Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pentas teater tradisi Mamanda mengawali kemeriahan menuju peringatan Hari Jadi (Harjad) Provinsi Kalimantan Selatan yang ke-66 2016 di gedung pertunjukan seni Balairung Sari Taman Budaya Kalsel, Senin malam.

Teater Mamanda yang mengambil judul "Batu Gila, Batu Tatawa" dari pengarang Bakhtiar Sandarta ini dimainkan lintas generasi seniman di Grup Teater Banjarmasin dalam pesta pergelaran seni pekan karasminan banua seribu sungai 2016 yang diselenggaran Taman Budaya Kalsel.

Pergelaran teater yang disutradarai YS Agus Suseno tersebut menceritakan tentang legenda Kerajaan Nagara Diva, lakon dalam pergelaran ini malibatkan sebanyak 25 seniman teater dan sebanyak enam seniman musik tradisi.

Hampir semua penonton yang menyaksikan pementasan teater tradisi khas tanah Banjar ini yang berlangsung sekitar dua jam ini dibuat gelak tawa, karena cerita legenda yang dibawakan beraliran kocak.

Sang pengarah lakon YS Agus Suseno mengatakan, cerita dalam pergelaran ini memuat pesan bagaimana keserakahan, ambisi berlebihan yang menghalakan segala cara, melanggar syarat, sumpah dan janji setia menemukan akibatnya.

"Meski dilakonkan secara kocak, sebenarnya cerita di dalamnya sangat banyak mengandung arti kehidupan," ujarnya.

Menurut dia, teater Mamanda masih bisa eksis karena bisa menumbuhkan regenerasi, dan sebagaimana pergelaran malam ini yang menampilkan kalaborasi seniman junior dan yunior dalam satu panggung.

Sementara itu Kepala Taman Budaya Kalsel Sirajudin mengatakan, pergelaran teater Mamanda ini diantara rangkayan pergelaran seni sepekan yang ditampilkan Taman Budaya.

"Banyak kesenian yang digelar Taman Budaya Kalsel setiap malamnya dalam seminggu ini untuk memeriahkan Harjad Provinsi yang ke-66 yang jatuh pada14 Agustus nanti," ujarnya.

Menurut dia, pergelaran seni ini merupakan kegiatan rutin Taman Budaya dalam rangka upaya melestarikan kesenian daerah, seperti seni tari, musik, sastra, dan teater.

"Banyak kesenian teater tradisi daerah kita yang mulai mati suri, perlu pembinaan untuk tetap mempertahankan eksistensinya sebagai warisan daerah bagi generasi selanjutnya," pungkas Dino panggilan akrabnya.


Pewarta: sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016