Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Banjarmasin bekerja sama menggali potensi varietas atau kelompok tanam pertanian lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah.
“Salah satu varietas tanaman lokal milik Hulu Sungai Tengah yaitu benih Padi Siam Madu Murakata. Ini sudah kami patenkan dan Kemenkumham sudah mengeluarkan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI) kepemilikan varietas benih padi ini,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) HST Budi Satrya Tanjung di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Sabtu.
Baca juga: Pemkab HST bantu modal operasional bagi 528 pelaku UMKM
Dia menyebutkan dalam kerja sama itu, BRIN juga membantu Pemkab HST untuk mendapatkan sertifikat pelepasan varietas dari Kementerian Pertanian (Kementan) agar dapat diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia.
“Meskipun sudah didaftarkan, harus mendapatkan sertifikat pelepasan varietas sehingga nantinya juga dapat dimasukkan ke dalam program Pemkab HST yang berkaitan dengan pertanian,” ujarnya.
Budi menjelaskan, Kementan terlebih dahulu melakukan uji pelepasan varietas, nanti diteliti oleh kementerian dengan cara melaksanakan penanaman untuk satu musim apakah semua ciri-ciri dan keunggulannya benar sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan Pemkab HST.
Jika setelah diperiksa dan diuji adaptasi, kata dia, kalau memang sesuai maka dikeluarkan sertifikat pelepasan, setelah itu benih ini boleh dijadikan program kegiatan dan dapat diedarkan ke berbagai wilayah. Dalam waktu dekat, Pemkab HST bersama balai benih provinsi akan berangkat ke kementerian terkait proses lanjutan dari varietas padi lokal ini.
Baca juga: Bupati HST beri bantuan alsintan 8 poktan guna tingkatkan produksi karet
Menurut Budi, dari hasil uji di daerah, varietas padi ini lebih disenangi masyarakat daripada yang banyak beredar karena nasinya memiliki rasa khas, tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras. Ditambah lagi produksi padi ini mampu menghasilkan sekitar empat ton per hektare.
Oleh karena itu, ia berharap pertemuan dengan BRIN akan menghasilkan peluang kerja sama yang lebih luas dengan berbagai inovasi dan penemuan varietas tanaman lokal lainnya.
“Selain padi lokal, Hulu Sungai Tengah juga punya benih buah lokal, namanya Jeruk Mahang. Dan dilanjutkan temuan baru terhadap varietas Padi Siam Madu Murakata,” ujarnya lagi.
Baca juga: Warga Barabai Selatan ikuti pelatihan komputer hadapi era globalisasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Salah satu varietas tanaman lokal milik Hulu Sungai Tengah yaitu benih Padi Siam Madu Murakata. Ini sudah kami patenkan dan Kemenkumham sudah mengeluarkan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI) kepemilikan varietas benih padi ini,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) HST Budi Satrya Tanjung di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Sabtu.
Baca juga: Pemkab HST bantu modal operasional bagi 528 pelaku UMKM
Dia menyebutkan dalam kerja sama itu, BRIN juga membantu Pemkab HST untuk mendapatkan sertifikat pelepasan varietas dari Kementerian Pertanian (Kementan) agar dapat diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia.
“Meskipun sudah didaftarkan, harus mendapatkan sertifikat pelepasan varietas sehingga nantinya juga dapat dimasukkan ke dalam program Pemkab HST yang berkaitan dengan pertanian,” ujarnya.
Budi menjelaskan, Kementan terlebih dahulu melakukan uji pelepasan varietas, nanti diteliti oleh kementerian dengan cara melaksanakan penanaman untuk satu musim apakah semua ciri-ciri dan keunggulannya benar sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan Pemkab HST.
Jika setelah diperiksa dan diuji adaptasi, kata dia, kalau memang sesuai maka dikeluarkan sertifikat pelepasan, setelah itu benih ini boleh dijadikan program kegiatan dan dapat diedarkan ke berbagai wilayah. Dalam waktu dekat, Pemkab HST bersama balai benih provinsi akan berangkat ke kementerian terkait proses lanjutan dari varietas padi lokal ini.
Baca juga: Bupati HST beri bantuan alsintan 8 poktan guna tingkatkan produksi karet
Menurut Budi, dari hasil uji di daerah, varietas padi ini lebih disenangi masyarakat daripada yang banyak beredar karena nasinya memiliki rasa khas, tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras. Ditambah lagi produksi padi ini mampu menghasilkan sekitar empat ton per hektare.
Oleh karena itu, ia berharap pertemuan dengan BRIN akan menghasilkan peluang kerja sama yang lebih luas dengan berbagai inovasi dan penemuan varietas tanaman lokal lainnya.
“Selain padi lokal, Hulu Sungai Tengah juga punya benih buah lokal, namanya Jeruk Mahang. Dan dilanjutkan temuan baru terhadap varietas Padi Siam Madu Murakata,” ujarnya lagi.
Baca juga: Warga Barabai Selatan ikuti pelatihan komputer hadapi era globalisasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024