Pengunjung atau wisatawan yang datang ke pantai Jo Cemara di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, mencapai 2.000 orang lebih/hari.

"Bahkan di saat hari libur besar atau akhir pekan pengunjung yang datang untuk berwisata mencapai 4000-4500 orang/hari," kata pengelola Pantai Jo Cemara Tanah Bumbu Ian Gasing di Batulicin, Selasa.

Baca juga: Pengunjung objek wisata Pantai Jo Cemara mencapai 1000 orang/hari

Dikatakan Ian, pada hari biasa atau sebelum libur lebaran jumlah pengunjung ke Pantai Jo Cemara hanya 50-150 orng per hari.

Sejak awal libur lebaran hingga saat ini, mulai meningkat 200-300 per hari, Jumlah tersebut terus meningkat setiap harinya hingga puncak libur Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah mencapai 2000 orang/hari.

Mereka yang berkunjung ka pantai tersebut mayoritas dari daerah luar Kalimantan Selatan. Ada yang dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

"Bahkan pengunjung pada libur tahun ini ada yang berasal dari Negara Kanada hingga puluhan orang," terang Ian.

Biaya atau tiket masuk ke Pantai Jo Cemara Rp15.000/orang. Namun untuk menikmati wahana yang sudah disiapkan oleh pengelola, para pengunjung harus membeli tiket tersendiri.

Seperti kolam renang Rp25.000/orang, Gazebo Rp50.000/ unit, bean bag Rp30.000/unit, Jo villa Rp1,8 juta/unit.

Untuk wahana yang paling populer di lokasi itu adalah "banana boat", tarif untuk menikmati wahana itu Rp25.000/orang.

Selain itu juga ada wahana kendaraan bermotor dengan roda empat (atv) dengan tarif Rp25.000/orang. Ada juga wahana jetski dengan tarif Rp150.000/orang dengan durasi pemakaian 15 menit. Biaya parkir kendaraan roda dua Rp2.000, mobil Rp5.000.

Baca juga: Pantai Jo Cemara jadi objek wisata favorit warga Tanah Bumbu

"Pantai Jo Cemara kami lengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti wahana dan penataan bangunan dengan konsep atau desain bernuansa menyerupai pantai di Pulau Bali," tuturnya.

Ian melanjutkan, konsep tersebut bertujuan untuk memperkenalkan objek wisata Kabupaten Tanah Bumbu tidak kalah menarik dengan pantai yang ada di daerah lain.

"Di lokasi itu, kami juga menerapkan budaya selalu  menjaga dan melestarikan kearifan loka di lingkungan tersebut, bahkan kami juga mewajibkan seluruh pengunjung di situ tidak membuang sampah sembarangan," tutup Ian.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024