Nelayan Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) membuat inovasi dengan membikin kapal pencacah gulma untuk memudahkan bertanam dan mencari ikan.
Inovasi kapal pencacah tanaman gulma tersebut diikutsertakan dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan 2022.
Kepala Desa Jingah Bujur Hanafi di Amuntai, Rabu mengatakan, kendala tanaman gulma yang menutupi lahan dan alur sungai selalu dihadapi nelayan dan petani setiap tahun.
"Aparat desa bersama warga akhirnya melakukan inovasi membuat kapal penghancur atau pencacah eceng gondok," ujar Hanafi
Ia mengatakan, pemerintah desa mengoptimalkan refocusing anggaran dana desa sektor ketahanan pangan sebanyak 20 persen untuk membuat inovasi alat penghancur gulma tersebut.
Warga Desa Jingah Bujur Sugianor yang semula merancang kapal pencacah gulma menjelaskan kapal pencacah gulma terbuat dari plat besi dilengkapi mesin dan baling-baling tajam untuk pencacah eceng gondok.
"Saat mesin dinyalakan maka baling-baling yang berada di depan kapal akan menabrak eceng gondok dan mencacahnya hingga hancur mengambang di permukaan rawa, membusuk hingga tenggelam menjadi pupuk," terangnya
Kondisi geografis kabupaten HSU yang didominasi oleh dataran rendah dan perairan rawa selalu menghadirkan permasalahan tanaman eceng gondok yang menutup perairan dan lahan membuat warga Desa Jinggah Bujur yang mayoritas bekerja sebagai petani memutar otak untuk mengatasinya.
Dikatakan,satu hari kapal bisa membersihkan sekitar 1,5 hektare lahan yang tertutup eceng gondok. Gulma yang hancur lambat laun tenggelam ke dasar sungai atau lahan yang secara alami menjadi pupuk
Di samping meningkatkan perekonomian, ia juga berharap aktivitas masyarakat, pelaku UMKM warga desa akan kembali pulih.
"Kita berharap inovasi alat penghancur gulma ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan terbukanya lahan pertanian otomatis juga membuka lahan perikanan bagi masyarakat, tujuannya tentu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Sugianor
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Inovasi kapal pencacah tanaman gulma tersebut diikutsertakan dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan 2022.
Kepala Desa Jingah Bujur Hanafi di Amuntai, Rabu mengatakan, kendala tanaman gulma yang menutupi lahan dan alur sungai selalu dihadapi nelayan dan petani setiap tahun.
"Aparat desa bersama warga akhirnya melakukan inovasi membuat kapal penghancur atau pencacah eceng gondok," ujar Hanafi
Ia mengatakan, pemerintah desa mengoptimalkan refocusing anggaran dana desa sektor ketahanan pangan sebanyak 20 persen untuk membuat inovasi alat penghancur gulma tersebut.
Warga Desa Jingah Bujur Sugianor yang semula merancang kapal pencacah gulma menjelaskan kapal pencacah gulma terbuat dari plat besi dilengkapi mesin dan baling-baling tajam untuk pencacah eceng gondok.
"Saat mesin dinyalakan maka baling-baling yang berada di depan kapal akan menabrak eceng gondok dan mencacahnya hingga hancur mengambang di permukaan rawa, membusuk hingga tenggelam menjadi pupuk," terangnya
Kondisi geografis kabupaten HSU yang didominasi oleh dataran rendah dan perairan rawa selalu menghadirkan permasalahan tanaman eceng gondok yang menutup perairan dan lahan membuat warga Desa Jinggah Bujur yang mayoritas bekerja sebagai petani memutar otak untuk mengatasinya.
Dikatakan,satu hari kapal bisa membersihkan sekitar 1,5 hektare lahan yang tertutup eceng gondok. Gulma yang hancur lambat laun tenggelam ke dasar sungai atau lahan yang secara alami menjadi pupuk
Di samping meningkatkan perekonomian, ia juga berharap aktivitas masyarakat, pelaku UMKM warga desa akan kembali pulih.
"Kita berharap inovasi alat penghancur gulma ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan terbukanya lahan pertanian otomatis juga membuka lahan perikanan bagi masyarakat, tujuannya tentu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Sugianor
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022