Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Kecamatan Sungai Pandan, atau lebih dikenal dengan sebutan 'Alabio' paling banyak memiliki desa sangat tertinggal dibanding wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan.


Kepala Bidang Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat BPMPD Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Muhammad Hasan di Amuntai, Kamis, mengatakan sebanyak delapan desa di Kecamatan Sungai Pandan masuk kategori desa sangat tertinggal berdasarkan kriteria yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri sejak 2012.

"Berdasarkan kriteria yang ditetapkan Mendagri waktu itu sebanyak delapan desa di Kecamatan Sungai Pandan masuk kategori desa sangat tertinggal, merupakan jumlah terbanyak dibanding kecamatan lain, hingga kini belum ada kriteria baru yang diterbitkan Mendagri, "ujar Hasan.

Hasan mengatakankan, kedelapan desa dimaksud yakni Desa Pondok Babaris, Rantau Karau Hulu, Hambuku Raya, Hambuku Hulu, Tambalang, Tambalang Tengah, Putat Atas dan Padang Bangkal.

Menurutnya, kondisi ketertinggalan mungkin sudah berubah seiring upaya pembangunan dalam rentang lima tahun terakhir di sektor pertanian, infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

Namun tak bisa dipungkiri kendala kondisi alam dan wilayah Kabupaten HSU menyebabkan upaya melepas status ketertinggalan menjadi agak sulit.

Berdasarkan data pemetaan dari BPDAS Kalsel, sebanyak 94,06 persen lahan pertanian di Kabupaten HSU merupakan lahan kritis atau lahan tidak produktif karena terendam air.

Topografi lahan berupa dataran rendah atau rawa, serta adanya pertemuan dua arus sungai menyebabkan banyak lahan pertanian didaerah ini yang terendam saat curah hujan tinggi sepanjang tahun.

Kondisi topografi ini juga menyebabkan pembangunan sarana infrastruktur jalan membutuhkan biaya lebih besar, termasuk untuk biaya pemeliharaannya.

Kasub bagian program Dinas Pertanian, Tanaman pangan dan Holtikultura, Nor Ilham mengatakan kondisi lahan pertanian di HSUmasih bergantung pada musim, padahal cukup banyak masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian.

"Pengeloaan pengairan menjadi salah satu kuncinya agar petani dapat mengelola lahan dan meningkatkan produksi, sehingga Dinas Pertanian berupaya memberikan bantuan pompa air kepada kelompok-kelompok tani," katanya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Sungai Pandan Ni'matun Munatifah mengatakan anomali cuaca akhir-akhir ini menyebabkan musim kemarau cukup panjang sehingga sering kekeringan, sebaliknya musim penghujan terjadi banjir.

Namun syukurnya beberapa kelompok petani di wilayah kecamatan ini sudah mampu melakukan dua hingga tiga kali tanam dan tiga kali panen padi seperti di Desa Tambalang Kecil yang sebenarnya masuk kategori desa tertinggal.

Beberapa desa, khususnya yang dekat dengan Polder Alabio telah berupaya meningkatkan tata kelola air dilahan pertanian sehingga masalah kondisi alam dan cuaca sudah tidak begitu berpengaruh lagi.

Selain itu, lanjutnya, kondisi jalan desa dan jalan usaha tani juga cukup baik sehingga memudahkan petani khususnya dalam menjual hasil pertanian.

"Hingga kini produksi pertanian di Kecamatan Sungai Pandan sudah cukup baik, umumnya petani sangat membutuhkan bantuan benih padi, pupuk, herbisida, jalan usaha tani dan pompa air," katanya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016