Barabai, (Antaranews Kalsel) - Tindakan cepat dilakukan oleh para dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Damanhuri (RSHD) Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) terkait keluhan salah satu netizen, Dolph Indri di jejaring sosial tentang adanya pasien yang bayinya meninggal dalam kandungan.
Dalam keluhannya yang disampaikan di group Humas HST, dituliskan bahwa ada pasien hamil, Heliyani, warga Tangkarau, Barabai di ruang bersalin memerlukan penanganan segera karena anaknya sudah meninggal di kandungan.
"Hingga hari ini, Rabu (11/5), tidak dilakukan operasi oleh pihak rumah sakit dengan alasan, Kamis (12/5) libur, sedangkan janin dalam kandungan sudah tidak bernyawa, menurut saya dengan kondisi pasien seperti itu wajib segera ditangani",tulisnya.
Pihak RSHD Barabai segera memberikan tanggapan dengan memberikan klarifikasi yaitu untuk kasus-kasus nonemergency (yang tidak mengancam nyawa) dilakukan pada hari hari kerja dan jam kerja, sedangkan kasus-kasus emergency dilakukan 24 jam termasuk pelayanan kamar operasi.
Dijelaskan pada kasus dimana janin dalam kandungan telah dinyatakan meninggal, dan setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kegawatan yang mengancam nyawa.
Oleh sebab itu sesuai dengan SPO di RSHD, tindakan operasi akan dilakukan di hari kerja pada jam kerja agar persiapan dan risiko yang tidak diharapkan bisa ditekan.
"Perlu diketahui bahwa setiap operasi emergency memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan operasi terjadwal karena dilakukan dengan persiapan yang lebih singkat", jelas mereka.
Namun rupanya pihak RSUD Damanhuri Barabai segera melaksanakan operasi pada Kamis (11/5), bahkan hari itu, tim dokter melakukan tiga operasi emergency, kendati di luar hari kerja.
Tindakan segera pihak RSHD Barbai mendapat apreasi, utamanya dari netizen Dolph Indri yang kembali menuliskan "operasi sudah selesai dilakukan dan mohon maaf jika dengan postingan ini menyinggung beberapa pihak karena tujuan kami warga biasa ini hanya ingin ada kejelasan dan tindakan, "tulisnya.
Selain Dolph Indri, beragam pendapat disampaikan baik anggota DPRD ataupun masyarakat umum yang menaruh perhatian atas kinerja RSHD Barabai, yang tanggap melakukan pelayanan terhadap pasien walaupun bukan dihari kerja dan jam kerja.
"Alhamdulillah sudah ditindak lanjuti, inilah peran kita masyarakat HST, untuk memajukan Kabupaten kita, dengan mengontrol kinerja pemerintahan di segala aspek dan lini, terima kasih untuk semua", tulis Hadi Sapoetra.
"Terimakasih dr Eka dan dr Eny yang pernah membantu isteri saya dan keluarga saya di Bumi Murakata selama ini, jasa anda luar biasa, kami salut atas kinerja tim anda dalam persalinan, makasih", tulis Athaillah Hasbi, Anggota DPRD HST dari Fraksi Golkar yang terkenal vokal tersebut.
"Hak hidup sehat adalah hak semua orang, jadi tidak boleh ada perbedaan pelayanan terhadap siapapun, mudahan ini yang terakhir kejadian di RS," katanya.
Selanjutnya, juga diungkapkan, " bapak Bupati HST H Abdul Latief sudah sangat jelas mengingatkan ini secara berulang agar pelayanan bisa semaksimal mungkin tidak ada perbedaan pelayanan, baik yang kaya atau kurang mampu, baik yang pejabat atau kita rakyat biasa," tulis Yajid Fahmi, tokoh masyarakat dari Koalisi Cinta Banua.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Dalam keluhannya yang disampaikan di group Humas HST, dituliskan bahwa ada pasien hamil, Heliyani, warga Tangkarau, Barabai di ruang bersalin memerlukan penanganan segera karena anaknya sudah meninggal di kandungan.
"Hingga hari ini, Rabu (11/5), tidak dilakukan operasi oleh pihak rumah sakit dengan alasan, Kamis (12/5) libur, sedangkan janin dalam kandungan sudah tidak bernyawa, menurut saya dengan kondisi pasien seperti itu wajib segera ditangani",tulisnya.
Pihak RSHD Barabai segera memberikan tanggapan dengan memberikan klarifikasi yaitu untuk kasus-kasus nonemergency (yang tidak mengancam nyawa) dilakukan pada hari hari kerja dan jam kerja, sedangkan kasus-kasus emergency dilakukan 24 jam termasuk pelayanan kamar operasi.
Dijelaskan pada kasus dimana janin dalam kandungan telah dinyatakan meninggal, dan setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kegawatan yang mengancam nyawa.
Oleh sebab itu sesuai dengan SPO di RSHD, tindakan operasi akan dilakukan di hari kerja pada jam kerja agar persiapan dan risiko yang tidak diharapkan bisa ditekan.
"Perlu diketahui bahwa setiap operasi emergency memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan operasi terjadwal karena dilakukan dengan persiapan yang lebih singkat", jelas mereka.
Namun rupanya pihak RSUD Damanhuri Barabai segera melaksanakan operasi pada Kamis (11/5), bahkan hari itu, tim dokter melakukan tiga operasi emergency, kendati di luar hari kerja.
Tindakan segera pihak RSHD Barbai mendapat apreasi, utamanya dari netizen Dolph Indri yang kembali menuliskan "operasi sudah selesai dilakukan dan mohon maaf jika dengan postingan ini menyinggung beberapa pihak karena tujuan kami warga biasa ini hanya ingin ada kejelasan dan tindakan, "tulisnya.
Selain Dolph Indri, beragam pendapat disampaikan baik anggota DPRD ataupun masyarakat umum yang menaruh perhatian atas kinerja RSHD Barabai, yang tanggap melakukan pelayanan terhadap pasien walaupun bukan dihari kerja dan jam kerja.
"Alhamdulillah sudah ditindak lanjuti, inilah peran kita masyarakat HST, untuk memajukan Kabupaten kita, dengan mengontrol kinerja pemerintahan di segala aspek dan lini, terima kasih untuk semua", tulis Hadi Sapoetra.
"Terimakasih dr Eka dan dr Eny yang pernah membantu isteri saya dan keluarga saya di Bumi Murakata selama ini, jasa anda luar biasa, kami salut atas kinerja tim anda dalam persalinan, makasih", tulis Athaillah Hasbi, Anggota DPRD HST dari Fraksi Golkar yang terkenal vokal tersebut.
"Hak hidup sehat adalah hak semua orang, jadi tidak boleh ada perbedaan pelayanan terhadap siapapun, mudahan ini yang terakhir kejadian di RS," katanya.
Selanjutnya, juga diungkapkan, " bapak Bupati HST H Abdul Latief sudah sangat jelas mengingatkan ini secara berulang agar pelayanan bisa semaksimal mungkin tidak ada perbedaan pelayanan, baik yang kaya atau kurang mampu, baik yang pejabat atau kita rakyat biasa," tulis Yajid Fahmi, tokoh masyarakat dari Koalisi Cinta Banua.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017