Minggu 14 Agustus 2016, Kabupaten Banjar genap berusia 66 tahun. Sedang puncak perayaannya dilaksanakan, Kamis 18 Agustus 2016. Hari ini, di usianya yang ke 66 tak terasa Bupati H Khalilurrahman telah enam bulan memimpin Kabupaten Banjar bersama Wakil Bupati Banjar H Saidi Mansyur.
Pada kepemimpinan H Khalilurrahman dan H Saidi Mansyur telah membawa perubahan bagi wajah Kabupaten Banjar menjadi daerah yang patut diperhitungkan di Banua bahkan Kalimantan terutama keberhasilan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan pertanian.
Bidang Kesehatan
Salah satu sektor yang mendapat perhatian serius Pemerintah Kabupaten Banjar di era kepemimpinan H Khalilurrahman - H Saidy Mansyur adalah bidang kesehatan.
Sektor ini menjadi sangat vital karena berkoneksi langsung dengan masyarakat di segala strata sosial maupun geografis. Betapa tidak, dengan luasan yang mencapai 4.668 Ha dan jumlah penduduk lebih dari 536.000 tentu saja, kesehatan menjadi indikator utama untuk melaksanakan fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Sesuai dengan Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bahwa yang menjadi indikator maju atau tidaknya suatu daerah adalah dapat dilihat dari Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli masyarakat atau secara sederhananya masyarakat harus pintar, harus sehat, dan harus punya uang.
Untuk itu Pemkab Banjar melalui Dinkes dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan terus mempertajam program-program kerjanya tanpa mengesampingkan peran pihak swasta.
Program kerja prioritas seperti peningkatan kuantitas sarana dan prasarana infrastruktur kesehatan maupun kualitas pelayanannya terhadap masyarakat terus ditingkatkan.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, Banjar selain memiliki satu rumah sakit daerah RSUD Raza yang sudah Tipe B, juga ada beberapa rumah sakit swasta seperti Pelita Insani dan Aveciena Medika. Untuk menjangkau warga di daerah pelosok tercatat ada 93 buah ditambah dengan 27 buah puskesmas keliling kendaraan bermotor dan 2 buah perahu bermotor.
Di samping penyediaan sarana kesehatan, diperlukan pula tenaga medis yang handal untuk memberikan pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Banjar jumlah paramedis secara keseluruhan adalah 441 orang termasuk 62 orang tenaga yang non medis, sementara jumlah dokter sebanyak 47 orang dengan rincian, 36 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi serta jumlah bidan sebanyak 389 orang. Khusus untuk dokter spesialis sudah mencapai 9 orang.
Satgas Desa
Pemkab Banjar melalui Dinas Kesehatan melalukan terobosan untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui Satgas Desa. Program ini sebagai bentuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peraturan Bupati terkait Satgas Desa langsung beliau keluarkan setelah 2 minggu menjabat. Sampai sekarang sudah banyak desa yang membentuk Satgas Desa. Kadinkes Ikhwansyah menyatakan bahwa Satgas Desa murni ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat melalui sumber dana dari Alokasi Dana Desa (ADD), hal ini dikarenakan bahwa masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat juga.
Di kepemimpinan H Khalilurrahman - H Saidy Mansyur selaku Bupati dan Wakil Bupati Banjar, disetiap kesempatan selalu meminta kepada masyarakat untuk mendukung peningkatan pelayanan secara optimal. Bupati telah menginstruksikan seluruh satgas desa untuk melakukan jemput bola yaitu melakukan penanganan pasien langsung ke desa-desa.
Aparat Puskesmas di tingkat daerah selalu berkoordinasi setiap laporan dan temuan permasalahan kesehatan di pelosok kampung sehingga berbagai gejala persoalan kesehatan serius di masyarakat dapat langsung ditangani dengan cepat. Kendala yang dihadapi bukan saja keterbatasan personil di pelosok daerah tapi juga kondisi geografis yang demikian luas.
Penanganan terhadap penyakit endemik selalu menjadi perhatian serius dan berupaya ditingkatkan dari waktu ke waktu. Bupati Banjar H Khalilurrahman dan Wakil Bupati H Saidy Mansyur terus menerus melakukan terobosan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Beliau tidak segan-segan untuk langsung mendatangi pasien yang memerlukan bantuan. Upaya keras terus dilakukan agar jangan sampai ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
RSUD Ratu Zaleha Rujukan BPJS se-Banua Enam
RSUD Ratu Zalecha siap menjadi rujukan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Rumah sakit yang berlokasi di Jl. Menteri Empat Martapura ini sudah memenuhi persyaratan yang diwajibkan untuk bisa menjadi rujukan BPJS.
Persyaratan yang diharuskan pemerintah pusat adalah status akreditasi rumah sakit. Saat ini status rumah sakit Ratu Zaleha telah naik dari tipe C menjadi tipe B. Karena itulah Bupati Banjar H Khalilurrahman menyatakan rumah sakit tersebut telah siap dan layak untuk jadi rumah sakit rujukan daerah banua enam yang terdiri dari Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.
Di samping itu fasilitas dan sarana prasarana pendukung lain juga telah dilengkapi sehingga setiap pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit sudah memenuhi standar.
Selanjutnya dengan status RSU Ratu Zalekha yang menjadi BLUD juga berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas derajat kesehatan masyarakat. Pada beberapa sektor pelayanan seperti di UGD, Rawat Inap, maupun Rawat Jalan secara simultan juga mengalami peningkatan terutama pada indikator seperti kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, jam buka pelayanan, ketersediaan tim penanggulangan bencana, maupun waktu tanggap pelayanan dokter.
Utamakan Pelayanan Terbaik
RSUD Ratu Zalecha menempati lahan seluas 5.07 ha dengan luas bangunan 2.54 ha. Pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pada tanggal 22 Desember 2011, Rumah Sakit Ratu Zaleha akreditasi Nasional yang diberikan oleh Komite Administrasi Pusat (Lembaga Indipenden) dari Kementerian Kesehatan RI.
Setidaknya ada lima kriteria pelayanan yang harus dipenuhi guna memperoleh nilai akreditasi tersebut, yaitu pelayanan administrasi dan keuangan, pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan medical record dan pelayanan IGD yang kesemuanya saling berkaitan. Sedangkan tujuan dibentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Ratu Zalecha tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang memerlukan.
Selama 1 tahun transisi mulai tahun 2010 hingga 2011 RSUD Ratu Zaleha menuju BLUD Penuh, mutu pelayanan di rumah sakit ini mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini berdasarkan Indeks Kepuasan Pasien (IKP) atau Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Dari hasil survey kepada 250 pasien rawat inap dan rawat jalan, mutu pelayanan di rumah sakit ini sudah meningkat sekitar 78,8 persen.
Di kepemimpinan H Khalilurrahman - H Saidy Mansyur selaku Bupati dan Wakil Bupati Banjar, RSUD Ratu Zaleha mengalami peningkatan kualitas secara pesat, baik dari segi peningkatan sarana dan prasarana maupun pelayanannya terhadap pasien. Salah satunya adalah dibangunnya 34 ruangan baru kelas VIP dan VVIP. Konsep ruang dan pelayanannya diterapkan akan sama dengan konsep hotel sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien.
Menjawab kritikan- kritikan terhadap kualitas pelayanannya selama ini, manajemen rumah sakit berupaya memperbaiki diri dengan konsep- konsep pelayanan dan fasilitas barunya. Pihak rumah sakit terus berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik dengan menerapkan ramah, senyum dan sapa. Meskipun diakui dalam memberikan pelayanan tidak bisa memuaskan semua orang, tapi setidaknya dengan motto 5S yaitu Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun tersebut ada usaha keras dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada pasien serta keluarganya. Dari 34 ruangan yang bau dibangun terdiri dari 2 ruang termasuk VVIP dan 32 ruangan kategori VIP.
Berdasarkan data, Rumah Sakit Ratu Zaleha memiliki daya tampung pasien 202 orang. Sementara fasilitas yang sudah terlebih dulu terdiri dari empat bagian besar yakni rawat jalan, rawat inap, pelayanan penunjang dan ketenagaan. Rinciannya untuk fasilitas rawat jalan ada 16 unit terdiri dari poli bedah, anak, kesehatan ibu dan anak, umum, kandungan dan kebidanan , saraf, jantung dan pembuluh darah, mata, gigi, orthopedi, paru, penyakit dalam, gizi, psikologi, dan PKBRS.
Sedangkan fasilitas rawat inap terdiri dari 12 unit penunjang yakni ruang perawatan anak, bedah, penyakit dalam, bersalin, perinatologi, nifas, ICU, paru, saraf, jantung, Al Hakim dan VIP Intan. Untuk fasilitas penunjang terdiri dari instalasi hemodialisa, radiologi, laboratorium, UGD, farmasi, gizi, bedah sentral, PSRS, rekam medik dan pemulasaran jenazah.
Untuk tenaga medis terdiri dari dokter spesialis yakni penyakit dalam 4 orang, spesialis anak2 orang, kandungan 2 orang, gigi 2 orang dan mata 2 orang, serta masing-masing 1 orang untuk spesialis bedah, patologi klinik, bedah ortopedi, anestesi, paru, saraf, jantung dan pembuluh darah,dan periodental./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Pada kepemimpinan H Khalilurrahman dan H Saidi Mansyur telah membawa perubahan bagi wajah Kabupaten Banjar menjadi daerah yang patut diperhitungkan di Banua bahkan Kalimantan terutama keberhasilan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan pertanian.
Bidang Kesehatan
Salah satu sektor yang mendapat perhatian serius Pemerintah Kabupaten Banjar di era kepemimpinan H Khalilurrahman - H Saidy Mansyur adalah bidang kesehatan.
Sektor ini menjadi sangat vital karena berkoneksi langsung dengan masyarakat di segala strata sosial maupun geografis. Betapa tidak, dengan luasan yang mencapai 4.668 Ha dan jumlah penduduk lebih dari 536.000 tentu saja, kesehatan menjadi indikator utama untuk melaksanakan fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Sesuai dengan Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bahwa yang menjadi indikator maju atau tidaknya suatu daerah adalah dapat dilihat dari Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli masyarakat atau secara sederhananya masyarakat harus pintar, harus sehat, dan harus punya uang.
Untuk itu Pemkab Banjar melalui Dinkes dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan terus mempertajam program-program kerjanya tanpa mengesampingkan peran pihak swasta.
Program kerja prioritas seperti peningkatan kuantitas sarana dan prasarana infrastruktur kesehatan maupun kualitas pelayanannya terhadap masyarakat terus ditingkatkan.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, Banjar selain memiliki satu rumah sakit daerah RSUD Raza yang sudah Tipe B, juga ada beberapa rumah sakit swasta seperti Pelita Insani dan Aveciena Medika. Untuk menjangkau warga di daerah pelosok tercatat ada 93 buah ditambah dengan 27 buah puskesmas keliling kendaraan bermotor dan 2 buah perahu bermotor.
Di samping penyediaan sarana kesehatan, diperlukan pula tenaga medis yang handal untuk memberikan pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Banjar jumlah paramedis secara keseluruhan adalah 441 orang termasuk 62 orang tenaga yang non medis, sementara jumlah dokter sebanyak 47 orang dengan rincian, 36 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi serta jumlah bidan sebanyak 389 orang. Khusus untuk dokter spesialis sudah mencapai 9 orang.
Satgas Desa
Pemkab Banjar melalui Dinas Kesehatan melalukan terobosan untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui Satgas Desa. Program ini sebagai bentuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peraturan Bupati terkait Satgas Desa langsung beliau keluarkan setelah 2 minggu menjabat. Sampai sekarang sudah banyak desa yang membentuk Satgas Desa. Kadinkes Ikhwansyah menyatakan bahwa Satgas Desa murni ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat melalui sumber dana dari Alokasi Dana Desa (ADD), hal ini dikarenakan bahwa masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat juga.
Di kepemimpinan H Khalilurrahman - H Saidy Mansyur selaku Bupati dan Wakil Bupati Banjar, disetiap kesempatan selalu meminta kepada masyarakat untuk mendukung peningkatan pelayanan secara optimal. Bupati telah menginstruksikan seluruh satgas desa untuk melakukan jemput bola yaitu melakukan penanganan pasien langsung ke desa-desa.
Aparat Puskesmas di tingkat daerah selalu berkoordinasi setiap laporan dan temuan permasalahan kesehatan di pelosok kampung sehingga berbagai gejala persoalan kesehatan serius di masyarakat dapat langsung ditangani dengan cepat. Kendala yang dihadapi bukan saja keterbatasan personil di pelosok daerah tapi juga kondisi geografis yang demikian luas.
Penanganan terhadap penyakit endemik selalu menjadi perhatian serius dan berupaya ditingkatkan dari waktu ke waktu. Bupati Banjar H Khalilurrahman dan Wakil Bupati H Saidy Mansyur terus menerus melakukan terobosan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Beliau tidak segan-segan untuk langsung mendatangi pasien yang memerlukan bantuan. Upaya keras terus dilakukan agar jangan sampai ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
RSUD Ratu Zaleha Rujukan BPJS se-Banua Enam
RSUD Ratu Zalecha siap menjadi rujukan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Rumah sakit yang berlokasi di Jl. Menteri Empat Martapura ini sudah memenuhi persyaratan yang diwajibkan untuk bisa menjadi rujukan BPJS.
Persyaratan yang diharuskan pemerintah pusat adalah status akreditasi rumah sakit. Saat ini status rumah sakit Ratu Zaleha telah naik dari tipe C menjadi tipe B. Karena itulah Bupati Banjar H Khalilurrahman menyatakan rumah sakit tersebut telah siap dan layak untuk jadi rumah sakit rujukan daerah banua enam yang terdiri dari Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.
Di samping itu fasilitas dan sarana prasarana pendukung lain juga telah dilengkapi sehingga setiap pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit sudah memenuhi standar.
Selanjutnya dengan status RSU Ratu Zalekha yang menjadi BLUD juga berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas derajat kesehatan masyarakat. Pada beberapa sektor pelayanan seperti di UGD, Rawat Inap, maupun Rawat Jalan secara simultan juga mengalami peningkatan terutama pada indikator seperti kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, jam buka pelayanan, ketersediaan tim penanggulangan bencana, maupun waktu tanggap pelayanan dokter.
Utamakan Pelayanan Terbaik
RSUD Ratu Zalecha menempati lahan seluas 5.07 ha dengan luas bangunan 2.54 ha. Pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pada tanggal 22 Desember 2011, Rumah Sakit Ratu Zaleha akreditasi Nasional yang diberikan oleh Komite Administrasi Pusat (Lembaga Indipenden) dari Kementerian Kesehatan RI.
Setidaknya ada lima kriteria pelayanan yang harus dipenuhi guna memperoleh nilai akreditasi tersebut, yaitu pelayanan administrasi dan keuangan, pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan medical record dan pelayanan IGD yang kesemuanya saling berkaitan. Sedangkan tujuan dibentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Ratu Zalecha tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang memerlukan.
Selama 1 tahun transisi mulai tahun 2010 hingga 2011 RSUD Ratu Zaleha menuju BLUD Penuh, mutu pelayanan di rumah sakit ini mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini berdasarkan Indeks Kepuasan Pasien (IKP) atau Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Dari hasil survey kepada 250 pasien rawat inap dan rawat jalan, mutu pelayanan di rumah sakit ini sudah meningkat sekitar 78,8 persen.
Di kepemimpinan H Khalilurrahman - H Saidy Mansyur selaku Bupati dan Wakil Bupati Banjar, RSUD Ratu Zaleha mengalami peningkatan kualitas secara pesat, baik dari segi peningkatan sarana dan prasarana maupun pelayanannya terhadap pasien. Salah satunya adalah dibangunnya 34 ruangan baru kelas VIP dan VVIP. Konsep ruang dan pelayanannya diterapkan akan sama dengan konsep hotel sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien.
Menjawab kritikan- kritikan terhadap kualitas pelayanannya selama ini, manajemen rumah sakit berupaya memperbaiki diri dengan konsep- konsep pelayanan dan fasilitas barunya. Pihak rumah sakit terus berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik dengan menerapkan ramah, senyum dan sapa. Meskipun diakui dalam memberikan pelayanan tidak bisa memuaskan semua orang, tapi setidaknya dengan motto 5S yaitu Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun tersebut ada usaha keras dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada pasien serta keluarganya. Dari 34 ruangan yang bau dibangun terdiri dari 2 ruang termasuk VVIP dan 32 ruangan kategori VIP.
Berdasarkan data, Rumah Sakit Ratu Zaleha memiliki daya tampung pasien 202 orang. Sementara fasilitas yang sudah terlebih dulu terdiri dari empat bagian besar yakni rawat jalan, rawat inap, pelayanan penunjang dan ketenagaan. Rinciannya untuk fasilitas rawat jalan ada 16 unit terdiri dari poli bedah, anak, kesehatan ibu dan anak, umum, kandungan dan kebidanan , saraf, jantung dan pembuluh darah, mata, gigi, orthopedi, paru, penyakit dalam, gizi, psikologi, dan PKBRS.
Sedangkan fasilitas rawat inap terdiri dari 12 unit penunjang yakni ruang perawatan anak, bedah, penyakit dalam, bersalin, perinatologi, nifas, ICU, paru, saraf, jantung, Al Hakim dan VIP Intan. Untuk fasilitas penunjang terdiri dari instalasi hemodialisa, radiologi, laboratorium, UGD, farmasi, gizi, bedah sentral, PSRS, rekam medik dan pemulasaran jenazah.
Untuk tenaga medis terdiri dari dokter spesialis yakni penyakit dalam 4 orang, spesialis anak2 orang, kandungan 2 orang, gigi 2 orang dan mata 2 orang, serta masing-masing 1 orang untuk spesialis bedah, patologi klinik, bedah ortopedi, anestesi, paru, saraf, jantung dan pembuluh darah,dan periodental./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016