Tanjung,  (Antaranews Kalsel) - Para petani di Desa Warukin Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, mulai mengembangkan tanaman gaharu sebagai salah satu usaha produksi hutan nonkayu.

Kepala Desa Warukin Dedy Unjang di Tanjung, Rabu, mengatakan uji pengembangan gaharu sebanyak 300 pohon diharapkan memberikan pendapatan alternatif selain tanaman karet.

"Kami mencoba mencari sumber pendapatan alternatif selain menjadi petani karet di antaranya menanam gaharu dan kopi karena kondisi tanah di Desa Warukin yang merupatan dataran tinggi cocok untuk kedua komoditas tersebut," jelas Dedy.

Apalagi di desa dengan luas wilayah 19,18 kilometer persegi ini tidak memiliki lahan pertanian atau sawah dan mayoritas ditanami karet sebagai sumber pendapatan masyarakat lokal.

Dari tanaman Gaharu, kata Dedy, bisa memproduksi resin dengan harga mencapai Rp5 juta per kilogram, bahkan lebih tergantung kualitasnya.

Di Kabupaten Tabalong telah dilakukan uji pengembangan tanaman gaharu di Desa Juai dan Wayau Kecamatan Tanjung serta Desa Seradang di Kecamatan Haruai.

Dedy menambahkan Desa Warukin merupakan lintasan pertama atau ring satu wilayah operasional pertambangan batubara PT Adaro Indonesia dan mitra kerjanya yang memberikan dampak positif maupun negatif di wilayahnya.

"Salah satu dampak kegiatan penambangan batu bara di sekitar desa kami menyebabkan sebagian lahan telah berubah menjadi areal tambang di samping dampak positif memberikan lapangan kerja bagi warga desa," kata Dedy.

Termasuk, menurut dia, bantuan operasional pemerintahan desa dan pengembangan sarana air bersih pedesaan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016