Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bersama  Self Learning Institute melakukan program konservasi bambu di Pondok Pesantren Teknologi Pertanian Al Islam Desa Kambitin Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan sebagai komitmen wujudkan Eco-pesantren di salah satu ponpes binaan Adaro ini.

Perwakilan Ponpes Al Islam Ustadz Hakim mengatakan pesantren siap dan berkomitmen untuk dapat menjalankan kegiatan eco-edu-tourism ini mengingat  dapat  berdampak besar pada kesejahteraan dan image baik ponpes.

"Program konservasi bambu  ini sebagai program unggulan dalam rangka mewujudkan Ponpes Al-Islam sebagai eco-pesantren," jelas Ustadz Halim di Tabalong, Sabtu.

 Ia pun menyampaikan rasa syukur karena program ini berlanjut mengingat sebelumnya para santri di Ponpes Al Islam  mendapat pelatihan pengolahan bambu oleh Yayasan Bambu Indonesia.

“Alhamdulillah setelah mendengar paparan konsep dan arah pengembangannya, kami  mendapat angin segar dan harapan baru untuk pesantren, khususnya untuk program bambu ke depannya," tambahnya.

Program bambu yang diinisiasi Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) sendiri  merupakan bagian dari Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) di Ponpes Al Islam Kambitin. 

Dengan fokus kegiatan  untuk dapat memetakan kompleksitas yang dihadapi, baik oleh ponpes maupun YABN ketika memulai dan menjalankan program bambu itu serta membentuk dan memperkuat kelembagaan dalam menjalankan budidaya bambu.

Selain  penguatan kelembagaan juga diberikan  berbagai  praktik pertanian alami bagi kalangan  ponpes dengan harapan ilmu yang diterima bermanfaat untuk pengembangan budidaya  bambu dan  tanaman lain.

Perwakilan Self Learning Institute
Mochammad Irvan Efrizal menjelaskan  budidaya bambu di Ponpes Al Islam sangat mendukung untuk mewujudkan Eco-Pesantren.

Menurutnya  budidaya bambu yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam   di sekitarnya  bagian dari pembelajaran  bagi santri.

"Santri dapat menjadi agen perawat dan pelestari lingkungan   sebagai   langkah konkrit dalam menjawab tantangan krisis ekologi saat ini," jelas Irvan.

Penanaman bambu sendiri adalah upaya untuk menjawab tantangan krisis ekologi yang terjadi saat ini dan juga sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan,

Mengingat bambu salah satu  tanaman yang  menghasilkan 62 ton oksigen per hektare dan dapat menyerap 88 ton karbondioksida dalam setahun.

 Selain itu  bambu adalah tanaman yang dapat mengkonservasi air dan  dalam satu rumpunnya dapat menyimpan hingga 5.000 liter air.

Irvan menyebutkan  adanya kawasan konservasi bambu di Ponpes Al Islam  maka kualitas udara dan cadangan air untuk kebutuhan pondok pesantren dan masyarakat sekitar akan menjadi lebih baik.(Adv)

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024