Washington, (Antaranews Kalsel/Xinhua) - Ekonom terpecah tentang waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve AS berikutnya, mencerminkan ketidakpastian situasi ekonomi dan kurangnya sinyal yang jelas dari pejabat-pejabat Fed, sebuah survei yang dirilis Kamis, menunjukkan.


Sekitar 31 persen dari 70 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal bulan ini mengatakan Fed akan menaikkan suku bunga acuan jangka pendek pada pertemuan kebijakan Juni, sementara yang lain 31 persen memperkirakan bank sentral akan menunggu sampai September.

Lainnya, 21 persen percaya bahwa The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acauan pada pertemuan kebijakan Juli, survei menunjukkan.

Sangat jarang untuk para ekonom dalam survei yang akan jadi terpecah atas waktu kenaikan suku bunga Fed, Wall Street Journal melaporkan, mencatat bahwa "situasi ekonomi yang bergejolak dan kurangnya sinyal yang jelas dari pejabat-pejabat Fed telah memperkeruh harapan sekitar kebijakan suku bunga."
   
The Fed menaikkan kisaran target suku bunga federal funds sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,5 persen pada Desember, kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade, menandai akhir dari sebuah era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa.

Tetapi gejolak di pasar keuangan dan pelambatan ekonomi global sejak awal tahun ini telah mengangkat meningkatnya kekhawatiran tentang kekuatan ekonomi AS, memaksa pembuat kebijakan The Fed untuk menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut sejak itu.

Ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan hanya 0,5 persen di kuartal pertama tahun ini, angka terlemah dalam dua tahun dan lebih rendah dari kenaikan 1,4 persen pada kuartal sebelumnya, Departemen Perdagangan melaporkan bulan lalu.

Namun, banyak pejabat Fed tidak memperkirakan pelemahan tersebut akan bertahan, menunjukkan bahwa perekonomian akan bangkit kembali pada kuartal kedua dan membuka jalan untuk kenaikan suku bunga akhir tahun ini.

Eric Rosengren, Presiden Federal Reserve Bank of Boston, mengatakan pada Kamis bahwa mereka akan tepat untuk melanjutkan normalisasi bertahap suku bunga jika data ekonomi yang masuk terus konsisten dengan perbaikan di pasar tenaga kerja dan inflasi semakin mendekati target Fed dua persen.

"Pasar masih terlalu pesimis tentang kekuatan fundamental ekonomi AS, dan kemungkinan menghapus akomodasi moneter lebih tinggi daripada dihargakan saat ini ke dalam pasar keuangan berdasarkan data saat ini," kata Rosengren.

Proyeksi-proyeksi The Fed yang dirilis pada Maret menunjukkan bahwa para pejabat memperkirakan untuk menaikkan suku bunga dua kali tahun ini, kemungkinan besar mengikuti pertemuan pada Juni dan Desember. Tapi pasar saat ini berharap paling banyak satu kali kenaikan suku bunga tahun ini.

"Saya tidak berpikir bahwa para pembuat kebijakan akan meninggalkan Juni semudah pelaku pasar keuangan," kata Tim Duy, seorang profesor di University of Oregon dan pengamat Fed.

"Saya rasa bahwa mereka akan tetap rendah hati, menyiratkan peluang lebih dekat dengan 50-50. Namun data tidak menguntungkan mereka," kata Duy, yang memprediksi bahwa The Fed lebih cenderung menunggu sampai September untuk menaikkan suku bunganya./f

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016