat berat, peningkatan pengelolaan air limbah dan sampah pada TPA.

Pengurangan sampah dilakukan dengan mengurangi sampah dari sumbernya, yaitu dengan mendorong terbentuknya 25 - 30 bank sampah di tingkat masyarakat setiap tahun, membina bank sampah yang sudah terbentuk serta meng aktifkan kembali bank sampah yang adamelalui penyuluhan dan pelatihan.

Program komposter sederhana di lingkungan masyarakat, pengadaan keranjang takakura, meningkatkan produksi Bank Sampah Indukdan penambahan TPS3R. (3R adalah : Reuse, Reduce & Recycling). Reuse: Menggunakan kembali sampah yg masih bisa di manfaatkan/digunakan,  Misalnya; menggunakan kantong atau wadah yg dapat digunakan ber ulang-ulang, seperti seperti memakai serbet daripada tisue, atau baterai yg bisa di charge kembali, Reduse : Mengurangi sesuatu yang menghasilkan sampah. Misalnya: menggunakan produk isi ulang, seperti bungkus Refill. Recycling: Mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang yg bermanfaat.

Misalnya: mengolah sampah organik menjadi kompos. Untuk pengangkutan sampah dilakukan secara rutin (sehari sebanyak 100 ton) atau 85,47% dari 117 ton sampah yang harus dilayani.

Sampah yang tidak terlayani dilakukan dengan pengangkutan extra atau sweeping oleh truck persampahan secara berkala pada lokasi-lokasi pembuangan sampah liar dan pada TPS-TPS yang melebihi kapasitas sampahnya.Sampah yang sudah diangkut selanjutnya akan dibawa ke TPAST Gunung Kupang untuk ditimbang, dibuang ke titik yang telah ditentukan, dan dipilah berdasarkan jenisnya (organik & an organik).

Sampah organik akan diolah menjadi pupuk yang nantinya akan digunakan untuk menyuburkan tanaman di TPA dan taman kota. Sedangkan sampah anorganik akan dipilah kembali (bernilai ekonomis atau tidak). Yang bernilai ekonomis akan dijual oleh pemulung binaan TPAST Gunung Kupang ke pengepul dan yang tidak bernilai ekonomis akan dibuang pada lubang yang telah disiapkan. Gas yang dihasilkan akan dimanfaatkan untuk bahan bakar.

Air lindi pada landfill akan dialirkan ke kolam IPAL di proses secara aerasi sebelum dialirkan kembali ke badan air di TPA. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau: Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)(PU, Disperkim, DLH).

Inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota adalah : Kampung Purun: Pemanfaatan lahan daerah rawa yang banyak terdapat tanaman purun di Kelurahan Palam, dimana pada musim kemarau sering terjadi kebakaran di daerah rawa/gambut. Tanaman purun dijadikan kerajinan tangan seperti pembuatan tas, tikar dll yang penjualan sudah mulai ekspor ke berbagai negara. Oleh karenanya pemko Banjarbaru menjadikan daerah pembuat kerajinan tangan dari bahan purun sebagai Kampung Purun.

Kampung Pelangi: terbentuk dari kreativitas masyarakat, di dukung oleh Pemerintah Kota dan swasta sebagai CSR untuk melakukan inovasi dengan melakukan pengecatan rumah warna – warni di pinggiran sungai kemuning sehingga dinamakan kampung pelangi. Kampung Pejabat: Kampung pejabat (Penjual jamu loktabat) adalah salah satu kampung penjual jamu yang berwawasan lingkungan dengan melakukan inovasi & kreativitas. Sekarang telah ada Cafe Jamu di kampung Pejabat.

Program Kampung Iklim (Proklim). Program Kampung Iklim pada tahun 2017 adalah  : 1. Komplek Griya Ulin Permai RT.02 RW III Kel. Landasan Ulin Timur. 2.Komplek Wengga Abadi 1 Jl. Golf Kel. Syamsuddin Noor. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau juga cukup baik.

Hal ini dapat dilihat dari indikator dengan semakin banyaknya Komunitas Pecinta Lingkungan di kota ini, seperti : ST12 (Serbu Tanaman 1 pohon 2 orang), Komunitas ini secara swadaya melakukan peghijauan, beserta Forum Komunitas Hijau – Komunitas Pecinta Lingkungan (FKH-Kopling), adanya Komunitas green & Clean Kota Banjarbaru, melakukan penghijauan pada lingkungan pemukiman, juga adanya komunitas lintas paguyuban yang berpartisipasi melakukan penghijauan dengan melibatkan berbagai suku yang ada di daerah.


Pewarta: Yose Rizal

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017