Ustadz Haji Walad Haderawi mengungkapkan keutamaan dan 12 amalan pada Hari Asyura atau 10 Muharram, dalam tausiyahnya di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, sesudah Shalat Subuh Senin.
Mengutip pendapat Syekh H Abdul Hamid atau Datu Ambulung Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) ke 12 amalan Hari Asyura antara lain shalat, puasa dan menyambung silaturahmi.
Baca juga: Tuan Guru Abd Syukur ingatkan pendekatan kepada Allah hadapi 1446 H
Selain itu, bersedekah, ziarah ke ulama (baik yang masih hidup maupun sudah meninggal dunia/makam), menjenguk orang sakit, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, mengusap kepala anak yatim dan membaca Surah Al Ikhlas 1000 kali (sekaligus).
Datu Ambulung dengan kitab tasawuf "NUR MUHAMMAD" atau NUR MUHAMMAD DALAM PEMIKIRAN SUFISTIK DATU AMBULUNG DI KALIMANTAN SELATAN Oleh Nur Kolis. Datu Ambulung hidup semasa Syekh Maulana Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datuk Kulampaian.
Ustadz yang pernah menimba ilmu agama di "Darul Musthafa" Hadramaut Yaman itu menerangkan, puasa Asyura tersebut pada mulanya wajib, tetapi sesudah turun perintah puasa Ramadhan, maka puasa Asyura menjadi Sunat Mu'akadah (yang sangat dianjurkan).
"Keutamaan puasa Asyura yaitu Allah ampuni dosa satu tahun lalu. Berbeda dengan puasa Sunat Arafah - Allah ampuni dosa satu tahun lalu dan sesudahnya," ujar ustadz bergelar Sarjana Hukum Islam (SHI) itu dengan mengutip Hadits Rasulullah Muhammad Saw.
Baca juga: Tuan Guru Zainuddin ingatkan kaum Muslim"jangan tabunguli" hawa nafsu
Oleh karenanya, putra dari almarhum H Haderawi, seorang ulama terkenal di Kalsel terutama di Banjarmasin itu mengajak kaum Muslim, khususnya jamaah Masjid Al Falah agar melaksanakan puasa Asyura jika memungkinkan.
"Namun puasa Asyura bagi kaum Muslim tidak cuma satu hari pada 10 Muharram, tapi sebaiknya dua hari, baik sebelum atau sesudah 10 Muharram tersebut. Karena kalau cuma puasa Asyura pada 10 Muharram menyamai puasanya orang Yahudi," kutip Ustadz Walad.
Ia menambahkan, bahwa puasa Asyura bersifat umum atau non Muslim, sedangkan puasa Arafah hanya bagi kaum Muslim.
"Puasa Asyura bermula dari puasanya orang-orang Yahudi sebagai tanda syukur atas keselamatan Nabi Musa alaihi salam (as) dari kejaran tentara Firaun. Tapi Rasulullah Saw bilan: Umat Islam lebih berhak menghormati Rasul-Rasul terdahulu," demikian Walad Haderawi.
Baca juga: Ustadz Aspani nyatakan Allah selalu membuka pintu taubat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Mengutip pendapat Syekh H Abdul Hamid atau Datu Ambulung Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) ke 12 amalan Hari Asyura antara lain shalat, puasa dan menyambung silaturahmi.
Baca juga: Tuan Guru Abd Syukur ingatkan pendekatan kepada Allah hadapi 1446 H
Selain itu, bersedekah, ziarah ke ulama (baik yang masih hidup maupun sudah meninggal dunia/makam), menjenguk orang sakit, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, mengusap kepala anak yatim dan membaca Surah Al Ikhlas 1000 kali (sekaligus).
Datu Ambulung dengan kitab tasawuf "NUR MUHAMMAD" atau NUR MUHAMMAD DALAM PEMIKIRAN SUFISTIK DATU AMBULUNG DI KALIMANTAN SELATAN Oleh Nur Kolis. Datu Ambulung hidup semasa Syekh Maulana Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datuk Kulampaian.
Ustadz yang pernah menimba ilmu agama di "Darul Musthafa" Hadramaut Yaman itu menerangkan, puasa Asyura tersebut pada mulanya wajib, tetapi sesudah turun perintah puasa Ramadhan, maka puasa Asyura menjadi Sunat Mu'akadah (yang sangat dianjurkan).
"Keutamaan puasa Asyura yaitu Allah ampuni dosa satu tahun lalu. Berbeda dengan puasa Sunat Arafah - Allah ampuni dosa satu tahun lalu dan sesudahnya," ujar ustadz bergelar Sarjana Hukum Islam (SHI) itu dengan mengutip Hadits Rasulullah Muhammad Saw.
Baca juga: Tuan Guru Zainuddin ingatkan kaum Muslim"jangan tabunguli" hawa nafsu
Oleh karenanya, putra dari almarhum H Haderawi, seorang ulama terkenal di Kalsel terutama di Banjarmasin itu mengajak kaum Muslim, khususnya jamaah Masjid Al Falah agar melaksanakan puasa Asyura jika memungkinkan.
"Namun puasa Asyura bagi kaum Muslim tidak cuma satu hari pada 10 Muharram, tapi sebaiknya dua hari, baik sebelum atau sesudah 10 Muharram tersebut. Karena kalau cuma puasa Asyura pada 10 Muharram menyamai puasanya orang Yahudi," kutip Ustadz Walad.
Ia menambahkan, bahwa puasa Asyura bersifat umum atau non Muslim, sedangkan puasa Arafah hanya bagi kaum Muslim.
"Puasa Asyura bermula dari puasanya orang-orang Yahudi sebagai tanda syukur atas keselamatan Nabi Musa alaihi salam (as) dari kejaran tentara Firaun. Tapi Rasulullah Saw bilan: Umat Islam lebih berhak menghormati Rasul-Rasul terdahulu," demikian Walad Haderawi.
Baca juga: Ustadz Aspani nyatakan Allah selalu membuka pintu taubat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024