Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Udang galah salah satu udang air tawar banyak hidup di sungai Kalimantan Selatan memegang rekor harga tertinggi di pasaran ikan basah/segar air tawar di Banjarmasin dan daerah sekitar.

Pada pasar ikan basah/segar di pusat perbelanjaan Antasari Banjarmasin, Minggu atau H+7 Lebaran 2017, harga udang galah ukuran besar (empat atau lima ekor dalam satu kilogram) mencapai Rp200.000/kilogram.

Begitu pula udang galah ukuran sedang (enam atau delapan ekor dalam satu kilogram) seharga Rp180.000/kg. Padahal sepeken sebelum lebaran lalu harganya hanya Rp160.000/kg.

Keadaan serupa pada pasar subuh/pasar tumpah tepi Jalan A Yani Km 7,5 Banjarmasin/Kertak harga udang galah ukuran besar Rp200.000/kg, ukuran sedang Rp180.000/kg, dan ukuran kecil (sepuluh-dua belas ekor dalam satu kilogram) Rp140.000/kg.

Ciri khas udang galah yang kehidupannya di air tawar itu antara lain cangkang dan gerigi ujung kepala yang panjang. Udang galah saat masih kecil (anak) hidup di sekitar muara sungai, kemudian mudik ke daerah hulu untuk pembesarannya.

Sedangkan harga iwak papuyu (sejenis ikan betok) ukuran besar (enam atau delapan ekor dalam satu kilogram) Rp100.000/kg, dan ikan gabus (iwak haruan) ukuran besar (satu atau dua ekor dalam satu kilogram) Rp70.000/kg.

Amanah, pedagang ikan basah di Sentra Pasar Antasari Banjarmasin mengatakan, mahal harga udang galah karena pasokan masih sedikit.

"Pasokan sedikit karena sulit mencarinya, pada umumnya dengan cara mengail (maunjun) di sungai untuk mendapatkannya," ujar ibu dari tiga anak tersebut.

Selain itu, mereka yang mencari udang galah tersebut masih sedikit, mungkin karena suasana lebaran, demikian Amanah.

Menurut Suri, pedagang ikan segar air tawar di pasar subuh Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel, selain uang galah, hal serupa juga pada iwak papuyu dan haruan.

Seorang ibu rumah tangga Hj Nurul Lathifah (64), warga Banjarmasin mengaku dapat memaklumi dan tidak terlalu mempersoalkan harga ikan atau udang yang tinggi/terlalu mahal dalam suasana lebaran ini.

"Kalau harga mahal dan ingin mengonsumsi, maka beli seadanya sesuai kemampuan keuangan kita. Misalnya mau udang galah cukup beli dua atau tiga ekor saja, sebagai `tatamba kapohonan` (obat/pencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tak kita inginkan)," ujarnya.

"Nanti kalau rezeki atau keadaan keuangan lagi bagus, baru beli sepuasnya jika mau. Sebenarnya berapa pun harganya selama kita masih bisa membeli, itu arti masih murah atau tidak mahal," demikian Nurul Lathifah.

Nenek dari dua cucu itu memperlihatkan empat ekor udang galah dengan berat setengah kilogram lebih buat lauk makan bersama keluarga usai berbuka "puasa enam" (puasa enam hari pada Syawal atau sesudah puasa Ramadan 1438 Hijriah).

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017