Banjarmasin, (Antaranews Kalsel ) - Buka puasa bersama skala besar dan cara yang unik banyak digelar dimana-mana di tanah air, dan itu sudah biasa, tetapi sahur bersama dipenuhi ribuan orang di lokasi wisata sungai Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu yang lebih luar biasa.

Dengan keunikan tersebut maka Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin tak ragu untuk mendukung dan bekerjasama dengan penggagas atraksi ini, Satuan Polisi Air (Satpolair) Polresta Banjarmasin, kata Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, di balaikota Banjarmasin, Rabu.

Bagaimana tak unik seperti pada sahur bersama yang disebut sebagai even Sahur On The River (SOTR) Minggu dinihari 11 Juni 2017 di lokasi wisata sungai kawasan maskot Bekantan Tendean yang tadinya ditargetkan hanya hadir seribu orang jutru dipenuhi dua ribu orang lebih.

Puluhan ibu-ibu pedagang pasar terapung lokasi tersebut lengkap dengan pakaian keseharian datang ke lokasi dengan menggunakan sampan pakai "talakung" (kain tutup kepala) berpupur dingin (masker) hanya untuk menyemerakan kegiatan yang sudah dijadikan kalender kepariwisataan tahunan tersebut
   
Makan dan minum seraya mengayuh sampan dilakukan puluhan ibu-ibu di Pasar Terapung Siring Tendean, sekali-sekali air di gelas tumpah tat kala sampan yang ditumpangi para pedagang sayuran dan buah-buahan di lokasi pasar unik ini oleng lantaran terhantam gelombang sungai.
   
Dibantu lampu minyak tanah dan sedikit tersiram sinaran listrik mereka terlihat samar-samar, namun tak mengurangi keceriaan para pedagang di atas Sungai Martapura ini untuk bersantap sahur bersama dalam kegiatan Sahur On The River.
    
Tak hanya puluhan ibu-ibu pedagang sayuran pasar terapung yang meramaikan atraksi wisata sungai ini, tapi juga puluhan komunitas pengemudi klotok (perahu bermesin) regu pemadam kebakaran, komunitas radio amatir, pecinta lingkungan seperti Forum Komunitas Hijau, Masyarakat Peduli Sungai (Melingai) Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (Saban) serta ratusan lagi anggota kepolisian Polresta Banjarmasin sendiri.
   
"Ini salah satu bentuk menanamkan rasa toleransi dan kebersamaan, antara polisi dan masyarakat, dan antar masyarakat sendiri," kata Kepala Satuan Polisi Air Polresta Banjarmasin AKP Untung Widodo Sst selaku penggagas kegiatan ini.
    
Penulis sendiri memperhatikan even ini benar-benar multi manfaat, apalagi diera sekarang dimana tingkat toleransi yang seakan mulai luntur yang bisa menggangu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
    
Berkumpulnya ribuan orang satu lokasi dalam suasana kebersamaan ini tak ada yang nyuruh dan tak ada yang memberi upah, tetapi hanya semangat keikutsertaan yang terbungkus dalam nilai-nilai keagamaan serta budaya Ramadhan disamping upaya keinginan bersama mengangkat dunia wisata setempat.
   
Di lokasi itu terlihat tak ada kasta,  padahal puluhan pejabat, puluhan ulama, kepolian, TNI, LSM, dan komponen lainnya yang menjadi satu dalam kebersamaan, sebuah kegiatan yang dinilai banyak orang sebagai yang unik.
    
"Tujuan acara ini untuk menjalin silaturahmi dengan warga sadar keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas) khususnya di wilayah perairan Banjarmasin," ucap Untung Widodo lagi menambahkan.
   
 "Kita ingin memasyarakatkan polisi dan mempolisikan masyarakat, artinya agar polisi bertindak santun dan ramah melayani masyarakat dalam menjaga keamanan dan sebaliknya masyarakat bisa menjadi polisi dengan senantiasa menjaga keamanan dalam upaya menindak kejahatan," tambah Untung Widodo lagi.
   
 Apalagi di Banjarmasin dikenal dari dulu kejahatan di perairan maka dengan kesatuan gerak antara polisi dan masyarakat demikian maka alhamdulillah, aksi kejahatan di perairan tersebut sudah jarang terdengar.
   
 Polri lebih dituntut untuk menjalin kemitraan dengan semua unsur serta hadir di tengah-tengah masyarakat.
  
Yang jelas Polisi selalu berharap masyarakat bisa membantu dan bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menjaga, menciptakan serta memelihara keamanan dan ketertiban di kota ini.
     
Kepala Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Alhaq mengatakan kegiatan Sahur On The River itu luar biasa dan hanya ada di Banjarmasin  makanya akan dijadikan atraksi wisata.
     
"Kami berterima kasih kepada Satpol Air sebagai penggagas kegiatan ini walau sederhana tapi hasilnya luar biasa," tuturnya.
     
Menurutnya, sahur susur sungai merupakan model baru dalam atraksi wisata yang berada persis di lokasi destinasi wisata kawasan maskot Bekantan yang berdekatan dengan lokasi pasar terapung merupakan lokasi yang sudah dikenal luas di Kalsel maupun nusantara.
    
"Kita berharap atraksi-atraksi wisata semacam itu, harus digali dan diciptakan untuk menambah kesemarakan lokasi yang kini terus dipromosikan sebagai wisata andalan Kota Banjarmasin ini," kata Ikhsan Alhaq.
     
Pasar terapung adalah lokasi objek wisata andalan yang dikunjungi hampir lima ribuan orang setiap minggu, lokasi ini menarik lantaran kekhasan tersendiri dimana para pedagang mengenakan kostum tradisional dengan bertopi lebar (tanggui) berjualan di lokasi tersebut.
     
Sementara barang dagangan yang dijual sebagian besar adalah hasil alam setempat seperti satur-sayuran, buah-buahan, aneka ikan air tawar dan rawa, penganan tradisional, kue kering lokal, serta kuliner-kuliner khas setempat.

Kuliner yang banyak dijajakan pedagang antara lain ketupat kandangan, laksa, lupis, jagung rebus bajarang banyiur, jaring, bubungko, pais, pundut nasi, ketupat balamak, lapat, nisan bacucuk paring, nasi kuning, soto Banjar, dan banyak lagi yang lainnya.
     
Para pedagang ini berasal dari desa-desa pinggiran kota Banjarmasin serta dari kabupaten lainnya yang datang ke lokasi ini tengah malam dengan mengayuh jukung atau sampan.
    
Seorang pedagang Ibu Hasnah (50 tahun) mengaku datang dari Lok Baintan Kabupaten Banjar, datang ke lokasi ini menjual dagangan hasil alam, seperti keladi, ubi jalar, daun singkong, kembang tegarus, pisang masak, jantung pisang, ikan sepat, siput hailing dan beberapa lagi.
    
"Lumayan pak, jika nasib baik dagangan ini cepat ludes di beli pengunjung, biasanya yang suka membeli selain pengunjung lokal tak sedikit dari wisatawan nusantara dan mancanegara, hingga keuntungan bisa mencapai rp200 ribu per hari," tuturnya.
    
Kegiatan SOTR pada Ramadhan 2017 ini digelar empat kali, pertama di Pelabuhan Pelambuan, kedua di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Jalan RK Ilir, ketiga di kawasan wisata maskot Bekantan, dan terakhir 18 Juni di Makam Habib Basirih.
    
Pada SOTR 11 Juni lalu, dimeriahkan oleh sebuah orkes berirama gambus dan melayu, "Banua Raya Simphony" yang mampu menciptakan suasana lebih meriah setelah beberapa pejabat ikut bernyaji lagu-lagu syiar agama.
    
Selain itu dibarengi oleh tausiah oleh dua ustadz KH Haji Husein Nafarin dan Mubaraq yang mengajak semua masyarakat memuliakan bulan Ramadhan dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan selalu melakukan ibadah.
    
Melihat kemeriahan SOTR selama tiga kali digelar sebelumnya ini menyebakan Kapolda Kalsel ingin pada keempat atau terakhir ini berjanji untuk hadir dan mengajak unsur kepolisian di jajarannya ikut menyemarakan lagi even tersebut.
      

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017