Barabai, (AntaraNews Kalsel) - Petani di Pegunungan Meratus Kecamatan Hantakan dan Batang Alai Timur (BAT), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan menyatakan tak akan menjual hasil panennya meski hasil panennya melimpah.
     
Menurut warga Desa Juhu Kecamatan Batang Alai Timur Robby di Barabai, Rabu pantang bagi mereka memperjualbelikan hasil panen padinya.
     
"Kalaupun ada beredar hasil panen kami di pasar itu bukan diperjualbelikan namun hasil barter atau ditukar dengan barang jenis lainnya seperti gula pasir, gula merah atau kebutuhan pokok lain," kata Robby.
      
Jika warga Dayak di wilayah ini melanggar keyakinan ini menurut Roby berdampak pada hasil tanaman berikutnya yang hasilnya tidak yang maksimal lagi. 
      
Sebaliknya petani di wilayah ini lebih memilih memberikan sebagian hasil tanamnya kepada kerabat atau keluarga dekat yang memerlukan agar hasil panen tahun depan lebih banyak lagi. 
       
"Tradisi ini kami pertahankan sampai sekarang," kata Robby yang juga merupakan Ketua AMAN HST.
       
Dijelaskannya sistem barter padi dengan kebutuhan lain sampai sekarang masih berlaku di kalangan masyarakat adat Dayak Meratus khususnya HST. 
     
Jika hasil panen berlimpah warga menyimpan di dalam lumbung khusus yang disebut dengan lulung atau lampau. Tiap musim panen selepas aruh adat warga menyimpan hasil panen baru tersebut di lampau. 
     
Di dalam lampau sendiri terdapat lebih dari satu wadah untuk meletakkan padi yang disebut lulung, yang terbuat dari kelopak kayu damar. Padi yang di simpan disana bisa tahan sampai 15 tahun.
    
"Kami juga punya tradisi cara pengobatan padi menolak bala dan meminta kesembuhan ketika padi diserang serangga, tikus atau ulat. Warga meratus juga terkenal madiri dalam mengatasi hama," tutur Robby.
     
Biasanya menurut Robby warga meletakkan sesajian di ladang dinamakan basambu. 
     
Petani kemudian membakar obat tradisional pembasmi hama berupa akar-akaran dan daun-daunan. Melalui Asap hasil pembakaran ramuan tradisional itu, hama wereng atau tikus bisa diusir.
     
"Dengan cara tradisional itu pula warga Suku Dayak Meratus sangat jarang mengalami gagal panen. Bahkan setelah panen padipun bisa memanen jantan (jenis tanaman seperti padi dengan butiran yang sangat kecil)," katanya. 
     
Tanaman jantan juga berfungsi mengusir hama wereng agar tidak mendekati padi. "Karena tumbuh di sela padi, panennyapun seumuran padi," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Taupik Rahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017