Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Seksi Pengamatan dan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan dr Sri Wahyuni mengatakan Kalsel tercatat sebagai daerah dengan penderita hipertensi tertinggi nasional.

Hal tersebut, kata Sri di Banjarmasin Kamis, disebabkan oleh pola makan dan pola hidup warga Kalimantan Selatan yang menyukai makanan manis, berlemak, serta asin yang tidak diimbangi dengan sayur mayur serta olahraga yang cukup.

"Akibat pola makan tidak seimbang tersebut, kini Kalimantan Selatan tercatat sebagai daerah dengan jumlah penderita hipertensi atau darah tinggi tertinggi nasional," katanya.

Bukan hanya hipertensi, tingkat kematian akibat stroke di Kalsel juga tertinggi nasional, kondisi tersebut, kata dia, disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat masih sangat rendah.

"Kebiasaan masyarakat Kalsel yang suka makan manis, berlemak, dan asin, juga menjadi salah satu faktor pemicu, tingginya angka penderita hipertensi dan stroke di daerah ini," katanya.

Berdasarkan data riset kesehatan dasar, beberapa penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian di Kalsel yaitu, diabetes melitus 2 persen dari jumlah penduduk, kemudian hipertensi mencapai 30,8 persen, stroke 9,2 persen, kanker 1,6 persen, dan jantung koroner 0,5 persen.

Sedangkan data secara riil penderita hipertensi per kabupaten dan kota di Kalsel tahun 2015 yaitu, Kota Banjarmasin merupakan tertinggi penderita hipertensi yaitu 18.730 penderita, disusul Tanah Laut sebanyak 14.121 orang penderita.

Kemudian Kabupaten Banjar 7.738 orang penderita, Kotabaru 6.680 orang penderita, Banjarbaru 5.629 orang penderita, Tapin 3.085 orang, Barito Kuala 2.985 orang dan sisanya berkisar antara 2.500 hingga di atas seribu orang.

Sedangkan stroke, untuk kota Banjarmasin sebanyak 283 orang dan Banjarbaru sebanyak 191 orang.

Menurut Yuni, penyakit tidak menular bagaikan fenomena gunung es, di mana gejalanya tidak nampak tetapi dampaknya sangat membahayakan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan kepada orang lain. Penyakit tidak menular biasanya terjadi karena faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat.

Sedangkan yang dimaksud hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.

Sebagaimana diketahui, kata Yuni, pola makan warga Kalsel, adalah penyuka makanan manis, seperti suka makan dodol, kemudian suka makan bersantan, seperti ketupat Kandangan, dan kebiasaan yang juga sulit dihilangkan adalah setiap makan harus ada ikan asin.

"Pola makan seperti tersebut di atas, tidak diimbangi dengan kegemaran makan sayur mayur dan buah-buahan, sehingga memicu tingginya kasus hipertensi," katanya.

Upaya untuk menurunkan yang telah dilakukan, kata dia, adalah dengan melatih seluruh tenaga puskesmas untuk menjadi tenaga tim penyuluhan terpadu, kemudian membangun pusat pelayanan terpadu (Pusbindo) di seluruh desa.

Dari sekitar 2 ribu desa lebih kini sebanyak 269 desa di Kalsel telah ada Posbindu, diharapkan untuk tahun mendatang, seluruh desa sudah memiliki Posbindo.

"Di Pusbindo ini, telah kita lengkapi dengan peralatan pendeteksi kesehatan masyarakat, sehingga beberapa penyakit yang tidak menular bisa terdekteksi lebih dini, dan upaya untuk menanganinya juga lebih cepat dilakukan sebelum penyakit tersebut lebih parah atau menjadi komplikasi," katanya.

Selanjutnya, deteksi kanker serviks, melalui sera serviks, dan terakhir yaitu menurunkan angka perokok usia produktir mulai umur 18 tahun.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016