Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Perayaan puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di pulau Lombok berlangsung meriah dan eksotis karena digelar di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Resort, Nusa Tenggara Barat ini merupakan daerah pantai yang sedang berkembang yang banyak dikunjungi turis asing, sebuah kawasan yang tak kalah indah dengan pantai kuta, Bali.
Kehadiran Presiden Joko Widodo pada pukul 10 pagi waktu setempat langsung disambut belasaan penari yang menampilkan Tari Pesona Lombok Sumbawa yang begitu memukau seluruh peserta yang turut berhadir. Tak terkecuali Penjabat Wali kota Banjarmasin H.M. Thamrin yang turut berhadir sebagai undangan, yang turut didampingi Kepala Bagian Humas Kurnadiansyah dan Asisten 3 Gazi Akhmadi.
Rilis Humas Pemko Banjarmasin diterima Antaranews Kalsel, Selasa, menyebutkan acara di awali dengan laporan penanggung Jawab Hari Pers Margiono. Kepada Bapak Presiden beliau menyampaikan peserta HPN 2016 adalah yang ter-meriah selama ini, karena tak hanya diikuti oleh wartawan, Dewan Pers, organisasi wartawan serta para pemilik media nasional seperti Surya Paloh,Hary Tanoesoedibjo, Dahlan Iskan dan James Riadi.
Sejumlah wartawan media-media di ASEAN pun turut berhadir. Kemudian ditambah banyaknya para dubes yang hadir ikut serta melakukan forum investasi untuk NTB. Diantaranya, Dubes Vietnam, Laos, Ukraina. Portugal, Irak, Korsel, Cina dan Korea Utara dan perwakilan dubes Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Selain itu organisasi yang paling berpengaruh yakni forum Pemred turut hadir pula.
Apresiasi Hari Pers Nasional 2016 turut disampaikan Presiden Jokowi. Dalam sambutannya beliau menyatakan kebahagiannya dengan keberadaan para pewarta yang selama ini selalu ada disetiap kesempatan kegiatan kepresidenan.
Beliau juga mengajak seluruh insan pers untuk ikut membangun opini publik dan kreativitas masyarakat, dan bukan sebaliknya. karena jika diibaratka berita /informasi bagaikan jamu sehat namun pahit. Jika salah, informasi bisa menumbuhkan opini yang membuat masyarakat pesimis dan hal hal yang tidak produktif, apalagi jika ditambah bumbu bumbu berita yang sensasional.
Padahal berawal dari sebuah judul di halaman yang hanya berisi sebuah asumsi namum sangat mempengaruhi karakter pembaca.
Presiden turut mengakui peran para insan pers membantu pemerintah dalam pembangunan. Karena untuk menarik investor harus bertumpu pada kepercayaan. Disinilah peran media dan pers membantu membangun persepsi dan image kepercayaan tentang situasional keamanan dan kondisi situasional pemerintahan kepada publik.
Presiden juga sedikit mengkritik keberadaan media online yang sekarang sudah banyak menjamur. Bahkan lewat blog dan medsos. Kecepatan media online dalam memberitakan informasi memang lebih cepat. Namun seringkali mengabaikan kode etik jurnalisik sehingga beritanya menjadi tidak akurat, kurang berimbang hingga campur aduk antara fakta dan opini. Bahkan sampai menghakimi.
Disisi lain, beliau juga mengingatkan kenangan keberadaan pers di masa lampau. Tekanan tekanan pemerintah kepada pers agar berita yang keluar adalah berita yang baik baik saja.
Namun sekarang terbalik. Pers menekan pemerintah. Tentunya dikarnakan tekanan lingkungan yakni persaingan bisnis antar perusahaan media.
"Inilah hal hal yg harus kita hindari. Jangan membanjiri masyarakat. Tapi masyarakat juga harus kritis dan tidak boleh berdiam diri", tambahnya.
Perayaan HPN 2016 telang berlangsug sejak 5 Februari yang lalu. Banyak kegiatan kemediaan hingga CSR kepada masyarakat digelar. Kegiatan puncak HPN 2016 ditutup dengan HPN penyerahan penghargaan Anugerah Adinegoro untuk karya jurnalistik terbaik pada 2015 serta sejumlah penghargaan lainnya./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Kehadiran Presiden Joko Widodo pada pukul 10 pagi waktu setempat langsung disambut belasaan penari yang menampilkan Tari Pesona Lombok Sumbawa yang begitu memukau seluruh peserta yang turut berhadir. Tak terkecuali Penjabat Wali kota Banjarmasin H.M. Thamrin yang turut berhadir sebagai undangan, yang turut didampingi Kepala Bagian Humas Kurnadiansyah dan Asisten 3 Gazi Akhmadi.
Rilis Humas Pemko Banjarmasin diterima Antaranews Kalsel, Selasa, menyebutkan acara di awali dengan laporan penanggung Jawab Hari Pers Margiono. Kepada Bapak Presiden beliau menyampaikan peserta HPN 2016 adalah yang ter-meriah selama ini, karena tak hanya diikuti oleh wartawan, Dewan Pers, organisasi wartawan serta para pemilik media nasional seperti Surya Paloh,Hary Tanoesoedibjo, Dahlan Iskan dan James Riadi.
Sejumlah wartawan media-media di ASEAN pun turut berhadir. Kemudian ditambah banyaknya para dubes yang hadir ikut serta melakukan forum investasi untuk NTB. Diantaranya, Dubes Vietnam, Laos, Ukraina. Portugal, Irak, Korsel, Cina dan Korea Utara dan perwakilan dubes Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Selain itu organisasi yang paling berpengaruh yakni forum Pemred turut hadir pula.
Apresiasi Hari Pers Nasional 2016 turut disampaikan Presiden Jokowi. Dalam sambutannya beliau menyatakan kebahagiannya dengan keberadaan para pewarta yang selama ini selalu ada disetiap kesempatan kegiatan kepresidenan.
Beliau juga mengajak seluruh insan pers untuk ikut membangun opini publik dan kreativitas masyarakat, dan bukan sebaliknya. karena jika diibaratka berita /informasi bagaikan jamu sehat namun pahit. Jika salah, informasi bisa menumbuhkan opini yang membuat masyarakat pesimis dan hal hal yang tidak produktif, apalagi jika ditambah bumbu bumbu berita yang sensasional.
Padahal berawal dari sebuah judul di halaman yang hanya berisi sebuah asumsi namum sangat mempengaruhi karakter pembaca.
Presiden turut mengakui peran para insan pers membantu pemerintah dalam pembangunan. Karena untuk menarik investor harus bertumpu pada kepercayaan. Disinilah peran media dan pers membantu membangun persepsi dan image kepercayaan tentang situasional keamanan dan kondisi situasional pemerintahan kepada publik.
Presiden juga sedikit mengkritik keberadaan media online yang sekarang sudah banyak menjamur. Bahkan lewat blog dan medsos. Kecepatan media online dalam memberitakan informasi memang lebih cepat. Namun seringkali mengabaikan kode etik jurnalisik sehingga beritanya menjadi tidak akurat, kurang berimbang hingga campur aduk antara fakta dan opini. Bahkan sampai menghakimi.
Disisi lain, beliau juga mengingatkan kenangan keberadaan pers di masa lampau. Tekanan tekanan pemerintah kepada pers agar berita yang keluar adalah berita yang baik baik saja.
Namun sekarang terbalik. Pers menekan pemerintah. Tentunya dikarnakan tekanan lingkungan yakni persaingan bisnis antar perusahaan media.
"Inilah hal hal yg harus kita hindari. Jangan membanjiri masyarakat. Tapi masyarakat juga harus kritis dan tidak boleh berdiam diri", tambahnya.
Perayaan HPN 2016 telang berlangsug sejak 5 Februari yang lalu. Banyak kegiatan kemediaan hingga CSR kepada masyarakat digelar. Kegiatan puncak HPN 2016 ditutup dengan HPN penyerahan penghargaan Anugerah Adinegoro untuk karya jurnalistik terbaik pada 2015 serta sejumlah penghargaan lainnya./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016