Balangan, (Antaranews Kalsel) - Cerita ditemukannya Yatni Fatmawati alias Atni (31) warga Paringin Kabupaten Balangan,  Kalimantan Selatan, istri Siri Syahrudin, yang tewas terkubur di halaman rumah suaminya dengan dicor semen, hingga kini masih menjadi buah bibir masyarakat.
    
Setelah hampir satu bulan keluarga dan polisi mencari keberadaan Atni ke beberapa tempat, akhirnya korban ditemukan oleh anggota Gabungan Satuan Reksrim Polres Balangan dan Unit Resmob Polda Kalimantan Selatan terkubur di samping rumah suaminya, Udin, di Desa Hujan Mas Rt 04, Kamis (14/1) sekitar pukul 14.00 wita.
    
Syahrudin sendiri, kini juga telah tewas akibat kecelakaan lalu lintas di jalan tambang PT Adaro pda 7 Januari 2016.
    
Berdasarkan penuturan Keluarga korban Rahli (33) warga Kecamatan Lampihong, peristiwa yang menggemparkan warga Balangan tersebut berawal, ketika Atni diminta suaminya untuk tidur di rumah istri tuanya, yang kala itu sedang ke Banjaramsin.
    
Hari itu, Jumat (11/12) 2015, Atni pergi ke rumah tempat tinggal istri tua suaminya, selama satu malam.   
    
Sebelum pergi, Atni sempat membuat janji dengan teman-temannya, bahwa pada Sabtu (12/12) akan mengadakan acara masak-masak di Kecamatan Lampihong.
    
"Sebelum pergi menginap ke rumah istri tua suaminya, Atni sempat pamit kepada rekan dan keluarga, untuk menginap dirumah Udin. Saya masih ingat betul, saat pergi Atni mengenakan perhiasan emas 30 gram," katanya.
    
Pada Sabtu (12/12) pagi, rekan Atni mencoba menghubunginya via sms, namun hingga beberapa jam pesan tersebut tidak terkirim dan laporannya gagal terkirim.
    
"Mulai saat itu, kami langsung melakukan pencarian, setelelah tidak menemukan di rumah suaminya, pencarian dilanjutkan ke beberapa rumah keluarga lainnya dan temannya," katanya.
    
Karena tidak bisa menemukan keberadaan Atni, akhirnya pada 5 Januari 2016, Adik Atni, M Rifani, melaporkan peristiwa tersebut ke Polisi dengan pengaduan No : 01 / I / 2016 / SPK / Sek Lampihong.
    
Berdasarkan laporan tersebut, polisi akhirnya memanggil Udin, untuk dimintai keterangan, karena belum ada bukti, akhirnya suami Atni pun dipersilakan pulang.
    
Tak berselang lama, Pada Kamis (7/1) Syahrudin ditemukan tewas, diduga akibat kecelakaan di jalur houling tambang PT Adaro, Desa Tamuang Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong.
    
Hingga kini tewasnya suami Atni, dalam kondisi yang sangat mengenaskan, paha dan kaki remuk di masih dalam penyelidikan Kepolisian Resort Tabalong dan Balangan.
    
Tewasnya Udin tersebut, seakan menjadi petunjuk bagi keluarga untuk lebih gencar melakukan pencarian terhadap Atni. Keluarga, memiliki firasat bahwa Atni, sudah tidak ada lagi.
    
Setelah dilakukan pencaraian, akhirnya polisi berhasil menemukan Atni dalam kondisi tidak bernyawa terkubur di halaman rumah suaminya, dengan cara dicor semen.
     
Keluarga menduga, Atni dibunuh oleh suaminya sendiri, dan karena merasa bersalah, Udin-pun bunuh diri dengan membiarkan dirinya tertabrak di jalan tambang PT Adaro.

      Terlibat Utang

    
Keluarga korban menduga, peristiwa yang mengerikan tersebut berawal dari masalah utang piutang antara suami istri, yang telah menjalin hubungan rumah tanggal selama dua tahun tersebut.
    
Beberapa hari sebelum kejadian, Atni sempat menagih uang hasil penjualan emas miliknya seberat 25 gram yang dipinjam suaminya, untuk modal beternak ayam.
    
Rencananya uang tersebut, untuk menambahi membeli sepeda motor baru, setelah Atni berhasil menjual sepeda motor lamanya dengan harga Rp11 juta.
    
Uang hasil penjualan sepeda motor lama tersebut, sempat diberikan Atni ke suaminya sebanyak Rp10 juta, dengan harapan uang tersebut bisa menjadi tambahan uang Atni dari hasil penjualan emas seberat 25 gram, dan bisa dibelikan sepeda motor baru.
    
Namun sebelum harapan tersebut terwujud, Atni sudah menghilang, karena tidak tahu rimbanya, keluarga korban pun meminta kembali uang Rp10 juta tersebut ke Udin, dan uang itupun diberikan Udin sebelum kemudian dia-pun tewas kecelakaan.
   
 Udin merupakan pengusaha peternakan ayam, namun dalam beberapa bulan terakhir, usaha tersebut bermasalah dan kurang menghasilkan.
    
Sementara Atni, terus berupaya menagih uang penjualan emas tersebut ke Udin, sehingga permasalahan tagih menagih pinjaman emas sering menjadi masalah mereka berdua.
    
Atni, selama menjadi istri Udin, tinggal di rumahnya sendiri dengan berkecukupan.
    
"Kami menduga, persoalan tersebut memicu pertengkaran di antara keduanya, hingga terjadilah pembunuhan tersebut," katanya.
    
Namun demikian, tambah dia, pihaknya akan tetap menunggu hasil penyelidikan polisi, hingga peristiwa yang sebenarnya terungkap.
    
Kapolres Balangan berharap, kedua belah pihak keluarga dan masyarakat agar menahan diri, dan tidak melakukan provokasi maupun dugaan-dugaan yang bisa memunculkan masalah baru.
    
"Kita tunggu hasil otopsi, dan penyelidikan selanjutnya, kami pastikan bahwa kami tidak tinggal diam, dan kami akan berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk mengungkap kasus ini hingga selesai," tegas Kapolres Balangan AKBP Sudrajad Hariwibowo SIK.



Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Roly Supriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016