Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Sekretaris komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan H Riswandi menyatakan, Bandara Sjamsudin Noor Banjarmasin tergantung PT Angkasa Pura (AP) I.
"Jadi apakah mau pengembangan atau tetap keadaan Bandara Sjamsudin Noor seperti sekarang, semua itu terpulang kepada AP I," tutur anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) tiga periode itu di Banjarmasin, Selasa.
Pasalnya, lanjut dia, pemerintah provinsi (Pemprov) atau Gubernur Kalsel bersama DPRD setempat sudah berjuang agar AP I mengembangkan Bandara Sjamsudin Noor (27 kilometer utara Banjarmasin) yang berada di wilayah Kota Banjarbaru itu.
"Bahkan ibaratkan peribahasa, mulut sudah berbusa-busa ngomong membicarakan Bandara Sjamsudin Noor yang menjadi kebanggaan masyarakat kita. Jadi mau dibilang apalagi," ujar Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Kalsel tersebut.
Perjuangan itu melibatkan wakil rakyat Kalsel yang berada di pusat, dan bukan saja melalui manajemen PT AP I Cabang Banjarmasin, tetapi juga direksi AP I, bahkan sampai kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia di Jakarta.
Namun aspirasi atau harapan masyarakat Kalsel belum membuahkan hasil, kendati sudah berjuang bertahun-tahun, bahkan Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla meletakan batu pertama (ground breaking) untuk pengembangan Bandara Sjamsudin Noor sekitar dua tahun lalu.
"Sejak ground breaking sampai saat ini hampir tidak ada `progress` (kemajuan). Apakah Wapres Jusuf Kalla mengetahui tentang perkembangan rencana pengembangan Bandara Sjamsudin Noor tersebut," tuturnya.
Mantan pegawai Departemen Keuangan RI yang belasan tahun terakhir berkecimpung dalam dunia politik itu, mengajak masyarakat Kalsel tetap bersabar menunggu pengembangan Bandara Sjamsudin Noor.
"Mungkin karena pembiayaan pengembangan Bandara Sjamsudin Noor cukup besar - mencapai triliunan rupiah, sehingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa angkutan udara itu sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan masalah hukum," katanya.
"Kalau kehati-hatian itu yang menjadi alasan mungkin kita bisa memaklumi. Tetapi yang terpenting pengembangan Bandara Sjamsudin Noor terwujud sehingga setara dengan bandara provinsi lain yang sudah maju," demikian Riswandi.
Sebelumnya pemimpin proyek tersebut, Taohid H Hadi menerangkan, rencana pengembangan Bandara Sjamsudin Noor yang merupakan kebanggaan masyarakat Kalsel itu terbagi dua paket dengan total pembiayaan sekitar Rp2,2 triliun.
Pelaksanaan lelang paket II diantaranya pembangunan apron serta sarana dan prasarana penunjang lain dengan pembiayaan sekitar Rp900 miliar itu sudah selesai, tinggal menunggu pengumuman pemenang oleh direksi pusat.
Sedangkan paket I antara lain pembangunan terminal penumpang serta sarana dan prasarana lainnya dengan perkiraan pembiayaan Rp1,3 triliun, demikian Taohid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"Jadi apakah mau pengembangan atau tetap keadaan Bandara Sjamsudin Noor seperti sekarang, semua itu terpulang kepada AP I," tutur anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) tiga periode itu di Banjarmasin, Selasa.
Pasalnya, lanjut dia, pemerintah provinsi (Pemprov) atau Gubernur Kalsel bersama DPRD setempat sudah berjuang agar AP I mengembangkan Bandara Sjamsudin Noor (27 kilometer utara Banjarmasin) yang berada di wilayah Kota Banjarbaru itu.
"Bahkan ibaratkan peribahasa, mulut sudah berbusa-busa ngomong membicarakan Bandara Sjamsudin Noor yang menjadi kebanggaan masyarakat kita. Jadi mau dibilang apalagi," ujar Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Kalsel tersebut.
Perjuangan itu melibatkan wakil rakyat Kalsel yang berada di pusat, dan bukan saja melalui manajemen PT AP I Cabang Banjarmasin, tetapi juga direksi AP I, bahkan sampai kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia di Jakarta.
Namun aspirasi atau harapan masyarakat Kalsel belum membuahkan hasil, kendati sudah berjuang bertahun-tahun, bahkan Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla meletakan batu pertama (ground breaking) untuk pengembangan Bandara Sjamsudin Noor sekitar dua tahun lalu.
"Sejak ground breaking sampai saat ini hampir tidak ada `progress` (kemajuan). Apakah Wapres Jusuf Kalla mengetahui tentang perkembangan rencana pengembangan Bandara Sjamsudin Noor tersebut," tuturnya.
Mantan pegawai Departemen Keuangan RI yang belasan tahun terakhir berkecimpung dalam dunia politik itu, mengajak masyarakat Kalsel tetap bersabar menunggu pengembangan Bandara Sjamsudin Noor.
"Mungkin karena pembiayaan pengembangan Bandara Sjamsudin Noor cukup besar - mencapai triliunan rupiah, sehingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa angkutan udara itu sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan masalah hukum," katanya.
"Kalau kehati-hatian itu yang menjadi alasan mungkin kita bisa memaklumi. Tetapi yang terpenting pengembangan Bandara Sjamsudin Noor terwujud sehingga setara dengan bandara provinsi lain yang sudah maju," demikian Riswandi.
Sebelumnya pemimpin proyek tersebut, Taohid H Hadi menerangkan, rencana pengembangan Bandara Sjamsudin Noor yang merupakan kebanggaan masyarakat Kalsel itu terbagi dua paket dengan total pembiayaan sekitar Rp2,2 triliun.
Pelaksanaan lelang paket II diantaranya pembangunan apron serta sarana dan prasarana penunjang lain dengan pembiayaan sekitar Rp900 miliar itu sudah selesai, tinggal menunggu pengumuman pemenang oleh direksi pusat.
Sedangkan paket I antara lain pembangunan terminal penumpang serta sarana dan prasarana lainnya dengan perkiraan pembiayaan Rp1,3 triliun, demikian Taohid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017