Tak terasa pengusaha sukses di bidang transportasi laut ini sudah satu dasawarsa atau dua periode memimpin "Bumi Saijaan" kabupaten yang terdiri dari sekitar 114 pulau besar dan kecil.

Selama menjadi Bupati Kotabaru H Sayed Jafar fokus dalam mengelola potensi wisata alam, bahari, budaya dan relgi di Kotabaru.

Kabupaten Kotabaru yang terletak di tenggara daratan Pulau Kalimantan memiliki sedikitnya 10 destinasi atau tujuan wisata yang bisa diunggulkan.

Agar pengelolaan sektor pariwisata itu nanti berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) selain sektor tambang dan perkebunan, kemepimpinan sayed jafar membagi pengelolaan menjadi dua kelompok.

Sebanyak lima destinasi dikelola Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), dan lima destinasi yang lainnya pengelolaanya dipercayakan kepada Pemerintah Desa.

Lima obyek wisata kabupaten yang dikelola Disparpora antara lain wisata Siring Laut, Bukit Mamake/Papake (SJA Hill), Pantai Gedambaan, Ekowisata Hutan Meranti, dan wisata Tumpang Dua.

Sementara itu, lima obyek wisata yang dikelola Pemerintah Desa yakni wisata Gua Lowo yang terletak di Desa Tegal Rejo, Pantai Teluk Tamiang, Pantai Nusa Dua, Pantai Teluk Aru, dan wisata Tanjung Kunyit.

Kawasan wisata Siring Laut yang berada di pusat kota merupakan wajah pariwisata di Kotabaru yang saat ini sedang dikebut pengerjaanya oleh pemerintah daerah yang dikemas dengan apik dan modern dengan memiliki fasilitas lengkap mulai dari taman bermain anak anak.

Selain itu, wisata kuliner, panggung hiburan dan ekonomi kreatif (Ekraf).

Panggung apung yang menyerupai "opera house" di Sydney serta pembangunan masjid di atas kapal pesiar yang rencananya akan di resmikan tepat di ulang tahun Kotabaru 1 Juni 2024. 

Di Siring Laut juga terdapat tugu ikan todak kembar yang menjdi ikon Kabupaten Kotabaru yang juga sekaligus menjadi gerbang menuju dermaga sebagai sandaran wisata kapal, edukasi wisata dan tugu perjungan yang di di kelililingi air mancur menari.  

Selain itu, tersedia sarana prasarana dasar seperti, toilet dan pusat informasi wisata bagi pengunjung dari luar daerah yang ingin mendapat informasi secara lengkap tentang wisata Kotabaru.

Kepala Disparpora Kotabaru Sonny Tua Halomoan mengatakan, mengenai dermaga wisata memiliki beberapa fungsi, di antaranya, tempat sandar kapal dan edukasi. 

Namun juga berfungsi sebagai fasilitas sandar kapal-kapal untuk pelayanan gratis kepada masyarakat.

"Kotabaru pernah dua kali kedatangan rumah sakit apung. Diharapkan Kotabaru dapat rute kembali rumah sakit apung bisa sandar di situ (dermawa wisata), bukan di Pangkalan Pendaftaran Ikan (PPI). Termasuk kapal KRI yang bersandar dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi pelajar di Kotabaru," kata Sonny.

Sonny menuturkan, sektor pariwisata di Kotabaru sekarang berkembang pesat selama satu dekade kepemipinan H Sayed Jafar. 

Pembangunan sektor pariwisata ini dilakukan secara intens oleh Pemkab  Kotabaru. Termasuk wisata Bukit Mamake, dan Pantai Gedambaan.

Menurut Sonny, objek wisata di Kotabaru dikenal tidak hanya sekedar menjual suasana alam, melainkan juga menjadi lahan penelitian untuk keperluan di dunia pendidikan.

Bahkan acap kali ada pertanyaan yang dilontarkan kepada pendatang, belum lengkap kalau ke Kotabaru belum ke Bukit Mamake, dan Pantai Gedambaan. 

Para pengunjung memaksimalkan saat di Kotabaru, waktu pagi menikmati keindahan Pantai Gedambaan, sore harinya bisa menikmati panorama Bukit Mamake.

"Jadi sunrise di Gedambaan, sunset di Bukit Mamake," jelas Sonny.

Selain bisa menikmati sunrise di Pantai Gedambaan, biasanya di pagi hari air laut bening dan ombak yang tenang.

"Makanya sering digunakan karyawan perusahaan, senam, outbound, diskusi di ruang terbuka itu sudah ada beberapa. Kemudian sorenya silakan menikmati (sunset) di Bukit Mamake," terangnya.

Di objek wisata Bukit Mamake saat ini sedang menggerakan olahraga rekreasi dalam bentuk paralayang dan gantole. Dimana saat ini, perkembangan terkait paralayang sudah 12 orang yang akan mendapatkan lisensi. 

"Mereka sudah melaksanakan ujian, belajar online. Nanti mereka berlisensi tapi sebagai pilot, belum bisa untuk sebagai tandem," jelas Sonny.

Begitu juga dengan gantole, siswa-siswi sedang dilatih. Sehingga kapan saja masyarakat bisa melihat, bukan sekadar pesona alamnya. Tapi di harapkan akan muncul bibit atlet-atlet gantole asli warga Kotabaru.

Di dua objek ini baik di Pantai Gedambaan ataupun di Bukit Mamake,telah di lengkapi dengan sarana dan prasarana yang menunjang dengan dukungan melalui program kepariwisataan seperti terlihat, jalan menuju dua objek wisata itu sedang diperlebar untuk kemudahan akses bagi wisawatan.

"Termasuk listrik sudah terlayani dengan baik di dua objek tersebut. Termasuk air bersih tidak ada persoalan baik di Pantai Gedambaan ataupun di Bukit Mamake," ujarnya.

Pemkab juga kini mulai memenuhi sarana dan prasarana obyek wisata Bukit Mamake dengan membangun jalan menuju lokasi. 

Semuanya sudah kita penuhi. Masih ada satu spot lagi sedikit dan mau diselesaikan.

Di Pantai Gedambaan, kebutuhan sinyal telepon genggam untuk wisawatan sudah dapat diakses dengan lancar.

Tidak hanya menyangkut fasilitas, termasuk cathering, di Pantai Gedambaan terdapat warung-warung dikelola oleh pedagang. Termasuk di Mamake, ada gapoktan bisa diakses kalau memang perlu cathering.

Terlebih penginapan khususnya di Pantai Gedambaan sudah dilengkapi cottage selalu penuh disaat libur akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Ditambah standar kebersihan yang terus dikelola oleh petugas UPT.

"Persewaan tenda juga ada, termasuk di Bukit Mamake juga ada. Bawa tenda pun silakah yang penting pesannya tetap jaga kebersihan. Apalagi khususnya Mamake dilarang ada aktivitas bakar atau masak-masak karena banyak pohon-pohon di situ," imbuhnya.

Lebih lanjut, Sonny menyampaikan,di Bukit Mamake tidak dibuatkan fasilitas penginapan untuk menjaga kelestarian alam di Bukiit Mamake selain alasan tersebut jarak bukit juga masih berdekatan dengan Pantai Gedambaan. 

"Biarkan dulu alami, tidak gegabah melakukan pembangunan. Karena yang mahal dari sebuah tempatwisata adalah nilai kealamiannya," terangnya.

"Selain itu perlu diketahui, Bukit Mamake tempat wisata paling tertinggi se-Kalimantan Selatan bahkan se-Indonesia," imbuh Sonny

Selain Siring Laut, Bukit Mamake, dan Pantai Gedambaan. Ada pula tempat wisata yang tidak kalah indahnya yakni Ekowisata Hutan Meranti dan Tumpang Dua.

Ekowisata Hutan Meranti Kotabaru adalah tempat wisata yang terletak di Desa Sebelimbingan dan Gunung Sari Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. 

Ekowisata Hutan Meranti Kotabaru merupakan pariwisata pertama di Kabupaten Kotabaru yang memanfaatkan kawasan hutan sebagai objek wisata.

Obyek wisata Ekowisata Hutan Meranti, salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan area yang ditumbuhi hutan meranti langka dengan spesies meranti putih.

Ekowisata Hutan Meranti juga dilengkapi sarana dan prasarana penunjang. Di puncak seperti cottage, juga ada tempat penangkara rusa, kelinci, burung.


"Selain itu fasilitas penunjang wisata di puncak ada gazebo dan aula untuk kegiatan kegiatan kemasyarakatan serta tempat camping dengan view membentang alam perbukitan," ucapnya.

Sedangkan wisata Tumpang Dua, wisata ini masih berdekatan dengan Ekowisata Hutan Meranti. Di Tumpang Dua, paling utama adalah air terjun.

"Jadi masing-masing tempat ada wisata utamanya. Kalau di Gedambaan pantai, Mamake gunung, paralayang dan gantolenya, Meranti hutan Merantinya dan penangkaran untuk edukasi buat pengunjung. Tumpang Dua, air terjun dan sungainya," terang dia.

Di sisi lain, tempat-tempat wisata yang dikelola oleh Pemerintah Desa yakni Pantai Teluk Tamiang yang sangat fenomenal, terutama tentang wisata bahari. Karena pengunjung dapat menikmati aktivitas snorkeling dan diving.

Selain itu wisata ini juga bisa terkoneksi langsung dengan wisata lainnya berada di wilayah bagian selatan Kotabaru. Di antaranya, Tanjung Kunyit, Pantai Nusa Dua, dan Pantai Teluk Aru.

Terlebih Pantai Teluk Aru, saat bulan tertentu di sana rutin diadakan event seperti perahu katir, selain juga ada terdapat spot snorkeling dan diving.

Pewarta: Ahmad Nurahsin Qomarudin

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024