Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) karena kecemasan investor meningkat menjelang laporan data inflasi utama yang diperkirakan akan menunjukkan harga-harga konsumen tetap tinggi pada Mei, dengan saham pertumbuhan memimpin pasar secara luas lebih rendah.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 638,11 poin atau 1,94 persen, menjadi menetap di 32.272,79 poin. Indeks S&P 500 merosot 97,95 poin atau 2,38 persen, menjadi berakhir di 4.017,82 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 332,05 poin atau 2,75 persen, menjadi ditutup di 11.754,23 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor layanan komunikasi dan teknologi masing-masing tergelincir 2,75 persen dan 2,72 persen, memimpin kerugian.

Ketiga indeks utama mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei. Indeks S&P 500 turun terpuruk 15,7 persen sejauh tahun ini dan Indeks Nasdaq terperosok sekitar 25 persen.



Aksi jual meningkat menjelang akhir sesi. Saham-saham pertumbuhan berkapitalisasi besar memimpin penurunan, dengan Apple Inc dan Amazon.com Inc masing-masing merosot 3,6 persen dan 4,2 persen, dan memberikan tekanan paling besar pada indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Menambah kegelisahan, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik sebanyak 3,073 persen, level tertinggi sejak 11 Mei.

Kenaikan tajam harga minyak baru-baru ini juga membebani sentimen sebelum laporan indeks harga konsumen AS pada Jumat waktu setempat.

"Kami sedang bersiap-siap untuk berita tentang inflasi besok," kata Presiden Chase Investment Counsel, Peter Tuz, di Charlottesville, Virginia.

"Saya melihatnya akan beragam. Jika totalnya tinggi dan angka inti menunjukkan semacam penurunan, saya benar-benar berpikir pasar dapat menguat karena itu akan menunjukkan bahwa segala sesuatunya sedikit berguling."



Data diperkirakan menunjukkan bahwa harga-harga konsumen naik 0,7 persen pada Mei, sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) inti, yang tidak termasuk sektor makanan dan energi yang bergejolak, naik 0,5 persen di bulan tersebut.

Pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya.

Bank sentral telah menaikkan suku bunga jangka pendeknya sebesar tiga perempat poin persentase tahun ini dan bermaksud untuk mempertahankannya dengan kenaikan 50 basis poin pada pertemuannya minggu depan dan lagi pada Juli.

Saham Alibaba Group merosot 8,1 persen setelah afiliasinya Ant Group mengatakan tidak memiliki rencana untuk memulai penawaran umum perdana.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,50 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,07 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Berita sebelumnya, Wall Street mengakhiri sesi bergejolak dengan sedikit lebih tinggi pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), didukung oleh keuntungan di Amazon.com dan saham pertumbuhan berkapitalisasi besar lainnya, sementara berlanjutnya kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga membatasi kenaikan.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 16,08 poin atau 0,05 persen, menjadi menetap di 32.915,78 poin. Indeks S&P 500 bertambah 12,89 poin atau 0,31 persen, menjadi berakhir di 4.121,43 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 48,64 poin atau 0,4 persen, menjadi ditutup di 12.061,37 poin.

Saham Amazon.com Inc terkerek 2,0 persen dan merupakan yang positif terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq setelah pengecer daring itu melakukan pemecahan saham menjadi 20 saham untuk satu saham.

Baca juga: Wall St berakhir turun tajam

Saham Apple Inc menguat 0,5 persen. Raksasa teknologi tersebut pada konferensi pengembang perangkat lunak tahunannya mengumumkan antara lain bahwa mereka akan lebih mengintegrasikan perangkat lunaknya ke dalam sistem mengemudi inti mobil.

Di antara sektor utama S&P 500, sektor konsumen non-primer dan layanan komunikasi memiliki kenaikan terbesar hari ini.

Namun investor tetap fokus pada inflasi dan kenaikan suku bunga. Laporan indeks harga konsumen AS pada Jumat (10/6/2022) diperkirakan menunjukkan inflasi yang masih tinggi, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik pada Senin (6/6/2022).

Sebuah laporan pekerjaan yang solid pada Jumat (3/6/2022) menurunkan harapan jeda dalam rencana pengetatan kebijakan agresif Federal Reserve untuk melawan inflasi.

"Ada gerakan dorong-tarik di pasar sekarang untuk sementara waktu," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago.

Laporan pekerjaan adalah bukti bahwa "ekonomi masih dalam kondisi baik-baik saja," katanya. Tetapi "dengan inflasi yang berjalan agak tinggi dan harga-harga komoditas masih naik dan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa, mungkin puncak inflasi itu masih ada di waktu mendatang."

Membantu sentimen pasar adalah berkurangnya tindakan keras regulasi di China dan tanda-tanda di beberapa bagian China kembali ke aktivitas normal setelah wabah COVID-19 terbesar di negara itu dalam dua tahun.

Baca juga: Wall St berakhir naik tajam

Saham Twitter Inc tergelincir 1,5 persen setelah miliarder Elon Musk mengatakan dia mungkin akan meninggalkan tawaran pembeliannya jika perusahaan media sosial itu gagal memberikan data tentang akun spam dan palsu.

Saham perusahaan China yang terdaftar di AS menguat setelah laporan bahwa regulator China menyimpulkan penyelidikan terhadap raksasa ride-hailing Didi Global Inc dan dua perusahaan lainnya. KraneShares CSI China Internet ETF melonjak 4,7 persen dan Didi Global melejit 24,3 persen.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,64 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,75 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022