Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Selatan membuka Sekolah Jurnalistik Indonesia yang dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin di Aula sekretariat PWI Kalsel, Selasa.
Tahap pertama Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) yang di gelar Dewan Pers, Diknas dan
PWI pada 8-23 Nopember 2011 di gedung sekretariat PWI Kalsel tersebut diikuti 42 peserta dari berbagai media di Kalsel.
Setelah itu SJI akan dilanjutkan dengan uji kompetensi bagi peserta yang berhasil lulus.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengungkapkan, dengan adanya SJI tersebut akan meningkatkan profesionalisme wartawan sehingga kedepannya wartawan daerah ini mampu menjunjung tinggi profesionalisme profesi, berwawasan dan beretika.
Selain itu, keluhan masyarakat terhadap berita yang diragukan kebenarannya diharapkan tidak lagi terjadi di dunia pers daerah ini.
Direktur Program Pendidikan PWI Pusat Encub Soebekti mengatakan era kebebasan pers pada orde reformasi membuat perkembangan pers menjadi tidak terkendali.
Begitu mudahnya pemilik modal mendirikan dan menjalankan perusahaan pers serta begitu mudahnya juga seseorang berprofesi sebagai wartawan sehingga tidak sedikit jurnalis mengabaikan etika jurnalistik, mengabaikan tuntutan kerja jurnalistik.
Berdasarkan hal tersebut, kata dia, akhirnya Persatuan Wartawan Indonesia Pusat membentuk Sekolah Jurnalistik Indonesia.
"Peserta tidak otomatis akan menerima kelulusan karena akan dinilai secara objektif, " tambah Marah Sakti Siregar, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat.
Salah seorang peserta pendidikan M Ridha wartawan Media Kalimantan mengatakan, bangga ikut Sekolah Jurnalistik Indonesia, apalagi ini yang pertama di Kalsel dan sangat positif dalam rangka meningkatkan kompetensi wartawan.
Dalam kesempatan tersebut Ketua PWI cabang Kalsel Faturrahman didampingi Marah Sakti Siregar menyerahkan Medali Emas Kemerdekaan Pers kepada Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin atas peran serta dalam dunia pers di daerah ini. rym/B
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011
Tahap pertama Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) yang di gelar Dewan Pers, Diknas dan
PWI pada 8-23 Nopember 2011 di gedung sekretariat PWI Kalsel tersebut diikuti 42 peserta dari berbagai media di Kalsel.
Setelah itu SJI akan dilanjutkan dengan uji kompetensi bagi peserta yang berhasil lulus.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengungkapkan, dengan adanya SJI tersebut akan meningkatkan profesionalisme wartawan sehingga kedepannya wartawan daerah ini mampu menjunjung tinggi profesionalisme profesi, berwawasan dan beretika.
Selain itu, keluhan masyarakat terhadap berita yang diragukan kebenarannya diharapkan tidak lagi terjadi di dunia pers daerah ini.
Direktur Program Pendidikan PWI Pusat Encub Soebekti mengatakan era kebebasan pers pada orde reformasi membuat perkembangan pers menjadi tidak terkendali.
Begitu mudahnya pemilik modal mendirikan dan menjalankan perusahaan pers serta begitu mudahnya juga seseorang berprofesi sebagai wartawan sehingga tidak sedikit jurnalis mengabaikan etika jurnalistik, mengabaikan tuntutan kerja jurnalistik.
Berdasarkan hal tersebut, kata dia, akhirnya Persatuan Wartawan Indonesia Pusat membentuk Sekolah Jurnalistik Indonesia.
"Peserta tidak otomatis akan menerima kelulusan karena akan dinilai secara objektif, " tambah Marah Sakti Siregar, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat.
Salah seorang peserta pendidikan M Ridha wartawan Media Kalimantan mengatakan, bangga ikut Sekolah Jurnalistik Indonesia, apalagi ini yang pertama di Kalsel dan sangat positif dalam rangka meningkatkan kompetensi wartawan.
Dalam kesempatan tersebut Ketua PWI cabang Kalsel Faturrahman didampingi Marah Sakti Siregar menyerahkan Medali Emas Kemerdekaan Pers kepada Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin atas peran serta dalam dunia pers di daerah ini. rym/B
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011