Buah Cempedak atau oleh orang Banjar disebut buah tiwadak asal Provinsi Kalimantan Barat, mendominasi penjualan buah tersebut di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dulah (40 tahun) seorang pedagang cempedak di bilangan Pasar Lama Banjarmasin, Senin mengakui dagangannya berasal dari provinsi di barat Kalimantan tersebut.

Baca juga: Mandai Makanan Penggugah Selera Dari Kulit Cempedak

Menurut Dulah, memang buah cempedak yang di jual di Banjarmasin itu berasal dari berbagai daerah, tetapi yang terbanyak justru dari Kalimantan Barat. Sementara dari Kalsel sendiri itu datang Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 

Sedangkan dari Kalimantan Tengah itu berasal dari Handil Basarang, Kabupaten Pulang Pisau, tambahnya.

Hanya saja cempedak dari Kalimantan Barat banyak disukai karena persis sama dengan cempedak dari kawasan Kalimantan Selatan sendiri. Sementara dari Kalimantan Tengah itu agak beda karena kulitnya agak tebal.

Baca juga: Kalsel "Kebanjiran" Buah Cempedak

Menurut ia, cempedak Kalbar yang disebut juga sebagai "tiwadak pontianak" ini didatangkan menggunakan truk besar selama dua hari perjalanan, dan dikordinir oleh agen setelah itu oleh agen baru di bagi bagi ke pedagang pengecer. selama sebulan itu ada delapan kali mendatangkan buah ini dari Kalbar.

Harga cempedak di Banjarmasin cukup bervariasi antara Rp15 ribu per kilogram hingga Rp20 ribu per kilogram, tergantung kualitas buah itu sendiri.

Menurut Dulah, buah cempedak lebih disukai oleh penduduk Banjarmasin di bandingkan buah buahan yang lain, lantaran kulit cempedak yang oleh penduduk setempat di buat "mandai" (kulit cempedak dipermentasi) merupakan makanan kesukaan masyarakat Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan.

Bahkan kulit cempedak sendiri yang sudah dibersihkan, artinya sudah dikupas untuk membuang kulit bagian luar, lalu dicuci itu harganya lebih mahal ketimbang buah cempedak yang utuh. Harga kulit cempedak seperti itu Rp30 ribu per kilogram.

Bagi masyarakat Banjar, mandai yang terbuat dari kulit cempedak termasuk makanan favorit untuk lauk teman nasi putih, karena rasanya yang dinilai relatif lezat dan menambah selera makan. 

Mandai ini sendiri oleh masyarakat Banjar di kawasan Banua Anam disimpan dalam tempat khusus yang disebut tajau setelah dibubuhi garam  bisa bertahap dalam proses permentasi selama setahun.



 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023