Rantau, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, berupaya mengembangkan wisata religi yang menjadi salah satu potensi wisata andalan di daerah kaya sumber daya alam pertambangan tersebut.
Wakil Bupati Tapin Sufian Noor di Rantau Kamis mengatakan, Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah perkembangan islam di Kalimantan Selatan.
Beberapa makam tokoh islam yang cukup terkenal serta masjid bersejarah juga ada di daerah ini, sehingga Tapin menjadi salah satu tujuan wisata religi yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Seperti makam Datu Sanggul, yang hingga kini selalu ramai diziarahi oleh para wisatawan dari Kalsel, maupun luar Kalsel bahkan ada dari beberapa negara tetangga.
Datu Sanggul merupakan seorang ulama dan tokoh masyarakat, khususnya di wilayah Tatakan, Tapin Selatan, yang hidup sekitar abad ke-18 M, satu zaman dengan Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Berdasarkan sejarah, Ia berasal dari Palembang, kemudian melanglang buana ke berbagai penjuru untuk menuntut ilmu, hingga akhirnya tiba di Tatakan dan berguru dengan Datu Suban, seorang ulama besar yang ada di Tatakan, Tapin Selatan. Hingga akhir hayatnya Ia berada di Tapin dan makamnya terus diziarahi oleh masyarakat
Selain itu, juga adanya Masjid Al-Mukarromah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Keramat Banua Halat, yang merupakan salah satu masjid tertua di Kalimantan Selatan yang berada di desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara.
Masjid ini, juga sering dikunjungi warga, terutama pada saat perayaan keagamaan. Masjid ini juga selalu menjadi tujuan untuk dilaksanakan kegiatan beayun anak.
Keinginan Pemkab Tapin untuk mengembangkan sektor pariwisata tersebut disampaikan pada rapat koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tentang potensi pariwisata yang ada Tapin, Kamis (2/3).
Rakor pariwisata yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati (Wabup), Camat se Kabupaten Tapin, Kepala Desa (Kades), pengelola destinasi wisata dan Mitra wisata tersebut, bertujuan sebagai upaya pengembangan dan pembanguna kepariwisataan di Bumi Ruhuy Rahayu.
"Pariwisata di Tapin ini cukup menjanjikan dalam memberikan pendapatan bagi daerah," ujar Wabup saat memberikan sambutan sekaligus membuka Rakor pariwisata tersebut.
Maka dengan itu, Pemkab Tapin sudah menyusun beberapa rencana, guna mengembangkan sektor pariwisata yang ada di Tapin, bukan hanya wisata religi, yang sudah menjadi destinasi wisata Tapin, tetapi juga wisata budaya, wisata alam yang ada di Kecamatan Piani, dan ekowisata konservasi Bekantan di desa Lokbuntar kecamatan Tapin Selatan.
"Kita ingin punya konsep paket wisata yang bisa menarik wisatawan datang kesini," ujarnya lagi.
Iapun berharap dengan dilaksakannya Rakor ini, dinas terkait bisa tau wisata apa saja yang benar-benar potensial untuk lebih dikembangkan sehingga bisa dilakukan rancangan yang matang.
Selain wisata religi, pembanguna bendungan di desa Pipitak Jaya Kecamatan Piani, juga bisa dikembangkan menjadi potensi menarik bagi wisatawan, mengingat keindahan alam pegunungan Meratus, yang mengelilingi bendungan tersebut, menjadi salah satu pesona yang sangat menarik bagi wisatawan.
Apalagi, tambah dia, di daerah tersebut, kebudayaan masyarakat suku Dayak, juga masih terjaga dengan baik, sehingga sambil menikmati danau yang luas, wisatawan bisa berinteraksi dengan suku asli provinsi ini.
"Bendungan Pipitak selain potensi besar menarik wisatawan juga bisa menjadi kawasan budidaya perikanan bagi masyarakat sekitar," ujar Wabup lagi.
Karena itu, menurut orang nomer dua di Tapin tersebut, pariwisata tidak saja bisa meningkatkan pendapatan daerah, tapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, karena akan banyak travel-travel tour, dan perhotelan pun akan ramai.
"Semoga dinas terkait yang baru ini bisa benar-benar mengembangkan pariwisata di Kabupaten Tapin," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Wakil Bupati Tapin Sufian Noor di Rantau Kamis mengatakan, Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah perkembangan islam di Kalimantan Selatan.
Beberapa makam tokoh islam yang cukup terkenal serta masjid bersejarah juga ada di daerah ini, sehingga Tapin menjadi salah satu tujuan wisata religi yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Seperti makam Datu Sanggul, yang hingga kini selalu ramai diziarahi oleh para wisatawan dari Kalsel, maupun luar Kalsel bahkan ada dari beberapa negara tetangga.
Datu Sanggul merupakan seorang ulama dan tokoh masyarakat, khususnya di wilayah Tatakan, Tapin Selatan, yang hidup sekitar abad ke-18 M, satu zaman dengan Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Berdasarkan sejarah, Ia berasal dari Palembang, kemudian melanglang buana ke berbagai penjuru untuk menuntut ilmu, hingga akhirnya tiba di Tatakan dan berguru dengan Datu Suban, seorang ulama besar yang ada di Tatakan, Tapin Selatan. Hingga akhir hayatnya Ia berada di Tapin dan makamnya terus diziarahi oleh masyarakat
Selain itu, juga adanya Masjid Al-Mukarromah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Keramat Banua Halat, yang merupakan salah satu masjid tertua di Kalimantan Selatan yang berada di desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara.
Masjid ini, juga sering dikunjungi warga, terutama pada saat perayaan keagamaan. Masjid ini juga selalu menjadi tujuan untuk dilaksanakan kegiatan beayun anak.
Keinginan Pemkab Tapin untuk mengembangkan sektor pariwisata tersebut disampaikan pada rapat koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tentang potensi pariwisata yang ada Tapin, Kamis (2/3).
Rakor pariwisata yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati (Wabup), Camat se Kabupaten Tapin, Kepala Desa (Kades), pengelola destinasi wisata dan Mitra wisata tersebut, bertujuan sebagai upaya pengembangan dan pembanguna kepariwisataan di Bumi Ruhuy Rahayu.
"Pariwisata di Tapin ini cukup menjanjikan dalam memberikan pendapatan bagi daerah," ujar Wabup saat memberikan sambutan sekaligus membuka Rakor pariwisata tersebut.
Maka dengan itu, Pemkab Tapin sudah menyusun beberapa rencana, guna mengembangkan sektor pariwisata yang ada di Tapin, bukan hanya wisata religi, yang sudah menjadi destinasi wisata Tapin, tetapi juga wisata budaya, wisata alam yang ada di Kecamatan Piani, dan ekowisata konservasi Bekantan di desa Lokbuntar kecamatan Tapin Selatan.
"Kita ingin punya konsep paket wisata yang bisa menarik wisatawan datang kesini," ujarnya lagi.
Iapun berharap dengan dilaksakannya Rakor ini, dinas terkait bisa tau wisata apa saja yang benar-benar potensial untuk lebih dikembangkan sehingga bisa dilakukan rancangan yang matang.
Selain wisata religi, pembanguna bendungan di desa Pipitak Jaya Kecamatan Piani, juga bisa dikembangkan menjadi potensi menarik bagi wisatawan, mengingat keindahan alam pegunungan Meratus, yang mengelilingi bendungan tersebut, menjadi salah satu pesona yang sangat menarik bagi wisatawan.
Apalagi, tambah dia, di daerah tersebut, kebudayaan masyarakat suku Dayak, juga masih terjaga dengan baik, sehingga sambil menikmati danau yang luas, wisatawan bisa berinteraksi dengan suku asli provinsi ini.
"Bendungan Pipitak selain potensi besar menarik wisatawan juga bisa menjadi kawasan budidaya perikanan bagi masyarakat sekitar," ujar Wabup lagi.
Karena itu, menurut orang nomer dua di Tapin tersebut, pariwisata tidak saja bisa meningkatkan pendapatan daerah, tapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, karena akan banyak travel-travel tour, dan perhotelan pun akan ramai.
"Semoga dinas terkait yang baru ini bisa benar-benar mengembangkan pariwisata di Kabupaten Tapin," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017