Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus menilai tidak ada urgensi pemerintah menggabungkan BNI dan BTN, karena kedua bank pemerintah tersebut telah memiliki fokus bisnis yang sudah tepat dan mampu mengoptimalkan bisnisnya masing-masing.
"BTN memiliki pangsa pasar sendiri dan BNI juga memiliki pangsa pasar sendiri. BTN fokus pada properti, sedangkan, BNI fokus pada UMKM dan korporasi. Bahkan, BNI juga sedang membesarkan bisnis di luar negeri," katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Meski secara permodalan saat ini BTN lebih kecil dibandingkan dengan BNI, lanjutnya, BTN masih cukup baik untuk bersaing dengan bank-bank besar. BTN juga tengah berencana melakukan rights issue yang akan membuat modalnya bertambah tanpa perlu merger dengan bank BUMN lainnya.
"Dari sisi permodalan juga sudah cukup," ujarnya.
Maximilianus juga berpendapat bahwa rencana penggabungan BNI dengan BTN tidak bisa disamakan dengan penggabungan BNI Syariah, BRI Syariah dan Mandiri Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia.
Ketiga bank syariah tersebut, disebutnya memiliki porsi yang kecil, sehingga dengan digabungkan akan lebih baik dan dapat mendorong penetrasi bank BUMN di pasar syariah.
"Hal tersebut dapat tercapai karena ketiganya mengincar pasar yang sama yaitu ekonomi Islam. Adapun untuk kasus BNI dan BTN, keduanya memiliki fokus bisnis yang berbeda," ucapnya.
Kendati tidak terlalu mendesak untuk digabungkan, ia menyampaikan bahwa mungkin pemerintah memiliki pertimbangan lain untuk menggabungkan kedua bank BUMN tersebut.
Salah satunya terdapat nilai-nilai yang menurut pemerintah akan melahirkan bisnis yang baik.
"Tentu, akan membuat gabungan kedua perusahaan akan makin besar, sinergi akan makin kuat. Tetapi pertanyaannya, seberapa profit dengan penggabungan ini. Hanya pemerintah yang bisa menjawab," tutur Maximilianus.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan bahwa kedua bank nasional tersebut sebenarnya memiliki tugas khusus di bidangnya masing-masing.
Tanpa harus bergabung, keduanya dapat berdiri sendiri dan bahkan lebih besar dengan cara yang lain, bukan dengan cara akuisisi.
"BNI bisa lebih besar tanpa harus mengakuisisi BTN. Di sisi lain, BTN juga memiliki tugas khusus di bidang perumahan dan BTN justru harus lebih dikembangkan bukan dikerdilkan," sebut Piter.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pemerintah memiliki wacana menyatukan BNI dengan BTN.
Dalam rencana yang sedang dikaji tersebut, nantinya BNI akan mengakuisisi BTN dan BSI mengakuisisi BTN Syariah dengan tujuan perampingan bank-bank milik negara.
"Ada rencana tadinya itu kan untuk mempersedikit jumlah bank Himbara, sehingga Bank BTN itu syariahnya nanti diambil BSI, konvensionalnya diambil BNI, tetapi sekarang itu masih dalam tahap wacana itu," kata Wapres Ma'ruf.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat pasar modal nilai tak ada urgensi penggabungan BNI-BTN
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022